BuKek Kang Sinkang -- Goresan di Sehelai Daun -- Mustika Kemala Pelangi -- Nilai Lebih dan Keindahan Cerita Silat -- Tokoh Tokoh Dunia Persilatan -- Bedah Karakter Kreasi Gu Long -- Kitab Sakti Naga Kuno (Gu Long Cin Keng) -- Usia, Faktor Penentu Selera dalam Memilih Cersil. Proyek keroyokkan: Gambar di Langit Kamar: Sebuah Kerangka di dalam Gua.
Singkatcerita jenasah si kakek berhasil di kubur Han Li di depan gua tersebut. Kemudian Han Li memasuki kembali gua tersebut guna menyelidiki lebih jauh goresan-goresan yang tertera di dinding gua. Begitu memasuki kembali gua itu, tanpa sengaja pandangan Han Li mengarah ke tempat samadhi si kakek tua.
Search Cerita Silat Penginapan Pintu Naga. Serial Bu Kek Sian Su (6) BOE KIE Karya : CHING YUNG Terjemahan: Boe Beng Tjoe Jilid 6 (Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212) Kutunggu Di Pintu Neraka 077 "Tidak, Ayah Awan yang melayang jauh diangkasa disertai warna sinar yang memerah dengan cepatnya menembus seluruh permukaan kota itu dan menyinari pintu loteng sebuah bangunan yang amat besar sekali
CeritaSilat; Rasa Lelahku Part 1 (Bullying) Rumah Kedua (Part 1) jika terbawa sulit melihat langit kebijaksanaan dalam pelukan pemilik alam, hanya langit memahami isi hati. Kitab langit serupa kitab air, tak nyata tapi ada. Tioning, mengutarakan isi hatinya kepada Pertapa Daun Salju, mohon ijin untuk menuju Bukit Embun, menemui filsuf
DaftarLengkap Cerita Silat Karya Asmaraman S. Kho Ping Hoo dan penulis Indonesia lainnya (serial maupun judul lepas) yang bisa Anda beli dalam bentuk buku cetak untuk koleksi. Daftar ini ditulis karena ada beberapa dari Anda yang memintanya, meskipun di dalam halaman fanpage di tab (kotak kecil) notes sudah Saya tuliskan.
ztqtV. Serial Pendekar Rajawali Sakti Pendekar Rajawali Sakti adalah nama julukan dari Rangga Pati, seorang pendekar sakti yang dalam petualangannya membasmi kejahatan ditemani oleh seekor burung rajawali raksasa yang sakti. Sinopsis Pendekar Rajawali Sakti Rangga Pati adalah putra dari adipati Karang Setra dan Ibunya bernama Tunjung Melur. Dikisahkan di awal bahwa pada saat Rangga berumur lima tahun, bersama kedua orang tuanya mereka hendak mengunjungi kakeknya. Naas, di tengah perjalanan mereka dicegat oleh pentolan golongan hitam yang sangat kejam dan telengas berjuluk Iblis lembah tengkorak. Penjahat nomor wahid ini dengan kejamnya telah membunuh ayahnya Rangga melalui pertarungan yang tidak imbang, serta memperkosa dan membunuh Ibunya di depan mata. Rangga kecil yang tak berdaya kemudian ditendang ke dalam jurang Lembah Bangkai. Namun takdir berkata lain. Alih-alih si Rangga kecil hancur lumat dalam jurang, dia justru diselamatkan oleh seekor Rajawali Sakti yang kemudian mengobati dan mengajarinya olah kanuragan. Serial Pendekar Rajawali Sakti Rajawali sakti ini dulunya adalah peliharaan dari Pendekar Rajawali Sakti yang hidup di seratus tahun lalu dan merupakan pendekar tanpa tanding hingga akhir hayatnya. Selama lima belas tahun lamanya Rangga hidup di dasar lembah bangkai bersama sang Rajawali. Selain dilatih ilmu silat oleh Sang Rajawali, dalam kesehariannya Rangga diberikan makanan berupa jamur yang mempunyai khasiat memperkuat tenaga dalamnya. Setelah lima belas tahun berlalu dan Rangga berumur dua puluh tahunan, dia dibawa ke sebuah gua yang masih bertempat di lembah bangkai juga. Gua tersebut adalah peninggalan dari Sang Pendekar Rajawali,tuan dari Rajawali yang terdahulu. Di sana Rangga menemukan kitab yang ditulis oleh sang pendekar Rajawali berisi inti sari dari keseluruhan ilmu silat yang dipunyainya. Selain itu juga dia mendapatkan sebilah pedang sakti berukir kepala Rajawali peninggalan sang pendekar. Akhirnya Rangga berlatih di situ kurang lebih lima tahunan sampai ilmu kanuragannya maju pesat mencapai kesempurnaan yang bahkan melebihi dari Pendekar Rajawali Sakti yang terdahulu. Jurus andalan dari Rangga adalah jurus Rajawali Sakti yang terdiri dari lima bagian, yakni Jurus Cakar Rajawali Jurus Sayap Rajawali Membelah Mega Jurus Rajawali Menukik Menyambar Mangsa Jurus Pukulan Maut Paruh Rajawali Jurus Seribu Rajawali Jurus yang terakhir jurus seribu rajawali adalah jurus pamungkas ciptaannya yang merupakan gabungan atau intisari dari keempat jurus terdahulu. Akhirnya setelah berumur dua puluh lima tahun Rangga baru turun dari tempat semedinya dengan menggunakan julukan Pendekar Rajawali Sakti setelah mendapat restu dari roh pendekar rajawali sakti terdahulu. Itulah sinopsis atau gambaran tentang Pendekar kita; Pendekar Rajawali Sakti. Untuk mengikuti sepak terjangnya di dunia kangouw silakan anda baca semua episodenya yang saya sertakan di bawah ini. Selamat menikmati. Download Cersil Serial Pendekar Rajawali Sakti Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 01 iblis lembah Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 02 bidadari sungai Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 03 sepasang walet Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 04 kitab tapak Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 05 naga Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 06 prahara gadis Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 07 pertarungan di bukit Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 08 iblis berwajah Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 09 manusia bertopeng Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 10 pengantin Pendekar Rajawali Sakti
Jilid 10Si orang tua tak mempunyai betis, ia berdiri dengan menggunakan kedua lututnya, Rambutnya yang panjang terurai-urai tak terurus, Kedua matanya kosong, karena biji matanya telah dicongkel keluar Kedua lengannya terbelenggu dengan dua lingkaran besi yang dijepitkaiL Suara dari lingkaran besi tadi adalah suara mata rantai jika orang itu keadaan si orang tua itu. Co Hiong berpikir "Orang yang telah begini cacad, dan terbelenggu dengan rantai besi di dalam gua masih dapat hidup?" Lalu ia menjawab pertanyaan si orang tua "Aku telah menderita luka parah, dan mungkin lekas mati. Bagaimanakah aku dapat mencelakakan orang lain? Lagi pula, aku tak kenal mengenal dengan kau dan tiada alasan menjadi musuh satu pada yang lain."Ketika itu kudanya berbunyi, dan si orang tua menanyai "Apakah kau datang dengan berkuda?"Co Hiong coba bangkit tetapi sia-sia, karena ia tak bertenaga lagi. ia menyahut "BetuL Kuda itu... aku... aku yang tunggangi. h Si orang tua tertawa dan berkata lagk "Apakahkau ingin hidup atau mati?""Mati atau hidup bagiku tak menjadi soal lagi!" sahut Co ramah tamah si orang tua berkata "Jika kau ingin mati, mudah sekali, Aku hanya pukul lambungmu sekali, kau segera mati, Atau aku potong buntung kaki tanganmu, dan paksa kau'tinggal bersama aku seterusnya di dalam gua ini. Tetapi jika kau masih ingin hidup, aku dapat menyembuhkan luka-lukamu, dan juga akan menurunkan kepandaianku kepadamu Tapi ada satu syarat yang harus kau sanggupi melaksanakannya."Dengan tersenyum Co Hiong menyahut "Aku khawatir kau tak dapat menyembuhkan luka-lukaku yang berat ini." Lalu si orang tua itu meraba-raba seluruh tubuhnya Co Hiong dan berusaha menyelidiki letak luka-lukanya. Kemudian ia berkata lagi "Betul! Jago-jago silat di kalangan orang-orang sakti yaitu di kalangan Bu Lim yang dapat menyembuhkan luka-lukamu ini jarang sekali, Kau telah dibikin lumpuh dengan ilmu yang melukai jalan-jalan darah dan urat nadi dengan menembusi tulang-tulang, ilmu melukai dan melumpuhkan musuh ini hanya dipunyai oleh sedikit orang, dan untung sekali orang yang telah melumpuhkan kau ini kepandaiannya atau silatnya tidak tinggiOleh karena itu, kau masih dapat ditolong ilmu melukakan melalui tulang-tutang ini diciptakan pada tiga ratus tahun berselang oleh seorang sakti dari pegunungan Altai yang bernama San Im Shin Ni. Kemudian San Im Shin Ni itu pernah mengadu ilmu silat terhadap Hian Kie Cin Jin, seorang jago silat nomor wahid di kolong langit di zaman itu. Mereka bertempur selama tiga hari tiga malam, Meskipun pertarungan telah berlangsung lebih dari lima ratus jurus, namun masih belum ada yang kalah atau yang hari keempat, masing-masing telah menggunakan ilmu tenaga dalamnya yang berangsur-angsur kedua-duanya telah menderita luka parah. Mereka mengetahui bahwa tak dapat hidup lebih lama lagi, dan pada saat itu mereka berubah menjadi kawan, dengan masing-masing berjanji menurunkan silatnya masing-masing yang tinggi, dan dicatat dalam tiga kitab yang diberi nama "Kui Goan Pit dalam beberapa ratus tahun kemudian, semua jago-jago silat dari kalangan Bu Lim berusaha sekuat tenaga mencari kitab-kitab tersebut Tetapi menurut pahamku, sehingga dewasa ini, belum ada orang yang berhasil memperoleh kitab Kui Goan Pit Cek itu. " ia tidak melanjutkancerita nya. ia merenung sejenak, lalu menanya Co Hiong "Sebetulnya orang yang telah melukakan atau melumpuhkan kau ini siapakah?" Co Hiong sebenarnya pernah mendengar kitab Kui Goan Pit Cek dari Souw Peng Hai dan dari ayah ang-katnya. penuturan tentang kitab tersebut yang diberikan oleh orang tua itu semuanya cocok. ia menjadi tertarik akan pembicaraan orang tua itu. ia berpikir "Orang tua ini, meskipun telah kehilangan kedua betisnya, kedua matanya, dan hidup terantai di dalam gua ini dengan lengan kanannya juga sudah menjadi lumpuh, tetapi ia masih dapat hidup dengan hanya satu tangan kirinya. Ia pasti bukan orang sembarangan ia mungkin seorang sakti dengan ilmu silat yang tinggi luar biasa. "Dengan pendirian itu, ia menjawab pertanyaan si orang tua "Aku betul telah dilukai dengan cara yang curang. Tentang siapa orangnya, aku masih belum dapat ingat"Si orang tua tadi menanya, ia duduk termenung, seolah- olah memikirkan peristiwa-peristiwa yang lampau, dan menyakitkan ia membentak "Sebetulnya kau ini siapa?Mengapa kau dapat mencari tempatku di sini?! Bukankah kau dari partainya Leng Yan, karena aku yakin bahwa ia akan menggunakan segala siasat busuk untuk mencuri dan mempelajari ilmuku." ia gemetar ketika membentak ia taruh tinjunya di atas dadanya Co Hiong, Kalau tangannya digerakkan hanya satu tumbukan, maka Co Hiong akan segera menjadi mayat!Seperti telur di ujung tanduk, Co Hiong yakin bahwa segera ia menjadi tewas jika si orang tua betul-betuI menumbuk d ada nya. Entah mengapa Co Hiong pada ketika itu ingin hidup lagi untuk membikin pembalasan kepada orang yang telah membikin ia lumpuh, Dengan nada memohon ia menyahut "Kalau kau ingin membunuh aku, bunuhlah Aku telah dibikin lumpuh oleh orang yang aku tak ingat lagi, dan aku pun tidak sengaja datang ke mari. Kudakulah yang membawa aku kemari dalam keadaan setengah sadar, Tentang Leng Yan itu siapa, aku tidak mengenalnya, Aku pun tidak mempunyai maksud datang ke sini untuk mencuri kepandaian atau ilmu, jiwaku ini beradt di tanganmu ini, Kau dapat berbuat segala apa terhadap aku."penjelasan itu telah banyak meredakan si orang tua yang bicara kepada dirinya sendiri ilmu memukul urat nadi dan melukai jalan darah dengan melalui tulang-tulang yang diciptakan oleh San Im Shin Ni dari pegunungan Altai, disampingku ini, si pendeta tua, hanya muridku yang durhaka itu, bernama Sin Hut Leng Yan, yang mengetahui Mustahil di kolong langit ini ada orang yang ke tiga mengetahuinya ?"Dengan tidak diminta Co Hiong menyahut "BetuI tentu, Semua ilmu atau kepandaiannya San Im Shin Ni telah dituturkan di dalam kitab Kui Goan Pit Cek, bukan? Menurut pendapat ku, ilmu seperti apa yang kau derita ini tentu juga terdapat dalam kitab itu, jika ada orang yang telah berhasil memperoleh kitab mujizat itu, maka orang itu dapat menggunakan ilmu itu." i Si orang tua menarik napas panjang sebelum berkata Iflgi "Jika orang itu berhasil memperoleh kitab Kui Goan Pit Cek, maka orang itu dapat mempelajari dan memahami semua ilmu dari Hian Kie Cin Jin disamping !1mu- ilmunya San Im Shin Ni, dan dengan demikian dapat menjagoi di kolong langit"Sikap dan wajah orang itu menunjukkan bahwa ia khawatir sekali, bahkan iri hati kalau kitab Kui Goan Pit Cek itu betul- betul telah diketemukan orang, "Hai! Orang tua yang cacad ini masih ingin menjagoi di kolong langit!" demikian pikirnya, Dengan tidak terasa ia berkata "Jika kitab Kui Goan Pit Cek itu belum diperoleh orang, mungkin kau juga tidak dapat menjagoi di kolong langit!"Ejekan tersebut membikin si orang tua itu marah lagi, ia membentak "Siapa bilang tidak bisa?!" Lalu ia kebat tangan kirinya yang ia masih dapat gunakan dengan leluasa, segera terdengar batu dan tanah dari tembok gua itu gempur dan jatuh ke tanah!Co Hiong terkejut menyaksikan tenaga yang luar biaa dahsyatnya itu, ia berpikir "Lihay betul! Orang tanpa kaki tanpa mata dan hanya mempunyai lengan kiri mempunyai tenaga yang luar biasa hebatnya! Mungkin ayah angkat dan guruku, Souw Peng Hai, juga tak dapat menandingi dia!"Dengan suara yang menunjukkan kegemasannya, si orang tua itu berseru "Jika aku si tua bangka ini tidak dianiaya orang yang busuk, aku pasti telah berhasil memperoleh kitab Kui Goan Pit Cek itu. Setelah aku pelajari semua isi kitab itu, aku bakar habis, dan aku pasti menjagoi di kalangan Bu Lim!"Co Hiong terkejut melihat sikap yang tamak dari si orang tua itu, ia menduga bahwa si orang tua telah dirantai di dalam gua oleh musuh-musuhnya, dan bahwa si orang itu sangat berangasan dan congkak sehingga banyak orang yang membenci pada nya. ia mengetahui pula orang tua itu mudah diobor, ia sengaja mengejek lagi Tetapi aku masih juga tak yakin kau bisa berhasil mencari kitab itu!"Si orang tua menyahut dengan beringas "Kau tidak pereaya omonganku? Semua yang aku telah uraikan dapat aku buktikan sekarang!""Aku dapat menyembuhkan kau sekarang asal saja kau menyanggupi melakukan suatu urusan untuk aku," kata orang tua itu,Co Hiong menanyai "Syarat apakah yang aku harus tunaikan?""Aku menghendaki kau sebagai muridku dan tinggal bersama-sama aku di dalam gua ini selama satu tahun. itulah syaratku!" kata si orang Hiong berpikir sejenak, lalu menyahut "Syarat itu tidak berat Aku tentu dapat melakukannya."Si orang tua berkata lagi "Di dalam satu tahun itu aku akan mengajarkan semua ilmu silat dan kepandaianku kepadamu, Dan setelah satu tahun, aku yakin betul bahwa ilmu dan kepandaianmu telah mencapai puncak kesempurnaan Dan kau harus pergi membunuh mati Suhengmu kakakseperguruan dan kepalanya kau harus bawa kepadaku, Apakah kau sanggup dan berani me- lakukannya?"Co Hiong tak dapat menjawab karena ia berpendapat bahwa perbuatan membunuh itu sangat kejam, dan bahwa menurut sepengetahuannya, belum pernah ada seorang guru silat yang menyuruhnya membunuh saudara satu lengan kirinya si orang tua itu mengangkat tubuhnya Co Hiong sambil membentak" Apakah kau tahu bahwa Suhengmu itu telah melanggar perbuatan kesusilaan! ia takut aku menghukum pada nya, ia telah meracuni aku, memotong buntung kedua betisku, dan mencongkel keluar kedua biji mataku. ia juga meran-taikan aku di dalam gua ini selama tiga puluh tahun lebih, Cobalah kau pikir, apakah perbuatannya itu tidak kejam! apakah ia tidak harus dibunuh? Sebagai seorang guru aku harus menghukum muridnya yang durhaka, bukan? ia telah perlakukan gurunya seperti ini!Apakah ia tidak harus dibunuh?"Barulah, Co Hiong mengetahui bahwa orang tua ini telah dianiaya muridnya sendiri ia segera menyahut "Murid yang durhaka itu memang harus dibunuh! Teceu pasti akan membunuh ia untuk membalas kekejamannya terhadap Suhu!jawaban itu membikin si orang tua sangat girang, ia lepaskan cekalan tangannya yang mengangkat Co Hiong tadi dan berkata dengan tenang "Suhengmu yang durhaka itu sudah tinggi sekali ilmu silatnya. Dengan ilmu silatmu yang kau punyai sekarang, aku khawatir akan kau tak dapat melawan dia. Yang aku hendak ajarkan kepada kau ialah ilmu silat dari San Im Shin Ni dari pegunungan Altai, Semasa aku masih muda, aku pernah pergi ke daerah ke sebelah barat dan dengan tak disengaja aku telah dapat mencari tempat berlatihnya San Im Shin Ni, dan dengan beruntung aku menemui sebuah catatan-catatan tentang ilmu sifat dari San Im Shin Ni yang sakti lalu mempelajari ilmu yang tereatat di dalam kitab catatan itu, dan setelah berlatih masak-masak jurusku rus dari jurus ilmu silat tersebut, aku telah menjadi seorang jago silat yang luar biasa, Namun, ilmu yang aku telah pahami tidak sempurna jika tidak ditambah dengan ilmu-ilmu yang tertulis di dalam kitab Kui Goan Pit Cek. Aku dipenjara di dalam gua itu, dan tidak lantas dibunuh oleh muridku yang jahat dan kejam itu, karena ia masih berharap membujuk aku mengajari ia ilmuku yang tinggi!"Co Hiong mendengar penuturan itu dengan penuh perhatian, dan hampir ia lupa kepada luka-luka yang ia sedang derita, Si orang tua itu, meskipun sudah hilang kedua matanya, akan tetapi dengan ilmunya yang tinggi, hanya dengan mendengar hembusan angin ia dapat juga mengetahui gerak-geriknya Co Hiong, Oleh karena itu ketika Co Hiong coba bangkit, ia segera memegang tubuhnya dan menanyai "Kau mau berbuat apa?"Dengan meringis Co Hiong menjawab "Teecu hendak bangun, tetapi tidak bisa, Rupanya di dalam tubuhku luka-luka ini makin hebat, karena Teecu murid merasakan makin sakit Dengan bergerak sedikit saja, Teecu merasa sakit di seluruh tulang-tulang!"Dengan tersenyum si orang tua berkata "Aku lupa mengobati kau." Lalu ia balikkan tubuhnya Co Hiong agar ia berbaring tiarap, Pertama ia menggunakan cara membebaskan delapan jalan darah penting di dalam tubuhnya, Setelah darah beredar lagi melalui jalan-jalan darah itu, ia mulai membebaskan delapan belas pipa darah dan delapan belas urat syaraf yang penting di dalam tubuh dan kaki tangan, dan yang mengendalikan jantung, paru-paru, ginjal dan sebagai nya. Kakek itu melakukan cara pengobatan itu dengan memijat, memencet, mengurut dan menggosok bagian-bagian yang perutDengan tak terasa lagi Co Hiong tertidur ia terus tidur selama lebih kurang delapan jam, dan ketika ia mendusin, ia merasa tidak sakit Iagi, ia buka kedua matanya, dan mencoba bangun, ia merasa masih lemas, seolah-olah orang yang baru sembuh dari penyakit berat Dengan tersenyum kakek berkata "Sekarang aku harus menggosok seluruh tubuhmu agar darahmu beredar dengan leluasa, Untung kau telah berada di sini pada waktunya, Jika tidak maka orang tidak akan dapat melihat kau lagi!" Co Hiong hanya diberikan air minum, dan kemudian ia tertidur lagi, Selama tiga hari Co Hiong hanya diberikan air minum, dan setiap hari sang kakek menguruti seluruh tubuhnya Co hari ke-empat Co Hiong baru diberikan obat yang terdiri dari daun-daun obat-obatan, dimasak dan diminum airnya, Setelah lewat sembilan hari dan selama itu Co Hiong selalu berbaring, pada suatu pagi orang tua itu berkata "Nah, sekarang kau dapat bangun, dan boleh makan apa saja yang kau mau, Aku telah mengobati kau dan menjaga kau selama sembilan hari, aku pun merasa letih, Aku harus beristirahat Esok pagi aku mulai mengajarkan kau ilmu silat!" Lalu ia pun berbaring di tanah dan coba tidurPernyataan itu sangat menggirangkan Co Hiong, ia segera bangun, ia tak terhingga girangnya, karena ia merasa sehat dan segar kembali, Seluruh sakit di dalam tubuhnya hilang, dan ia pun merasa tenaganya telah pulih sebagaimana sediakala, ia coba berjalan-jalan di dalam itu, ia pun menyelidiki keadaan di dalam gua yang hanya seluas tiga kamar biasa, Rantai yang mengikat si orang tua itu terpendam di dalam tembok gua, dan rantai itu cukup panjang untuk kakek bergerak di dalam gua tersebut Di satu sudut terletak satu keranjang penuh dengan makanan dan buah-buahan, satu gentong yang penuh dengan air bening dan bersih, Co Hiong merasa heran dari mana makanan, buah-buahan dan air minum itu,Keesokan paginya, si kakek mulai mengajarkan ilmu silat kepada Co Hiong, dan selama mengajarkan itu sang kakek tidak bicara, tetapi dengan tekun dan penuh perhatian mengajarkan jurus-jurus yang sulit kepada muridnya, Co Hiong mengerti akan sikap dan tabiat orang tua itu. Orang yang dikurung di dalam gua bisa menjadi ganjil dan aneh sikap dan tabiatnya. Jika orang yang kurang kuat syarafnya, mungkin orang itu sudah menjadi gila dikurung di dalam gua selama puluhan tahun. Dengan paham ini. Co Hiong bertekad akan bersikap sabar dan taat terhadap kata-kata gurunya,Pada saat malam orang tua itu mulai menanya riwayatnya Co Hiong, ia terpaksa membuat suatu riwayat barunya atau palsu, Demikian tuturnya "Ayahku sebenarnya mempunyai satu bengkel senjata, Karena ia mempunyai musuh, maka pada suatu hari bengkel nya dibakar oleh musuhnya yang dibantu kawan-kawannya. Untuk membela diri dari pembakaran dan perbuatan yang kejam itu, ayahku telah melawan dan tewas dalam pertempuran ilu. ibuku tak ingin hidup sebagai janda, ia pun membunuh diri Aku dapat meloloskan diri dan kabur ke arah barat, dan telah masuk ke daerah pegunungan Ci Lian San dengan maksud menghindari pengejaran musuh. "penuturan itu lebih dahulu ia karang masak-masak, maka ia dapat menuturkannya dengan lancar Tapi si orang tua mendengar akan penuturan itu, ia menjadi gemas sekali, ia berkata dengan murka "Jika kau ingin membalas dendang kau harus belajar dengan tekun serta rajin. Aku tidak omong besar, jago-jago silat pada dewasa ini yang dapat menandingi aku hanya beberapa gelintir saja. " ia berhenti, lalumeneruskan "Apakah yang melukai kau itu juga musuh- musuh besarmu?"Co Hiong menyahut "Teecu belum melihat wajah-nya, tapi ia telah membikin Teecu tak berdaya, Apakah musuh-musuh yang mengejar itu yang melukai aku? Aku pun tak mengetahuinya."Si orang tua tidak menanya lebih jauh, ia terus memberikan petunjuk-petunjuk dari jurus-jurus ilmu silat Hiong memang sangat pintar dan sangat cerdas, maka setelah ia dilukai dengan hebat yang hampir-hampir ia harus tebus dengan jiwanya, ia belajar dan memperhatikan segala sesuatu yang diajarkan bulan telah berselang, orang tua itu juga mulai berubah sikapnya, dan perlahan demi perlahan ia pandang Co Hiong seperti anak kandungnya, Pada suatu hari orang tua itu berkata "Kau telah menjadi muridku, aku pun menganggap kau seperti anak kandungku Mungkin kau juga ingin mengetahui namaku, dan aku pun ingin mengetahui nama gurumu yang dahuIu."Co Hiong menjadi bingung dan sangsi, ia berpikir "Celaka!Orang tua ini betul-betul ganjil, Aku telah belajar ilmu silat selama hampir satu bu!an, dan ia jarang sekali bicara meskipun dalam soal apa sekalipun Aku harus jangan bikin ia menjadi gusar lagi."Kemudian si orang tua tersenyum dan berkata "Ka-lau aku tak menerangkan aku ini sebetulnya siapa, kau takkan dapat mengetahuinya, karena di kalangan Kang-ouw juga tidak seberapa orang yang mengetahui aku."Dengan tersenyum Co Hiong berkata "Suhu yang berilmu silat tinggi telah terasing dari kalangan Kang-ouw sudah puluhan tahun tentu saja tidak banyak orang yang mengetahui nama suhu, Tetapi emas yang murni tak usah diuji."Apakah kakek itu senang mendengar omongannya Co Hiong, Tapi tidak bicara apa-apa. ia rupanya sedang merenungkan peristiwa yang lampau, Barulah kemudian ia menarik napas panjang dan berkata "Selama berpuluh-puluh tahun aku telah melatih ilmu silat dengan maksud menjagoi di kalangan Kang-ouw. Oleh karena itu, selainnya urusan atau berlatih ilmu silat, aku pusingkan urusan atau pekerjaan telah urusi kuil Toa Ciok Sie kepada suhengmu, Leng Yan, agar aku dapat mencurahkan semua perhatianku kepada ilmu silat saja, kemudian setelah aku menjadi mahir betul, aku harus berkecimpungan di kalangan Bu Um. Aku turun gunung dan dengan seorang diri berkeliling di banyak tempat Pada dewasa ini partai silat Siauw Lim dan partai silat Bu Tong yang paling terkenaI. Untuk menguji kepandaian silatku, aku bermaksud melawan jago-jago silat dari partai tersebutPertama aku pergi ke propinsi Hupeh dan mencari markas partai silat Bu Tong, sebetulnya aku tak mempunyai musuh atau dendam terhadap orang lain, Maksudku tidak lain hanya hendak menguji ilmu silatku saja, Untuk maksud itu aku menyamar sebagai seorang dari kalangan Kang-ouw. Pada suatu malam aku menerobos masuk ke dalam kuil Sam Goan Koan, markas partai silat Bu Tong, yang terletak di atas puncak Cit Seng Hong di pegunungan Bu Tong San, dan aku sendiri melawan empat jago-jago dari partai Bu Tong dengan hanya menggunakan kedua tangan, sebaliknya lawan- lawanku menggunakan pedang,Aku dapat melayani mereka berempat Selama lebih kurang tiga ratus jurus, dan mereka tak berhasil menundukkan aku." Di sini ia tampaknya sangat gembira mengingat zaman emas nya, dan merasa bangga dapat melawan empat jago- jago silat dari partai Bu Tong yang sangat terkenal Hiong segera dapat mengetahui bahwa gurunya ini tidak jahat, ia hanya ingin menguji kepandaian silatnya, ia berkata "Suhu dengan tanpa senjata melawan empat sayhu guru silat dan boleh dikatakan selama seratus tahun belakangan ini tidak akan terjadi seperti yang suhu alami itu. Jika peristiwa itu tersiar pasti akan menggemparkan kalangan Bu Lim."Si orang tua goyang-goyang kepalanya sambil menarik napas, ia berkata Tetapi meskipun keempat sayhu dari partai silat Bu Tong itu tidak terkalahkan olehku, mereka menjadi gusar karena tak dapat menawan aku. sebetulnya setelah bertempur hampir tiga ratus jurus tidak ada lagi yang kalah, aku pun ingin berhenti bertempur Lagi pula ketika itu hampir fajar Aku segera menerjang keluar dan dapat melewati semua penjagaan yang rapat Dari pegunungan Bu Tong sana aku menuju ke pegunungan Siong San di mana terletak kuil Siauw Lim Sie." Co Hiong menanyai "Apakah suhu juga bertempur melawan jago-jago partai silat Siauw Lim? Teecu pernah dengar orang bereerita bahwa letaknya kuil Siam Lim Sie"di pegunungan Siong San itu, Dalam kuil Siauw Lim Sie banyak sekali Hweeshio-hweeshio. Banyak juga jago-jago silat yang tertawan di dalam kuil itu, karena jarang sekali"Jago-jago silat berhasil meloloskan diri dari kuil itu."Si kakek tertawa gelak-gelak dan menjawab "Hwee-shio- hweeshio di dalam kuil Siauw Lim Sie betul-betul lihay sekali silatnya dan terkenal di kalangan Bu Lim. Di dalam kuil itu ada kamar yang namanya Cong Keng Kok, Semua surat-surat penting tersimpan di dalam kamar ituu Begitu aku masuk ke dalam kuil, kebetulan sekali aku masuk ke dalam kamar Cong Kek Kok itu, Dengan demikian aku telah menimbulkan kemurkaan mereka, aku diserang sekaligus oleh lima guru silat dari kuil itu, pertempuran itu betul-betul dahsyat!" Bereerita sampai di sini ia tampak sangat gembira, dan menutur sambil mempetakan dengan lengan kirinya dan gerak tubuhnya memperlihatkan tangkisan atau serangannya ketika melawan lima guru Siauw Lim Sie itu."Dengan tangan kosong aku telah berhasil tandingi empat guru dari partai silat Bu Tong, Lima guru partai Siauw Lim pun tak dapat menggempur gurumu ini." ia meneruskan sambil menepuk-nepuk dada dengan lengan yang tinggal sebelah itu. "Dalam kalangan Bu Lim di kala itu ada tiga partai yang terkenal, dan partai silat Siauw Lim menduduki tempat pertama, Lima guru silat Siauw Lim itu semuanya bukan main lihaynya, tapi dengan tangan kosong aku dapat melawannya selama dua ratus jurus lebih, bahkan soal satu diantaranya aku telah tendang jatuh satu dari mereka,Akan tetapi pikirnya karena aku dapat menaklukkan mereka, aku merasa bahwa aku masih kurang pengalaman Aku terus mengembara ke daerah barat, dan berkelana ke beberapa propinsi-propinsi di sebelah barat selama sepuluh tahun lebih, Pada suatu hari dengan tidak disengaja aku tiba di tempat berlatihnya San Im Shin Ni, di mana aku beruntung menemui buku catatannya yang memuat segala siasat dan jurus-jurus silat Aku terus berdiam di pegunungan Altai untuk selama tiga tahun berlatih ilmu silat menurut petunjuk-petunjuk dari kitab catatan merasa diri mahir betul, aku kembali ke kuil Ciok Sie di pegunungan Ci Uan San. Lalu aku mulai mengajarkan Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong, Leng Hai dan Leng Kong tidak senang terhadap mereka ber-dua. Aku lebih sayang kepada Leng Yan yang cerdas. Tetapi aku tak menyangka Leng Yan yang aku sayang itu telah berlaku durhaka dengan memotong buntung kedua betisku, mencongkel keluar kedua biji mataku, dan membelenggu aku dengan rantai ini di dalam gua ini selama tiga puluh tahun!" ia berhenti dan menggebrak tanah dengan sangat geregetnya mengingat kekejamannya murid itu, Lalu ia mencengkeram pundaknya Co Hiong, dan menanya dengan suara keras "Suhengmu itu Leng Yan, betul-betul durhaka, ia telah meracuni aku, dan membikin aku cacad! Tidak kejamkah!?"cengkeraman di pundaknya membikin Co Hiong tak dapat berkutik ia menjerit kesakitan "Suhu! Suhu! Lepaskanlah cengkeramanmu. Teecu ini Co Hiong, bukannya Leng Yan!"Si kakek perlahan-lahan lepaskan cengkeramannya, dan berkata "Maaf, aku lupa bahwa kau adalah muridku yang baru aku terima. Dalam gusarku aku telah lupa akan perbuatanku!"Co Hiong baru merasa lega setelah orang tua itu melepaskan cengkeramannya, tetapi ia menyengir karena sakit."Aku lupa, aku betul-betul lupa jika mengingat muridku Leng Yan, yang durhaka dan kejam itu, sekarang bersama sutenya, Leng Hai dan Leng Hong, ia memimpin kuil Toa Ciok Sie di salah satu puncak pegunungan Ci Lian San ini. Apakah kau ingin mengetahui gurumu ini siapa?" berkata si orang tidak berani," kata Co Hiong,"Hei! sebagai murid kau harus menanyakan siapa dan apa nama gurumu!" membentak si orang tua, sambil memegang pundaknya Co Hiong dan mendorongnya keluar pegangan di pundak itu lebih lihay daripada totokan, karena Co Hiong segera merasa lumpuh seluruh tubuhnya,Co Hiong berpikir setelah ia terdorong jatuh di tanah, "Hm!Guruku ini betul-betul gi!a. sebentar ia sayang aku sebagai anak kandung dan sebentar ia benci aku seperti anjing, Aku bisa bakar dia hidup-hidup di dalam gua dengan menggunakan kayu-kayu atau daun-daun kalau ia mati, aku tak dapat mempelajari ilmu silatnya yang lihay, Lagipula guruku ini mungkin masih menyimpan buku catatan dari San Im Shin Ki. Kui Goan Pit Cek yang sangat berharga belum berhasil diperoleh jago-jago silat Bilamana aku bisa dapatkan kitab catatan itu, aku akan dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw. Biarlah aku bersabar meskipun aku diperlakukan seperti anjing-anjing, Setelah ketetapan demikian itu, ia lalu masuk kembali ke dalam kakek bisa mengetahui gerak-geriknya Co Hiong. ia tunggu sampai Co Hiong datang dekat sekali, tiba-tiba ia mencengkeram bajunya dan membentak "Hei! Mau apa kau kembali lagi!"Dengan suara memohon Co Hiong menjawab Teecu tidak berbuat salah dan melakukan suatu kekeliruan Tetapi suhu telah melemparkan Teecu keluar."Dengan suara mengejek kakek itu berkata lagi "Aku telah mengajar tiga murid, yaitu ketiga suhengmu Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong. Tapi apa yang akan aku dapat?! Mereka membusungkan kedua betisku, mencongkel keluar kedua biji mataku dan merantai aku di dalam gua ini! Dan kau pun bila nanti dapatkan kepandaian mungkin akan berbuat kejam juga terhadap aku!"Dengan tergesa-gesa Co Hiong menyahut "Aku Co Hiong tak dapat suhu menyamainya dengan murid-murid yang durhaka itu, Teecu mohon suhu jangan khawatir atau ragu- ragu terhadap Teecu. Bila Teecu telah mempelajari semua kepandaian suhu, Teecu pasti akan memenuhi janji membalaskan dendam suhu.""Ha! Ha! Ha! Apakah dengan mudah saja aku dapat mempereayai semua omongan itu?" kata orang tua itu sambil tertawa,Teecu bicara dengan setulus hati," jawab Co Hiong. Tetapi mengapa kau tak mengetahui namaku?!""Suhu," kata Co Hiong, Teecu baru saja diterima sebagai murid, dan Teecu kebetulan saja datang ke sini dibawa oleh kuda dalam keadaan luka parah dan tak sadarkan diri, Teecu sebelumnya tidak mengenal suhu, kalau suhu tidak memberitahunya, maka Teecu ketahui nama suhu? LagipuIa Teecu tidak berani menanyakannya."Kakek itu tidak berkata lagi. ia berpikir, akan kemudian menggeleng-geleng kepala, ia duduk di tanah seperti orang menyesal dengan perbuatannya yang tak beralasan terhadap murid barunya, Kemudian ia berkata lagi dengan suara yang sabar "Betul, jika aku tidak memberitahukannya, kau tentu tidak mengetahui namaku Kadang-kadang aku hilang pikiran, dan berbuat seperti orang gila, Tapi aku sangat gemas teringat kan perbuatan-perbuatan yang durhaka dari muridku, Leng Yan."Co Hiong memotong omongan gurunya dengan berkata "Meskipun suhu mendamprat atau memperlakukan Teecu dengan kejam, Teecu tak akan benci dan berdendam hati kepada suhu.""Baiklah," kata kakek itu, "Aku si tua bangka ini bernama Sang Kiok Sia Gie, Nama itu ganjil sekali didengarnya, Selain ketiga suhengmu, tidak ada orang lain pula yang mengetahui namaku !M Lalu ia tidak bicara tagi, ia duduk diam seperti bonekaDengan tersenyum Co Hiong berkata "Setelah Teecu dapat pelajari dan paham ilmu-ilmu silat dari suhu, Teecu pasti memperkenalkan nama suhu di kalangan Kang-ouw agar semua jago-jago silat di kolong langit dapat mengetahui nama suhu!"Sang Kiok Sia Gie atau singkatnya Kiok Gie yang telah terasing dari pergaulan dan tersiksa selama tiga puluh tahun lebih di dalam gua itu, setelah mendengar janji dan hiburan Co Hiong, menjadi sangat girang hatinya ia tertawa gembira lalu berkata "Betul! Betul! Aku telah buntung kaki, buta mata, dan seluruh tubuhku menjadi cacat aku tak dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw lagi Aku akan sungguh-sungguh mengajarkan dan menurunkan semua ilmu-ilmu dan kepandaian silatku kepadamu, dan untuk kau nanti yang mewakili aku membalas dendamku.""Pengharapan suhu pasti akan terpenuhi dan ter-laksana, Meskipun tubuh hancur lebur, menjadi abu, Teecu akan melaksanakannya juga."janji yang muluk itu menggembirakan Kiok Gie, wajahnya berseri-seri, Sambil mengangguk ia berkata "Baik! Baik! Ayo kita mulai berlatih silat lagi."Demikianlah Co Hiong belajar dengan tekun dan rajin, Tak terasa tiga bulan telah berlalu Di dalam waktu tiga bulan itu Co Hiong telah belajar banyak, karena rajin dan penuh perhatiannya, Kiok Gie pun mengajarnya dengan sungguh- durhaka menganiaya guru sehingga binasa Pada suatu hari sehabis mengajar, Kiok Gie berkatakepada Co Hiong "Kau seorang yang cerdas, jauh melebihi Toa suhengmu Leng Yan. Hanya sayang sekali ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam kitab San Im Shin Ni aku belum selesai pelajari oleh karena itu aku tak dapat mengajarkan silat yang tereatat di dalam kitab itu." sebetulnya selama beberapa bulan Co Hiong tinggal bersama-sama gurunya itu, disamping belajar, ia pun senantiasa memikirkan cara bagaimana ia bisa dapatkan kitab catatan itu dari San Im Shin tiba ketika Kiok Gie bicarakan kitab tersebut ia menanyai "Suhu telah mengajarkan Teecu banyak ilmu silat, dan tiap-tiap jurus yang aku telah pelajari sangat ampuh untuk menjatuhkannya, jago-jago silat dari partai silat manapun, Mustahil di dalam kitab San Im Shin Ni masih ada jurus-jurus yang lebih ampuh lagi?"Kiok Gie yang telah mencurahkan semua perhatiannya di dalam pelajaran dan latihan silat semenjak muda dan telah kenyang berkecimpung di kalangan Kang-ouw itu, mendengar pertanyaan Co Hiong itu ia tertawa dan berkata "Jurus-jurus yang tereatat di dalam kitab jurus Tai Im Ki Kong Rahasia tenaga dalam merupakan ilmu tenaga dalam yang tiada taranya di kolong langit jurus Tai Im Ki Kong itu tak dapat dipelajari hanya dalam waktu empat-lima bulan, kita harus berlatih paling sedikit satu tahun untuk memperoleh kemahiran Lagi pula jurus itu merupakan dasar pokok yang penting untuk mempelajari jurus-jurus lainnya, jurus itu sangat lihay tetapi pun terlampau kejam. Aku telah menghapal, jurus itu dalam teorinya, aku belum mempraktekkannya, Kalau kau ingin mempelajarinya aku dapat menyebut langkah atau cara- caranya di luar kepala."Dalam hati Co Hiong ingin sekali mempelajari jurus-jurus Tai Im Ki Kong itu, tetapi ia sengaja berkata "Suhu tidak sudi mempelajari jurus yang kejam itu, Teecu pun tidak mau mempelajari nya."Tapi jurus Tai Im Ki Kong itu sangat penting dan perlu untuk menghadapi lawan yang lihay dan kejam, Aku akan menyebut langkah-langkah atau cara-caranya sekarang untuk kau mempertimbangkan, kau dapat mengambil keputusan sendiri apakah kau sudi mempelajarinya atau tidak," kata Kiok Gie lalu ia mulai menyebutkan semua langkah-langkah atau cara-cara jurus Tai Im Ki Kong tersebut, dan Co Hiong dengan perhatian mendengar dan menghapalkannya, ia telah coba berlatih selama satu hari, tetapi ia masih juga belum dapat memahami dimana letaknya jurus-jurus yang dapat membunuh musuh dengan satu serangan saja!Di daerah pegunungan keadaan dan suasananya tenang sekali, dan tenteram Co Hiong belajar ilmu silat dari Kiok Gie Hweeshio di dalam gua itu dengan penuh perhatian Dengan tak terasa setengah tahun telah berlalu Selama setengah tahun itu, Co Hiong hanya baru lima kali keluar dari gua itu untuk mencari makanan yang berupa Gie Hweeshio dapat makan barang makanan kering, karena selama tiga puluh tahun itu ia telah menjadi biasa akan makanan itu. Buah-buahan yang Co Hiong cari dan bawa untuk ia sangat menggembirakan si Hweeshio tua itu, ia anggap murid yang baru ini sangat berbakti dan setia kepadanya, Oleh karena itu hanya di dalam jangka waktu setengah tahun, ia telah mengajarkan semua ilmu silat yang ia dapat pelajari selama beberapa puluh tahun di zaman mudanya,Pada suatu hari sehabis mengajar, ia berkata sambil menarik napas "llmu silat yang aku pelajari selama beberapa puluh tahun telah aku turunkan kepadamu hanya dengan waktu yang singkat Kini kau hanya harus ingat langkah dan cara-cara dari jurus-jurus itu, Apabila kau rajin berlatih dalam tempo tiga atau lima tahun kemudian, kau pasti dapat menjagoi di kalangan beberapa jurus kau telah dapat menggunakan Jurus- jurus yang aku telah turunkan kepadamu, ada yang dari kitab catatannya San Im Shin Ni, dan ada yang aku dapat pelajari dari ilmu silat pada jago-jago silat yang terkenal di zaman aku masih muda, dan ada yang aku ciptakan sendiri berdasarkan jurus-jurus yang aku telah pahami Aku yakin bahwa kau kini merupakan satu lawan yang tak dapat dipandang enteng lagi oleh musuhmu yang manapun!" ia berhenti sejenale Lalu berkata lagi "Nah, sekarang cobalah ambil lagi buah-buahan untuk aku!"Setelah tinggal bersama-sama setengah tahun Co Hiong mengetahui segala sifat dan tabiat gurunya si Hweeshio itu, Bahkan ia dapat membaca isi hatinya, ia insyaf bahwa si Hweeshio tua itu masih ada rahasia kuncinya kepandaian yang belum dikeluarkan ia segera berdiri ketika disuruh pergi mencari satu loncatan ia keluar dari gua itu untuk mencari buah-buahan. Daerah pegunungan yang subur itu penuh dengan pohon-pohon buah-buahan yang orang dapat makan sekenyang-kenyangnya. Co Hiong dengan mudah memetik buah-buahan yang pohon-pohonnya tumbuh dekat gua itu,Kiok Gie Hweeshio makan buah-buahan dengan tidak bicara,Co Hiong juga ikut makan sambit mengawasi gerak-gerik gurunya, karena ia ingin mencari kesempatan untuk menanya lebih lanjut tentang kepandaian gurunya,Setelah Kiok Gie Hweeshio makan habis beberapa buah- buahan ia berkata "llmu silat yang kau telah dapat pelajari dari aku sudah lebih baik daripada ilmu silat ketiga suhengmu Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong. Kau hanya harus berlatih lebih rajin!"Sambil tersenyum Co Hiong menjawab Teecu tentu mentaati pesan suhiu Setelah berlatih empat-lima tahun lagi, Teecu pasti membalaskan dendam suhu, harap suhu tak berkecil hati!"Sambil geleng-geleng kepalanya, Kiok Gie berkata "Aku telah menanti tiga puluh tahun lebih untukmenghukum murid yang durhaka dan kejam itu. Agaknya akutak sabar menanti lebih lama lagi!" Co Hiong menjadi gembira karena dengan ucapan gurunya seolah-olah menganjurkan ia segera mencari murid yang durhaka untuk dibunuhnya dan membawa kepalanya di hadapan gurunya. Kata-kata gurunya itupun membuktikan bahwa ilmu silatnya sudah menjadi lihay sekali, dan dapat mengalahkan ketiga suhengnya, ketiga pemimpin kuil Toa Ciok Sie. Maka ia menjawab "Suhu, apakah suhu anggap jika aku sekarang mencari balas dendam ketiga suhengku, aku dapat mengalahkan mereka?""Tentu! Dalam setengah tahun aku telah mengajarkan kepadamu semua sebisaku, Bahkan ilmu silat Tai Im Ki Kong yang terlampau kejam itu, aku telah memberitahukan langkah- langkah dan cara-caranya, Kau kini sudah boleh diandalkan untuk membunuh Leng Yan, si durhaka itu!" kata Kiok Gie dengan geregetan, Kemudian sambil menarik napas panjang ia berkata lagi Tapi untuk memperoleh hasil yang pasti, kau masih harus berlatih keras dan rajin dua tahun lagi, Jika kau sekarang pergi bikin pembalasan seperti juga aku mengirim kau ke akheratKetiga suhengmu yang durhaka dan kejam itu akan membunuh mati kau."ia berhenti sejenak, lalu ia angkat lengan kirinya dan mengusap-usap kepala Co Hiong "Berapa usiamu tahun ini?"Mendengar kata-kata guru yang menyangsikan itu, dari gembira Co Hiong menjadi heran, Bukankah barusan Kiok Gie mengatakan ia sudah siap menggempur Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong? Mengapa sekarang gurunya masih merasa ragu-ragu untuk melepaskan ia pergi membikin perhitungan terhadap ketiga suhengnya itu? Tapi ia menjawab Tahun ini Teecu berusia dua puluh tiga tahun." Kedua matanya mengawasi wajahnya Kiok Gie, karena khawatir dengan sifat dan tabiat yang ganjil dari Hweeshio tua itu. ia juga memperhatikan lengan kiri gurunya yang masih ketinggalan sebelah yang masih dapat menyerang lawanhya, Tetapi Kiok Gie hanya mengangguk dan berkata lagi Tahun ini kau berusia dua puluh tiga tahun, tapi pintar dan cerdas, Oalam tempo tujuh tahun lagi kau akan dapat memahami ilmu Tai Im Ki Kong, dan usiamu baru tiga puluh tahun, Ilmu-ilmu yang aku telah turunkan kepadamu kau dapat menggunakan dengan Icluasa, Tetapi ketiga suhengmu di dalam tujuh tahun itu pasti lebih unggul lagi, karena yakin mereka tidak berhenti berlatih Dengan aku masih ragu-ragu kau dapat membunuh mereka,"Ucapan tersebut bagi orang lain, dianggap seperti nasihat yang harus diperhatikan Tetapi bagi Co Hiong yang cerdas, segera ia mengerti akan maksud hati gurunya itu, ia insyaf bahwa gurunya tidak pereaya ia seratus 9fc. ia tidak mendesak menanya alasannya, ia hanya duduk di samping gurunya menanti petunjuk-petunjuk lebih lanjut"Di dalam kitab catatan San Im Shin Ni juga telah dituturkan cara belajar silat Syukur, setelah ketiga suhengmu menguntungkan kedua betisku, mencongkel keluar kedua biji mataku, mereka tak berhasil mendapatkan kitab catatan San Im Shin Ni. Hanya aku merasa sayang dan menyesal sekali bahwa sebelum aku dapat memahami betul jurus-jurus Tai Im Ki Kong itu, aku telah dibikin dari kantong di dadanya ia keluarkan sebuah kitab, dan diserahkan kepada Co Hiong sambil berkata inilah kitab catatan tentang ilmu-ilmu silat dari San Im Shin Ni. Kau dapat membaca dan memahaminya sebagian besar dari apa yang tereatat aku telah memahami-nya, kau dapat meneruskannya sendiri dengan membaca kitab itu. Cobalah kau cari bagian yang tertulis "Hut Hiat Co Kut Hoat" ilmu melukai jalan darah dan mematahkan tulang dengan jalan menyentuh, karena seperti kau ketahui aku tak dapat melihat lagi."Dengan hati yang berdebar-debar, Co Hiong sambuti kitab catatan itu, dan dengan bangun gemetar ia mencari bagian tentang Hut Hiat Co Kut Hoat ia menjadi tenang, dan merasa gelisah selama lebih kurang setengah jam. Kitab catatan ilmu silat dari San Im Shi Ni itu hanya setebal lima belas halaman, tetapi semua ilmu silat yang tereatat itu luar biasa ampuhnya. Kitab tersebut menuturkan tiga belas macam ilmu silat dan tiap-tiap ilmu dijelaskan dengan gambarCo Hiong coba membacanya, Tiap ilmu-ilmu silat diuraikan dengan berapa huruf saja disertai penjelasan dengan gambar, tetapi huruf-huruf itu mengandung arti yang dalam, tidak mudah dimengerti oleh orang yang belum bersekolah tinggi Untuk memahami tiap-tiap jurus pukulan yang dituturkan di dalam kitab itu, ia harus dapat petunjuk dari Kiok Gie gurunya,Di halaman ke dua belas ia menemui bagian Hut Hiat Co Kut Hoat, yang menuturkan caranya mempelajari dan berlatih ilmu silat yang sangat lihay itu, Akan tetapi karena hurufnya sukar dimengerti maka ia hanya dapat membacanya tetapi tidak mengerti akan maksudnya huruf-Jjuruf itu, dan gurunya mendengar uraian di dalam kitab itu!"Kiok Gie harus memikir lama dan menyuruh Co Hiong membaca huruf-huruf itu satu persatu, dan mengulanginya berkali-kali. Demikianlah si Hweeshio tua itu mempelajari ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat itu dengan menyuruh Co Hiong membaca selama lebih kurang dua jam. Kemudian ia menjelaskan arti dari uraian tentang ilmu silat itu kepada Co silat Hut Hiat Co Kut Hoat merupakan suatu ilmu silat yang lihay sekali Disamping menuturkan cara menyerang musuh, juga caranya membunuh mati musuh dengan dua belas jalan, dan tiap-tiap jalan sukar bagi musuh menge! petunjuk-petunjuk dari Kiok Gie, Co Hiong yang cerdas dan pintar, ia mulai mempelajari dan berlatih ilmu silat itu. Dengan gambar yang terlukis di dalam halaman itu, ia juga dapat mengetahui letak-letaknya jalan darah dan tuIang-tulang yang dapat dilukai atau dipatahkan dengan jalan menyentilkan bagian-bagian tersebut ia pun mempelajari dan berlatih cara membunuh mati musuh dengan dua belas jalan. Semenjak hari itu guru dan murid bersama-sama berlatih ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat, dan dengan hanya beberapa hari saja Co Hiong dapat menggunakan ilmu silat kemajuan yang pesat dari muridnya yang baru ini, si Hweeshio tua menjadi girang, karena niatnya untuk memberi hukuman yang setimpal kepada murid-muridnya yang durhaka dapat dipereepat Pada suatu hari setelah berlatih Hut Hiat Co Kut Hoat itu, sambil tersenyum Kiok Gie berkata "Kini Hut Hiat Co Kut Hoat kau telah pahami, mungkin kau dapat menggunakannya. Juga cara membunuh mati musuh dengan jalan dua belas jalan kau telah mengerti Kau hanya belum mengetahui tepat letak-letaknya jalan darah dan tulang-tulang yang dapat dilukai atau dipatahkan dengan hanya disentuhnya, Oleh karena itu sekarang digunakan untuk menyerang musuh, aku yakin kau belum mahir Kau harus rajin berlatih untuk peroleh kemajuan sekarang aku hendak uji semua ilmu silat yang aku telah ajarkan selama setengah tahun lebih."Co Hiong menjadi gembira, ia berpikir "llmu Hut Hiat Co Kut Hoat aku telah mengerti sebagian, besar Cara membunuh mati musuh dengan jalan dua belas jalan pun aku telah berlatihnya cukup lama, Sekarang aku mendapat kesempatan untuk menggunakan ini betuU betul kesempatan yang baik sekali!"Dengan berlagak malu-malu ia berkata ilmu silat guru jauh lebih tinggi daripada Teecu. Teecu pasti bukan tandingan suhu, Lagi pula Teecu tidak berani melawan suhu!"Sambil tertawa Kiok Gie berkata "Aku hanya ingin menguji ilmu silatmu, Aku tidak akan berlaku sungguh-sungguh, sebaliknya kau harus menyerang dengan sekuat tenaga dan dengan sungguh-sungguh.""Jika suhu berkata demikian," sahut Co Hiong, "Baik-lah aku akan mencobanya, Maaf, Suhu! Aku segera menyerang!" Katanya dibarengi dengan serangannya Mendengar suara angin datang menyerang Kiok Gie lekas- lekas menangkis dengan lengan kirinya, Co Hiong masih khawatir tidak sekuat gurunya, ia lekas-lekas menarik kembali jotosannya untuk menyerang lagi dengan kedua jotosan berbareng. Kiok Gie yang telah dibelenggu di dalam gua itu selama tiga puluh tahun lebih belum pernah bertarung melawan musuh, kini ia memperoleh kesempatan untuk menguji kepandaiannya ia merasa gembira sekali,Meskipun ia masih terantai, tetapi lengan kirinya ia dapat gunakan dengan leluasa dan sangat bertenaga. Dalam sekejapan saja gua itu menjadi bersih dengan suara beradunya mata rantai, hembusan angin dan seruan mereka yang menyerang menjotos, menya-betkan mengegos atau mengelit dengan sekuat tenaga. Setelah pertarungan berlangsung beberapa jurus, Co Hiong telah menjadi sengit, ia melawan dengan sungguh-sungguh sehingga pertempuran menjadi sangat dahsyatTidak salah jika silat Kiok Gie itu setaraf San Im Shin Ni meskipun ia sudah menjadi seorang yang cacat dan mata buta. ia melawan dengan tanpa mata dan kaki hanya satu tangan kiri!Semua kepandaian yang dipunyai juga yang baru, dan ilmu silat yang dapat dipelajari dari Kiok Gie, Co Hiong menggunakan untuk melawan gurunya, Bahkan dalam sepuluh jurus lebih ia sudah lima atau enam kali berada dalam kedudukan yang berbahaya, Andaikata Kiok Gie musuh betul, dan bukan gurunya, mungkin ia sudah terbunuh mati!Sambil bertempur, Co Hiong berpikir "Semua kepandaian silatku tak dapat menggempur ia. ilmu silat yang aku baru pelajari dari dia pun tentu tidak akan ada hasilnya Tapi ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat dia belum pelajari Baiklah aku coba gempur ia dengan ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat dengan cara- cara yang meliputi dua belas macam!"Dengan tekad itu ia tiba-tiba merubah cara bertenv purnya, ia mundur beberapa tindak Tapi Kiok Gie yang sedang gembira dan bemafsu dengan latihan itu datang mengejar Dengan lengan kirinya ia kirim satu jotosan kilat, Untuk menangkis jotosan kilat itu, Co Hiong terpaksa menggunakan kedua tinjunya dengan seluruh kekuatan tenaga dalamnya, jotosan itu dapat ditangkis dengan kedua tinjunya, tetapi ia segera rasakan seluruh tubuhnya menjadi lumpuh, ia lekas- lekas bertindak mundar sambil berteriak "Suhu! Berhentilah! Teecu tak dapat melawan suhu!"Sambil tertawa gelak-gelak Kiok Gie berkata "Ha! Ha! Ha! Cara kau menangkis jotosanku itu betul-betul baik! Tetapi aku sedang gembira Ayo, kita berlatih lagi!" Baru saja selesai omongannya, ia kirim lagi jotosan kepada Co Hiong,Co Hiong tidak berani menangkis serangan atau jotosan gurunya itu. ia loncat secepat kilat melewati kepalanya Kiok Gie. Tetapi suara bunyi mata rantai yang gaduh menunjukkan bahwa Kiok Gie datang mengejar lagi Co Hiong mengelit satu serangan sambil menyondongkan satu tubuh ke samping, dan mengirim satu jotosan kembaliJotosan-jotosan Kiok Gie makin lama makin keras dan dahsyat, seolah-olah seluruh gua goyang karena getaran dan hembusan tinju-tinju itu. Co Hiong harus berloncat-loncat ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke depan atau ke belakang dalam usahanya mengegoskan atau menghindarkan diri dari jotosan-jotosan itu. ia tidak berkesempatan balas menyerang, napasnya sudah senin kemis,Napasnya Co Hiong yang sengal-sengal terdengar oleh Kiok Gie yang memaksa ia berhenti menyerang. Sambil tertawa ia berkata "Dalam setengah tahun kau telah maju pesat sekali Kau telah mampu terima serangan-seranganku selama dua puluh jurus lebih."Dengan napas memburu Co Hiong berkata Teecu sudah habis tenaga, Kalau suhu menyerang terus, Teecu pasti akan terluka. ""Tapi apakah ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat kau telah pahami dan pelajari?" tanya Kiok Gie. Co Hiong terpaksa menggunakan kedua tinjunya serui tenaga dalamnya untuk menyerang, Tetapi dengan mudahnya Klok Gie mengelakkannya."Sebagian besar Teecu telah pahami, hanya jurus Ju Hie Gek Lang atau ikan berenang melawan arus, Teecu belum mengerti betul-betuI langkah-langkahnya."Kiok Gie berpikir sejenak, lalu berkata "Coba sebut jurus- jurus yang tertulis di dalam kitab San Im Shi Ni itu!" Co Hiong lalu menyebut dengan terang dan perlahan semua jurus-jurus yang tertulis di dalam kitab Gie berpikir agak lama, Lalu tiba-tiba ia me-ngebutkan lengan kirinya, Co Hiong yang tidak menduga-duga dan berjaga-jaga merasa kebutan itu dilepaskan ke arah tubuhnya, Dengan cepat ia angkat lengan kirinya untuk menjaga sambil menyondongkan tubuhnya ke sam-ping, dan menjotos dengan tinju kanannya, Tangkisan yang dibarengi dengan kelitan dan serangan itu adalah Ju Hie Gek Leng dari ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat, Segera terdengar jeritnya Kiok Gie, dan lengan kirinya telah tak berdaya, Kiok Gie kena diserang! sebetulnya Co Hiong segera dapat menghentikan jotosan-nya, tetapi ketika itu ia lupa, Lima jari dari tangan kanannya itu mencekal sikunya Kiok Gie dan Trak!" hancur remuk tulang-tulang sikunya itu dan terlihat Kiok Gie jatuh di tanah berguling kesakitan dan keringat keluar dari seluruh anggota Hiong berdiri tertegun akan perbuatannya ia tidak menduga bahwa ia telah dapat menggunakan jurus Ji Hie Gek Lang dari ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat, dan korban pertama ialah gurunya!Timbullah maksudnya yang jahat Pikirnya "Jika aku bunuh mati si Hweeshio tua ini, maka kolong langit hanya aku seorang yang dapat menggunakan ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat, Disamping itu, aku pun dapat memiliki kitab catatannya San Im Shi Ni, dengan membunuh mati si tua bangkotan ini, aku dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw..." Tetapi ketika itu ia berlagak bingung, ia berseru Teecu harus dihukum! Teecu telah berdosa melukai suhu!" Sambil berkata ia pura-pura memegangi lengan gurunya yang telah patah tulang- tulangnya,Kiok Gie melihat sikap yang bingung dari muridnya berkata "Ai! jurus dari ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat itu betul-betul lihay. Lekas tolong aku membebaskan jalan-jalan darah, dan menyambung tulang-tulang yang telah patah!"Dengan tangan kiri Co Hiong pegang lengan gurunya yang terluka, tetapi dengan tangan kanannya ia pencet lagi siku itu, Bukan main sakitnya pencetan itu karena tulang-tulang di dalam telah remuk! Kiok Gie tersungkur kesakitan dan membuang diri ke belakang! Gerak tersebut dilakukan oleh Kiok Gie dalam usahanya membebaskan beberapa jalan darah yang telah mampet, Tetapi Co Hiong yang kejam menjotos lagi dengan sekuat tenaga, Sebelum Kiok Gie menarik napas penghabisan ia berkata, suaranya telah menjadi lemah sekali "Murid durhaka.,, kau lebih durhaka daripada ketiga suhengmu... Lalu secepat kilat, Kiok Gie menubruk Co Hiong dengan tubuhnya,Co Hiong tidak menduga kalau Kiok Gie masih dapat bergerak setelah menderita luka parah itu, Dengan susah payah ia mengelakkan tubrukan itu dan mendorong tubuh itu ke dinding gua yang keras, Tampaklah di dalam gua itu suatu pemandangan yang menggiriskan menegakkan bulu roma, otaknya Kiok Gie hancur terserak, darahnya Gie telah mati konyol, dibunuh oleh Co Hiong, murid yang durhaka dan kejam!Co Hiong mengawasi mayat gurunya sambil memegang erat-erat kitab catatan San Im Shi Ni. Dengan perasaan puas ia berpikir "Aku hanya perlu berlatih beberapa tahun lagi, dan aku pasti dapat menjagoi di kalangan Bu Lim!" Lalu ia ingat kepada orang yang telah mencelakai ia. ia menjadi marah sekali, Dengan mengkertak gigi ia berseru "Orang yang telah membokong aku tentu ketiga pemimpin dari partai Kun Lun, Jika dendam ini aku tidak balas, aku tak dapat tidur nyenyak!"Kemudian ia loncat keluar dari gua itu dengan tak menghiraukan mayat si Hweeshio tua itu!ketika itu sudah bulan ke sepuluh Capgwe hujan di daerah pegunungan salju sudah mulai turun, Puncak-puncak dari pegunungan Ci Lian San telah diselubungi salju, Co Hiong yang baru keluar dari gua bukannya Co Hiong pada tujuh bulan yang lampau, Dengan ilmu meringankan tubuh dengan mudahnya ia mendaki satu puncak gunung dan tiba di atasnya, Angin di atas puncak lebih hebat dan lebih dingin, tetapi ia tak merasa, Dengan berdiri di atas puncak itu mengawasi keadaan di sekitar puncak Lalu ia bersiul dan gema dari siulannya yang nyaring terdengar luas dan jauh!ia bersiul terus menerus, dan sejenak kemudian mukanya menjadi merah. ia sengaja bersiul tak henti-hentinya agar darah di dalam tubuhnya dapat beredar dengan lancar, dan dengan mencari kudanya yang ia telah terlantarkan setengah tahun lebih,Tiba-tiba gema dari siulannya yang nyaring itu disambut suara kuda, Co Hiong menjadi girang, karena ia kenali suara kudanya, Betul saja dari arah barat lari secepat kilat dan secepat angin kudanya mendatangi Setelah kuda itu berada di sampingnya, ia memperhatikan bahwa kuda itu tetap perasaan yang girang tak terhingga, ia mendongak ke atas dengan sambil berseru "Aku, Co Hiong, dengan kuda ajaib, dan setelah berlatih lagi, akan menjagoi di kalangan Kang-ouw. siapapun tak dapat menandingi aku lagi!" Lalu ia tertawa keras seperti orang yang kemasukan setan!Pada saat itu terkenang dan terbayang di dalam pikiran Co Hiong dua gadis yang cantik, Kedua gadis yang dikenalkan itu telah mengambil tempat dalam pikirannya, kedua-duanya menggiurkan hatinya, ia tak dapat mengambil keputusan yang mana satu ia harus pilih, ia cemplak kuda nya. Sambil bereokol di atas kudanya ia melayangkan pikiran nya "Hong Sumoy telah sama-sama besar di bawah asuhan suhuku, Souw Peng Hai. ia adalah seorang gadis yang cantik elok dan cerdas, tetapi terhadap aku ia senantiasa bersikap adem, bahkan dingin seperti es. Lie Ceng Loan juga sama cantiknya, sikapnya ramah dan adatnya jauh lebih baik daripada Spuw Hui Hong, Te-tapi... tetapi ia sangat mencintai Bee Kun Bu!"ia berpikir agak lama, dan tak dapat mengambil keputusan Tiba-tiba ia teringat kepada ketiga pemimpin dari partai silat Kun Lun yang ia sangka telah membokong ia. Dengan amarah yang besar sekali ia kaburkan kudanya menuju ke pegunungan Kun Kun Lun terletak di daerah propinsi Sinkiang, luasnya beberapa ribu lie persegi Beberapa puncak ada yang setinggi enam ribu kaki lebih, dan merupakan salah satu pegunungan terbesar di Tiongkok,Dengan tekad membalas dendam Co Hiong melarikan kudanya ke arah pegunungan Kun Lun dengan tidak menghiraukan keletihannya,Co Hiong walaupun sudah lama berkecimpung di kalangan Kang-ouw ia tidak paham akan keadaan di sebelah barat, karena ia kebanyakan berada di sebelah selatan dari sungai Yociu, Kali ini ia menuju ke barat, ia tampak bahwa keadaan maupun pemandangannya berbeda jauh daripada di daerah selatan,Setelah menempuh beberapa ratus lie tibalah ia di daerah gurun pasir, ia jarang ketemui desa atau dusun di mana ia dapat menjumpai manusia, Hanya dengan tekad membalas dendam, ia meneruskan perjalanannya, meskipun mengalami lapar dan dahaga, Untung ia memiliki kuda yang jempol, maka setelah tiga hari tiga malam dalam perjalanan ia telah tiba di tapal batas propinsi Sinkiang, Keesokan harinya ia telah tiba di Hokekan, suatu kota kecil, Di kota itu ia hanya beristirahat semalam untuk beli perbekalan ia tidak lupa mengisi kantong airnya yang dibuat dari kulit Esok paginya ia berangkat lagi, Karena bukan saja ia bermaksud terutama membikin perhitungan kepada ketiga pemimpin partai Kun Lun, disamping ia juga hendak tengok Lie Ceng Loan lagi yang selalu terbayang dan tak terlupakanDengan kuda ajaib ia meneruskan perjalanannya, dan ketika matahari mulai terbenam, ia telah tiba di kaki pegunungan Kun Lun. ia dongak memandang puncak-puncak gunung yang tinggi dan megah."Orang mengatakan bahwa, kalau belum melihat pegunungan Kun Lun, orang akan belum mengetahui keangkeran gunung. pegunungan yang termashur ini betul- betul angker dan megah!" Demikian pikirnya sejenak lalu ia kedut kudanya dan mendaki salah satu puncak dari pegunungan Kun Lun itu. Makin ia mendaki, makin terheran- heran ia, karena keadaannya semakin indah dan agung! Pada saat itulah ia sekonyong-konyong berubah pikiran ia rupanya merasa menyesal telah datang ke pegunungan Kun Lun!Betul ia mengetahui bahwa ketiga pemimpin partai Kun Lun mempunyai markas di kuil San Ceng Kiong yang terletak di atas puncak Kim Teng Hong, tetapi ia tak mengetahui di mana letaknya puncak Kim Teng Hong itu, jika ia harus mencari dengan jangka waktu setengah tahun! ia menjadi masgul terhadap Bee Kun Bu yang tidak memberitahukan di mana letaknya puncak Kim Teng Hong selagi mereka berada bersama-sama,Selagi matahari di sebelah barat menyinari puncak-puncak yang diselubungi dengan salju, maka keindahan pegunungan itu sukar dilukiskan dengan perkataan Ha-nya sayang sekali pemandangan yang indah permai itu tidak berlangsung lama, karena setelah matahari ter-benam, suasana telah berubah menjadi gelap gulita dan seram. Dengan kedua mata yang awas, ia hanya bisa melihat jurang-jurang yang curam dan puncak-puncak yang tebing, ia lalu coba mencari tempat untuk bermalam. ia tepuk pantat kudanya, dan kuda itu segera lari angin gunung sangat dinginnya menusuk tulang- tu!ang tetapi Co Hiong telah memahami ilmu silat Tai Im Ki Kong dan tidak merasakan hawa yang dingin itu, Tenaga dalamnya telah berhasil menenangkan pikirannya dan melancarkan peredaran darah di seluruh tubuhnya, ilmu silat Tai Im Ki Kong itu dapat menyimpan hawa gunung yang dingin untuk digunakan menyerang musuh. Tetapi untuk menyimpan hawa gunung yang dingin itu harus dilakukan dengan baik dan cermat Jika tidak, maka hawa itu akan berbalik melukakan jalan darah tubuhnya sendiri!Co Hiong baru dapat pelajari ilmu tersebut ia coba mengumpulkan hawa itu sehingga fajar ia teringat lagi kepada Lie Ceng Loan. ia cemplak kudanya lagi untuk mencari puncak Kim Teng Hong,pemandangan matahari terbit sangat indah permai, sinarnya yang kemerah-merahan menyorot di angkasa dan di atas puncak-puncak yang putih dengan salju, membikin seluruh pemandangan berubah seakan-sakan suatu dunia yang tertabur emas. Menampak keindahan alam itu, Co Hiong makin terkenang-kenang akan wajah yang menggiurkan dari Lie Ceng Loan, Kudanya telah membawa ia entah beberapa ratus lie, tetapi ia masih berada tetap di tempat yang terpencil! Dalam satu hari itu tiada satu manusia pun yang dapat dijumpaiDi waktu senja ia tiba di suatu hutan yang penuh dengan pohon-pohon cemara, Dari dalam hutan yang agak gelap sekonyong-konyong ia melihat cahaya putih berkelebat Co Hiong yang telah banyak pengalaman di kalangan Kang-ouw segera mengetahui bahwa cahaya itu adalah cahaya pedang, Mungkin ada orang yang sedang berlatih ilmu silat pedang. Dengan ilmu meringankan tubuh ia loncat turun dari kudanya dan lari menuju ke arah cahaya putih tadi, ia lari memutari hutan, dan di suatu hutan, dan di suatu lapangan betul saja tampak satu orang yang bertubuh tinggi besar dan berusia lebih kurang tiga puluh tahun sedang berlatih silat dengan seorang rahib perempuan yang masih muda,Dengan bersembunyi di balik pohon-pohon Co Hiong memperhatikan bahwa gerakan-gerakannya orang yang berlatih itu sangat cepat dan lincah, Si pria bukan saja cepat dengan melancarkan serangan-serangannya, tetapi pun sangat gapah menangkisnya dan lincah mengelakkan dirinya, Tenaga atau ilmu silatnya jauh lebih tinggi daripada rahib wanita itu. Tiba-tiba si wanita melancarkan serangan bertubi- tubi, dan terdengar suara pedangnya menyabet membacok lawan nya. Tetapi si pria tak gentar, ia tetap ilmu Gin Hong Boan Tian atau pelangi memenuhi angkasa, ia ayun pedangnya dengan mudah menangkis semua serangan-serangan lawannya yang bertubi-tubi itu, lalu ia membalas me-nyerang, dan si wanita terpaksa mundur beberapa tindak Si pria berhenti bertempur, lalu berkata sambil ter-tawa ilmu silat pedangmu sudah banyak maju, Kalau kau terlatih dengan rajin, dua tahun lagi, aku yakin tidak ada satu Sumoy saudara seperguruan yang dapat menandingi kau lagi."Rahib wanita itu menjawab sambil tersenyum Te-tapi, setelah aku berlatih dua tahun lagi, aku pun masih tak dapat menyamai kau!"Si pria tertawa gelak-gelak dan berkata lagi "Jika kau tidak sudi berlatih bersungguh-sungguh, maka kau akan terbelakang, Kau telah mengikuti Sam Susiok lama sekali, dan kau yang paling disayang oleh dia, Tetapi di dalam beberapa bulan ini, rupanya ia juga menyayangi seorang murid lain, tetapi kau tak perlu iri hatiBeberapa hari berselang aku memperoleh kabar bahwa Suhu, Supek dan Susiok telah mengadakan pembicaraan rahasia di kamar tengah, dan mereka mengambil keputusan masing-masing memilih murid-murid untuk diajarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam. Kau harus ketahui bahwa ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam itu adalah ilmu silat yang ampuh dari partai Kun Lun kita. Menurut apa yang aku tahu, sebegitu jauh, hanya ada seorang murid yang telah pelajari Cui Hun Cap Ji Kiam, Jika kau tidak sungguh-sungguh belajar dan berlatih, aku khawatir Sam Susiok tidak akan mengajarkan kau ilmu silat itu."Setelah berkata demikian si pria menarik napas panjang, rupanya cemas terhadap kabar tentang pemilihan murid-murid rahib wanita itu mengenakan pakaian tebal, namun kecantikannya terlihat nyata. Dengan tersenyum ia berkata "Suhu kita mempunyai sembilan mu-rid, tetapi Toa suhenglah yang paling disegani dan yang terpandai, karena menurut pahamku, lain-lain atau Sumoy tidak ada yang dapat melawan kau. "Pujian itu membuat si pria menjadi merah muka-nya. Sambil menggeleng-geleng kepala ia berkata "Kau telah bicara panjang lebar, tapi tidak ada yang ber-alasan. "Si rahib wanita memotong pembicaraan sambil menuding "Apa? Tidak beralasan? Aku pun tahu bahwa kau selalu khawatir tidak diajarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam, sebetulnya aku tidak menghiraukan soal itu, Apa kau kira aku iri hati terhadap Lie Sumoy? Kau harus mengerti bahwa dia seorang yang sangat polos dan hatinya putih bersih, Jika suhu sayang dia, kita tak usah heran. Aku pun suka kepada nya, karena disamping kebaikan hatinya dia pun sangat ramah dan simpatik, cantik sebagai bidadari siapapun yang telah melihat dan mengenalnya, pasti akan suka kepadanya.""Kalau kau tidak iri hati," jawab si pria, "Aku merasa lega hati Suhu, Supek dan Sam Susiok sering-sering mengatakan bahwa murid kesayangan Supek adalah satu jago silat yang muda, kuat, pintar dan cerdas, Aku ingin sekali menjumpai dia, tetapi sehingga kini ia belum juga kunjung tiba ke pegunungan Kun Lun."Sambil menarik napas rahib wanita itu berkata "Mu-rid- murid dari Supek semuanya pintar cerdas, tampan dan ramah. "Si pria tertawa dan berkata "Hei! Kau juga memperhatikan hal ini? Murid baru yang datang diterima oleh Sam Susiok aku baru melihatnya dua kali, dia selalu berada di samping Sam Susiok,""Lebih baik kau jangan terlalu sering lihat," kata rahib wanita itu, "Aku khawatir kau tak akan dapat melupakannya!" Lalu ia berlalu, Si pria lalu mengejar dari belakangCo Hiong yang bersembunyi di balik pohon dapat melihat dan mendengar semua gerak-gerik maupun pembicaraannya kedua murid dari partai Kun Lun itu, ia merasa gembira, karena ia menduga bahwa ia telah berada tidak jauh lagi dari markasnya partai silat Kun Lun yang ia sedang cari. ia pun lari membayangi kedua orang itu, karena ia ingin tahu di mana letaknya markas dari partai Kun pria dan si rahib wanita itu telah lama tinggal di daerah itu, mereka paham betul akan jalan di pegunungan Hiong yang mengikuti di befakang, setelah melewati beberapa lereng gunung, tiba di suatu tempat yang keadaan di sekitarnya berlainan sekali daripada tempat-tempat yang pernah ia lewati ia tampak lereng-lereng gunung yang luas dan panjang mengurung tiga puncak gunung yang berdiri tegak berderet dan puncak yang di tengah lebih tinggi dari kedua puncak kuil yang besar "Kuil itu pasti kuil Sam Ceng Kiam," pikirnya, "Dan puncak Kim Teng Hong tentulah puncak yang di tengahnya itu,Di waktu ia berpikir, kedua murid dari partai Kun Lun telah lenyap dari pengejarannya gunanya kedua orang itu telah masuk ke dalam hutan pohon cemara yang ditumbuhi sangat lebat di bagian itu, Dengan dugaan itu, iapun lari masuk ke dalam hutan pohon cemara, Tetapi setelah berlari agak lama juga ia masih tetap berada dalam daerah hutan. ia memperhatikan bahwa jalan di hutan itu berliku-liku, merupakan suatu perangkap yang dapat menyesatkan orang, bisa masuk tidak bisa keluar ia lari terus dengan harapan lekas keluar dari hutan yang mudah membikin orang tersesatGiok Siau Sian Cu mengobrak-abrik kuil Sam Goan Kong, jalan di dalam hutan pohon-pohon cemara itu terdiri dari lima baris dengan banyak cabang-cabang, dan setelah keluar dari hutan itu, orang dapat menjumpai satu jalan kecil yang menuju ke atas puncakCo Hiong berhasil jalan keluar hutan itu, dan juga menemui jalan kecil yang menuju ke atas puncak, Jalan kecil itu berliku- liku ia menjadi curiga, ia takut ka!au-kalau dibokong dijalan kecil itu. Oleh karena itu dengan ilmu Pek Houw Pan Pik atau Cecak merayap di tembok, ia mendaki lereng gunung itu untuk tiba di atas puncak,Di atas puncak tampak di depannya berdiri kuil Sam Ceng Koan yang besar dan megah. Kuil itu mempunyai banyak kamar-kamar yang jumlahnya tidak kurang dari seratus buah "Kuil dengan begitu banyak kamar pasti didiami oleh banyak Tojin pendeta," pikirnya, Baru saja ia ingin loncat ke atas tembok yang melingkari kuil itu, tiba-tiba dari sebelah kirinya berkelebat bayangan orang, tetapi orangnya tidak Hiong terkejut "Orang itu bukan main gesitnya! Mungkin lebih lihay daripada aku," pikir ia, "Mungkin orang itu adalah salah satu pemimpin dari partai silat Kun Lun! Tetapi kalau seorang pemimpin, mengapa ia masuk dengan cara demikian? Mungkin juga orang itu sama maksudnya dengan aku yang hendak membikin per-hitungan."Dengan keyakinan bahwa orang itu bukannya salah satu pemimpin partai silat Kun Lun, ia harus bertindak lebih waspada. Dengan ilmu Ceng Teng Sam Tiao Sui atau Capung terbang melewati ko!am, ia loncat tak bersuara ke atas tembok,Di dalam lingkaran tembok terlihat pekarangan luas tiga bouw lebih kurang seratus meter persegi dan di dalam pekarangan itu telah tumbuh pohon-pohon cemara yang dirawat rapi sekali. Di tengah-tengah pekarangan itu ada satu jalan kecil dari batu-batu kolam berwana putih, yang menuju ke pintu depan dari kuilCo Hiong tidak jalan di atas jalan kecil itu. ia lari di antara pohon-pohon cemara di dalam pekarangan dan tiba di depan pintu kuil, Di depan pintu ada tangga batu dengan sembilan undakan, dan di kedua samping tangga batu itu berjejer kamar-kamar, ia buka pintu yang dicat merah, yang hanya dirapatkan, seolah-olah tidak dijaga,Dengan jalan merapat tembok ia menyelidiki keadaan di dalam yang juga merupakan suatu pekarangan yang ditanami dengan pohon bunga, terutama bunga serunai Di ujung pekarangan berdiri tegak satu ruang yang agung dan megah, diterangi oleh sebuah lentera yang apinya menyala terus, Di dalam ruang menyala empat lilin merah yang besar sehingga seluruh ruang menjadi terang. Di ujung ruang meja sembahyang di atas mana tertancap hio yang menyala, menyiarkan baunya yang harum. Di belakang meja sembahyang ini ada meja yang lebih tinggi dan lebih besar, dimana telah ditaruh patung-patung dari dewa dan Hiong berjalan terus, Di belakang ruang ia melihat kamar-kamar berderet-deret di kedua samping. Di ujung kedua deret kamar-kamar terlihat satu ruang yang lebih besar daripada yang pertama, dan sinar lilin yang menyala menerangi seluruh ruang. Co Hiong berjalan terus dengan belakang ruang kedua, pemandangan berubah, ia tampak satu taman bunga dengan punjung-punjung dan bukVbukit kecil, sungai kecil mengalir melintasi taman yang indah ttu, Rumah-rumah kecil dibangun di lereng bukit-bukit yang kecil itu. Taman bunga itu merupakan suatu sorga tenang, sunyi dan aman!ia merasa heran sekali, selama ia menerobos masuk ke dalam kuil itu, ia tidak menjumpai meski seorangpun Apakah kuil yang sebesar ini tidak ada penghuninya? Demikian pikirnya sambil bersembunyi di suatu punjung, Tiba-tiba terdengar satu bentakan yang rupanya keluar dari satu bukit kecil, dibarengi oleh terbangnya dua bayangan yang berkelebat bagaikan secepat kilat ia baru saja merandek, kedua bayangan tadi sudah lenyap! sejenak kemudian sudah terdengar suara terbukanya pintu dan jendela, dan kemudian muncul keluar empat Tojin yang agaknya sedang mengejar bayangan tadi!Ketika Co Hiong bangkit ingin melihatnya dengan tegas, salah seorang yang berlari itu, sudah berada hanya tiga atau empat depa dari tempat dimana ia bersembunyi dan orang itu sedang berusaha keras meloloskan diri dari keempat Tojin yang bersenjata pedang, Orang itu mengenakan pakaian hitam ja-heng-il dan mukanya tertutup dengan kain hitam juga, Meskipun tubuhnya kecil, tetapi gerak-geriknya sangat lincah, Ketika ia kepepet, ia berbalik menghadapi empat tojin yang mengejarnya. Co Hiong menonton mereka bertempur sambil Tojin itu menyerang dengan pedang terhunus, Dengan sambil berteriak si pakaian hitam menangkis empat pedang dengan senjatanya, lalu menyerang dengan . hebat sehingga keempat Tojin itu harus mundur dua tangkah, Ketika itu orang-orang yang berlari-lari mengejar si pakaian hitam sudah datang di belakangnya Secepat kilat si pakaian hitam berbalik menangkis serangan pedang yang datang menusuk punggungnya dan terus menyabet ke kiri dan ke kanan dengan dahsyat Co Hiong memperhatikan bahwa senjata dari si pakaian hitam adalah satu seruling dari batu Giok yang panjangnya lebih kurang dua kaki ia teringat akan seorang jago silat wanita di kalangan Kang-ouw yang bernama Giok Siu Sian Cu Dewi seruling batu Giok, dan memperhatikan juga bahwa si pakaian hitam itu tubuhnya kecil seperti tubuhnya seorang wanita, Tidak salah dugaannya Co Hiong, memang si pakaian hitam itu adalah Giok Siu Sian yang melawan Giok Siu Sian Cu adalah seorang rahib wanita yang berusia lebih kurang empat puluh tahun dan bersenjata pedang, Ketika pertempuran telah berlangsung empat belas jurus atau lima belas jurus, rahib wanita itu sekonyong-konyong menyerang dengan mengirim dua tusukan berturut-turut, lalu loncat keluar Dengan melintangkan pedangnya di depan dadanya, ia menanya, suaranya keras "Hei! Apakah kau Giok Siu Sian Cu?"Sambil tertawa si pakaian hitam itu menjawab "Betul!Melihat jurus-jurusmu, kau tentunya Giok Cin Cu, salah satu pemimpin partai Kun Lun."Murid-murid yang mendengar pertarungan itu mulai datang, jumlahnya tidak kurang dari dua puluh orang, mereka mengurung Giok Siu Sian Cu. Co Hiong juga memperhatikan juga bahwa pria yang tadi berlatih silat dengan seorang rahib wanita muda juga berada diantara murid-murid melawan Giok Siu Sian Cu, si pakaian hitam, betul Giok Cin Cu. Setelah ia meninggalkan pegunungan Cie Lian San bersama Hian Ceng Tojin dan Tong Leng Tojin, ia segera kembali ke pegunungan Kun Lun, di mana markas partai silat Kun Lun di kuil Sam Goan Kong terletak Ngo Kong Toa-su, ayah angkatnya Ue Ceng Loan, juga turut datang, Ketiga pemimpin partai Kun Lun sangat menghormati Ngo Kong Toa- su, dan telah menyediakan tiga kamar yang sunyi dan tenang di tempat yang dikitari dengan pemandangan indah di puncak Kim Teng Hong. Di samping itu seorang anak tanggung diperintahkan untuk melayani semua keperiuannya. Lie Ceng Loan sering-sering datang menengok ia. Si Hwee-shio tua ini sangat menikmati penghidupan yang tenang itu, dan ia merasa gembira dan beruntung dapat tinggal di situ,Setelah Giok Cin Cu mengetahui bahwa Giok Siu Sian Cu datang menerobos masuk ke dalam kuil Sam Goan Kong, ia menjadi cemas, ia menanya "Kami dari partai Kun Lun tidak mempunyai sangkut paut urusan atau dendam terhadap kau. Tetapi mengapa kau datang menerobos masuk ke kuil kami?"Sambil tersenyum Giok Siu Sian Cu menjawab "Aku datang ke sini dengan maksud mencari satu orang, Tetapi sebelum kau menanya dulu maksudku, kau telah turun tangan melabrak aku. Untuk membela diri, aku terpaksa melawan bukan? Mustahil untuk membela diri aku dipersalahkan?"jawaban itu sangat beralasan Tetapi Giok Cin Cu berpikir Tetapi mengapa ia menerobos masuk, dan tidak dengan sopan datang dan minta permisi mencari orang yang dimaksud? ia datang seperti pencuri, dan aku terpaksa mesti melabrak ia." Lalu ia berkata" jikalau kau datang ke sini dengan maksud mencari orang, kau harus datang dengan sopan, Mengapa kau menerobos masuk di tengah malam buta?"Jikalau aku datang dengan terang-terangan, aku khawatir orang yang akan dicarinya bersembunyi dan tidak ingin menemui aku, Oleh karena itu, aku datang sekonyong- konyong di tengah malam," jawab Giok Siu Sian Cu,jawaban itu membikin Giok Cin Cu menjadi bingung, ia berpikir "Selain Toa suhengku yang telah berpisah dari kuil selama sepuluh lahun, gerak-gerik dari semua orang di dalam kuil ini aku sudah mengetahui Semua mereka tidak ada yang mempunyai urusan dengan wanita ini. sebetulnya dengan siapakah orangnya yang ia hendak cari itu?"Harus diketahui bahwa Giok Siu Sian Cu sangat terkenal di kalangan Kang-ouw, dan orang-orang yang mempunyai urusan dengan ia tentu bukan orang-orang sembarangan Giok Cin Cu menduga bahwa Giok Siu Sian Cu itu ingin mencari Toa suhengnya, Hian Ceng Tojin, ia menanya lagi "BoIehkah aku mengetahuinya siapakah gerangan yang kau hendak cari?"Giok Siu Sian Cu tersenyum, lalu menyahut "Di-antara murid-murid partai Kun Lun bukankah ada satu murid yang bernama Bee Kun Bu? Dengan tak menghiraukan perjalanan yang jauh aku telah datang ke daerah di sebelah barat ini hanya untuk mencari ia. "ia belum bicara habis, lalu dari belakangnya terdengar orang berkata dengan suara yang keras sekali "Betul, di antara murid-murid partai Kun Lun kita ada seorang murid yang bernama Bee Kun Bu. Kau ingin mencari ia, sebetulnya ada urusan apakah? Kau dapat beritahukan urusan itu kepadaku!"Giok Siu Sian Cu menoleh ke belakang, dan melihat seorang tua yang berjenggot dan berjubah dengan pedangnya menonjol keluar dari belakang bahunya pendeta itu adalah kepala dari kuil Sam Ceng Koan, Hian Ceng Tojin, Giok Siu Sian Cu pernah bertemu muka dengan Hian Ceng Tojin maka ia berkata "Bapak dari kuil Sam Ceng Koan, bilakah kembali ke kuil Sam Goan Kong?""Kuil Sam Goan Kong adalah tempat asalku, mustahil aku tidak boleh kembali ke kuil ini?" jawab Hian Ceng Tojin dengan menyindirsebetulnya Giok Siu Sian Cu sangat congkak, tetapi kali ini ia tidak menjadi gusar ia tetap bersikap tenang, ia berkata lagi sambil tersenyum "Aku cari ia karena adanya suatu urusan, dan urusan itu bukan urusan yang besar Bolehkah aku sendiri menemui dia?" Lalu dengan kedua matanya ia mengawasi semua orang-orang yang mengurung padanya,Hian Ceng Tojin telah mengetahui bahwa Giok Siu Sian Cu adalah satu iblis wanita di kalangan Bu Lim, dan tak mudah ditaklukkan atau dibujuk. ia berpikir Tadi ia berbicara sangat menyakiti hati Giok Cin Cu. Aku pun telah menyindir kepadanya, tetapi ia tidak menjadi gusar Apakah maksudnya?" Lalu ia menjawab "Kau mencari Bee Kun Bu sebetulnya untuk urusan apa? Kau dapat memberitahukan urusan itu kepadaku jikalau ia telah berbuat salah terhadap kau, aku sebagai gurunya, tentu akan menghukum ia dengan seksama!"Giok Siu Sian Cu segera mengetahui bahwa Hian Ceng Tojin tidak paham akan maksudnya. iapun tak dapat menjelaskannya, ia berdusta, tapi sebagai seorang wanita, ia tak dapat memikirkan dengan cepat perkataan apakah yang ia harus ucapkan untuk menutupi urusan pribadinya terhadap Bee Kun Bu. Untuk sementara waktu ia berdiri itu telah diperhatikan oleh Giok Cin Cu yang segera berpikir "Melihat sikapnya, ia datang bukan untuk membikin pembalasan dan bukan hendak mencari ribut." Lalu ia mengisyaratkan dengan pedangnya memerintahkan semua murid-muridnya yang mengurung Giok Siu Sian Cu bubar Sejenak kemudian tinggal ia, Giok Siu Sian Cu dan Hian Ceng Tojin. ia sarungi pedangnya dan menghampiri Giok Siu Sian Cu. ia angkat kedua tangannya memberi hormat dan berkata "Kami hargai kunjunganmu kesini, perbuatan kamiyang terburu napsu tadi, aku minta maaf."Giok Siu Sian Cu lekas-lekas membalas hormat itu. "Akulah yang harus dipersalahkan, karena aku datang mencari orang di tengah malam buta," katanya."Sudah lama aku mendengar nama saudari yang termashur. Malam ini kita dapat berjumpa, aku merasa beruntung sekali," kata Giok Cin Cu, lalu mempersilahkan tamunya masuk ke ruangGiok Siu Sian Cu mengikuti Giok Cin Cu, dan Hian Ceng Tojin juga jalan di belakang Giok Siu Sian Cu. Kedua pemimpin partai Kun Lun itu masih merasa heran mengapa iblis wanita ini ingin mencari Bee Kun Bu...Setelah melalui satu bukit kecil, mereka tiba di satu rumah yang terletak di tengah-tengah pohon-pohon bambu, Giok Cin Cu membuka pintu dan mempersilahkan tamunya masuk, dan diikuti oleh Hian Ceng Tojin, Rumah itu adalah tempat tinggalnya Giok Cin Cu, dan segala perabot di dalamnya sangat bersih dan rapi, Ruang di dalam diterangkan oleh mempersilahkan tamunya dan Toa suhengnya duduk, seorang rahib wanita muda masuk menyediakan teh, dan kemudian gadis kecil itu berdiri di samping Giok Cin menghirup teh, Hian Ceng Tojin menanya sambil tersenyum "Saudari dari jauh datang mengunjungi kuil kami, apakah hanya dengan maksud mencari Bee Kun Bu saja?"Ketika itu Giok Siu Sian Cu telah loloskan penutup mukanya, ia menjawab sambil tersenyum juga "Betul, kedatanganku ini hanya cuma ingin mencari ia untuk menanyakan suatu urusan."Melihat muka tamunya yang elok, Giok Cin Cu terpesona, sebelumnya ia hanya mendengarkan tentang Giok Siu Sian Cu itu seorang iblis wanita dengan ilmu silat yang tinggi sekali ia tidak menduga sama sekali bahwa iblis wanita dengan julukan "Dewi seruling batu Giok" adalah seorang wanita yang cantik jelita,Hian Ceng Tojin yang pernah menjumpai ia, juga belum pernah melihat wajahnya yang selalu bertutupkan muka, ia pun tereengang menampak wajah yang cantik dari tamunya itu."Ketika Bee Kun Bu di pegunungan Cie Lian San," begitulah Giok Siu Sian Cu mulai kata-katanya, "la telah menderita luka parah, Aku telah berusaha menolong ia dan mengobati luka-lukanya. Kami berada di satu lembah yang dalam, ketika ia menderita sakit berat Untuk menolong ia aku telah menerobos masuk ke dalam kuil Toa Ciok Sie dan mencuri sebuah Sie Can Ko yang mustajab Dengan buah itu, aku kira ia menjadi sembuh. "Di sini wanita itu memperlihatkan bahwa ia tetap seorang wanita, ia menunjukkan sikap seorang wanita yang terserang "Dewi asmara." ia menarik napas dan menjadi ragu-ragu untuk meneruskan kisahnya, Melihat sikap itu Giok Cin Cu dan Hian Ceng Tojin terkejut, Hian Ceng Tojin menundukkan kepalanya, lalu berkata Tertolongan yang saudari berikan kepada muridku, aku menghaturkan banyak terima kasih, Nanti setelah ia kembali ke sini, aku pasti ia mengunjungi saudari untuk menghaturkan banyak terima kasih. "Giok Siu Sian Cu tiba-tiba mengangkat kepalanya, dan dengan kedua mata terbelah ia menanya "Ha! Apakah Bee Kun Bu belum kembali ke pegunungan Kun Lun?"Melihat sikap yang tegang itu, Hian Ceng lojin merasa bahwa urusan yang Giok Siu Sian Cu ingin beritahukan kepada Bee Kun Bu sangat penting. ia menjawab "Betul, Bee Kun Bu belum kembali ke sini?"Giok Siu Sian Cu berdiri, dan dengan wajah yang gusar ia menanya Hian Ceng Tojin "Apakah ia tak sudi menemui aku? apakah ia betul-betul belum kembali? Aku telah pergi lagi ke pegunungan Cie Lian San, tetapi aku tidak menjumpai ia di sana.,.!"Sikap yang tiba-tiba berubah itu membikin Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu heran, dan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan mereka bersikap waspada, karena Giok Siu Sian Cu itu terkenal sangat kejam,Dengan sikap yang tenang dan ramah, Hian Ceng Tojin berkata "Bee Kun Bu adalah muridku, Kalau ia berbuat salah, kami pasti menghukum padanya, kami tak akan memperkenan berbuat yang tidak pantas!"Giok Siu Sian Cu geleng-geleng kepalanya, dan berkata "la tidak berbuat salah, Kau tak dapat sembarangan menerka!N Segera air matanya mengucur keluar dari kedua matanya,Melihat sikap tamunya yang demikian itu, Giok Cin Cu mengetahui bahwa tamunya tak dapat diperlakukan dengan kekerasan ia berkata sambil tersenyum dan menghibur Toa suhengku belum pernah berdusta, Bee Kun Bu betul-betul belum kembali ke kuil Sam Goan Kong. Jika kau tak pereaya, aku persilahkan kau memeriksa semua kamar, semua ruang dan semua kuil ini!"Dengan perasaan tertindih, Giok Siu Sian Cu berkata "Aku tak menghiraukan ia di mana, aku mesti pergi mencari ia. Jika ia masih hidup, aku ingin menjumpai ia. Jika ia telah tewas, aku mau lihat mayatnya!" Lalu ia berjalan menuju pintu hendak keluarGiok Cin Cu mengikuti dari belakang, lalu sambil memegang bahunya ia berkata "Kau baru saja datang tapi sudah hendak pergi lagi, Kau tinggallah di sini beberapa hari lagi, kemudian baru pergi."Giok Siu Sian Cu menoleh ke belakang, ia tersenyum, Terima kasih, Aku pasti akan datang pula dan kita dapat bereakap-cakap lagi," ia berkata, Lalu dengan satu loncatan ia keluar dari rumah itu dan lari keluar dari kuilGiok Cin Cu kembali dan sambil menarik napas ia berkata kepada Hian Ceng Tojin "Ai! Muridmu itu betul-betul membikin orang banyak sedih hati. Aku khawatir ia akan membikin pusing kepalaku juga!"Dengan nada suara menghibur Hian Ceng Tojin berkata "Aku senantiasa yakin bahwa muridku, Bee Kun Bu seorang yang setia, budiman, sopan, mulia dan berbakti"Aku tidak katakan ia jahat dan busuk, justru karena ia terlalu baik hati, ia akan membikin aku pusing kepala, Di kemudian hari apabila ia menyakiti hatinya Lie Ceng Loan, muridku, aku harus membikin perhitungan dengan kau!"Sambil geleng-geleng kepala, Hian Ceng Tojin bangun dari tempat duduknya, Lalu berkata "Sudahlah, Hari masih malam, kau harus tidur Urusan ini kita dapat bicarakan besok!"Giok Cin Cu melihat ke atas langit dan berkata "Baru jam empat, Giok Siu Sian Cu telah datang menerobos masuk ke pekarangan dan karena itu telah menggangu aku. Aku tak dapat tidur lagi Mari kita main catur" Sejak Hian Ceng Tojin kembali ke puncak Kim Teng Hong, untuk menghindarkan salah paham dan khawatir menimbulkan kegelisahan Tong Leng Tojin ia berusaha tidak berada dekat Giok Cin Cu. Kini Giok Cin Cu minta ia bermain catur ia berdiri berpikir untuk mengambil keputusan justru pada saat itu terdengar suara seruling merdu menawan hati. seruling tersebut makin lama makin sedih terdengarnya. Dengan tak terasa dan tak tertahan, air mata mengalir keluar dari matanya Giok Cin Cu. ia balik badan dan melihat muridnya Liong Giok Pin, yang melayani ia juga mengucurkan air mata sedih mendengar lagu dari seruling itu."
Cerita Silat Lanjutan. Dulu kamu lucu,, dulu kamu gemesin,, dulu juga kamu ngangenin, tp sekarang kamu berubah.. Pendekar Manja membaca tulisan didinding sebuah goa yg tanpa sengaja ditemukannya.. Gak salah lagi dahulu goa ini pernah dihuni seseorang.. Ach.. Cemburu menghancurkan semua Nya.. Betapa Mata ingin melihat, betapa tangan ingin membelai betapa bibir ingin bisikan Cinta tp kebencian mengalahkan segalanya.. Satu lg tulisan yg terukir indah pada sebuah patung bidadari cantik.. Dimana dibawah kaki patung cantik itu terdapat 3buah kitab tua.. Berdebar hati pendekar Manja, iya sentuh kitab itu ia bersihkan debu yg menempel.. Tampak tulisan pada sampul kitab itu.. KITAB ILMU SILAT JURUS PATAH HATI.. Gak salah lagi goa ini dahulu dihuni seorang pendekar sakti yg mengasingkan diri.. Penasaran pendekar Manja bersihkan kitab yg kedua disana tertulis Kitab JURUS ILMU SILAT KUCING KAWIN, wadohh jurus enak niy hahaha. Dan kitab yg ketiga tertulis Kitab ILMU SILAT KUCING PIPIS.. hmmm ternyata kitab2 ini adalah kitab yg selama ini dicari2 dan diperebutkan kaum dunia persilatan.. Hmm jodoh g kemana2 para pendekar baik dari golongan hitam maupun putih berlomba2 berburu kitab2 ini malah pendekar Manja yg menemukan tanpa sengaja hehe.. Pembaca pendekar Manja nya pamit dulu mau berlatih jurus2 baru berkelebattt hahahah.. . jackygiar
Jilid 37Bagaimana mungkin Lie Ceng Loan akan membiarkan mereka kabur? ia segera mengerahkan ginkangnya mengejar mereka, Begitu memasuki rimba itu, ia terheran-heran, karena di dalam rimba itu amat sunyi, sepertinya tidak ada orang sama sekali, Padahal mereka bertiga baru melesat ke dalam. Lagipula salah seorang dari mereka telah terluka, Bagaimana mungkin mereka bisa kabur begitu cepat? Mungkinkah mereka bersembunyi di suatu tempat? Pikir Lie Ceng berpikir demikian, ia tidak menggunakan ginkang lagi, melainkan melangkah biasa sambil menengok ke sana- terdengar suara di depan, Giranglah Lie Ceng Loan. Ketika ia baru mau melesat ke arah suara itu, mendadak tempat itu berubah gelap, Ternyata ada gumpalan awan hitam menutupi bulan di langitKarena itu, Ue Ceng Loan terlambat sehingga sudah tidak tahu di mana arah suara lama kemudian, tempat itu berubah agak terang lagi, karena awan hitam telah melewati bulan di langit sedangkan Lie Ceng Loan sudah ke luar dari rimba itu. Tampak sebuah jalan besar di situ, tapi tidak kelihatan bayangan ke tiga orang berbaju Ceng Loan penasaran sekali. ia yakin, ke tiga orang itu tidak mungkin pergi melalui jalan besar, sebab mereka bertiga harus menghindarinya Tapi Lie Ceng Loan juga tidak tahu arah mana yang mereka tempuh, Akhirnya ia terpaksa menuju jalan besar itu, lalu mengerahkan ginkangnyaKka-kira beberapa mil kemudian, tampak sebuah jalan kecil membelok ke kiri Ue Ceng Loan berhenti di situ, lalu memperhatikan jalan kecil itu. Terlihat enam buah tapak kaki di Lie Ceng Loan, itu pertanda ke tiga orang berbaju putih melalui jalan kecil tersebut Segeralah ia mengerahkan ginkang mengejarAkan tetapi, hingga hari mulai terang, Lie Ceng Loan masih belum berhasil mengejar ke tiga orang itu, Maka ia berhenti sambil berpikir Tiba-tiba ia tersentak, jangan-jangan ke enam tapak kaki itu merupakan suatu tipuan belaka, agar dirinya mengejar di situ. wajahnya langsung berubah murung, ia tidak menyangka kalau dirinya akan terjebak oleh tapak-tapak kaki itu. sedangkan gunung Kwat Cong San sudah dekat ia menjadi putus asa, Bagaimana mungkin dapat menemukan Kun Lun Sam Cu lagi? Lebih baik langsungmenuju gunung Kwat Cong San menemui Pek Yun Hui, sekaligus berunding dengannya pikir Ue Ceng Loan sambil mengerahkan ginkangnya menuju gunung Kwat Cong San.******Hari berikutnya, Lie Ceng Loan telah tiba di gunung Kwat Cong San, ia terus mengerahkan ginkangnya menuju ke gua Thian Kie Cinjin, Setelah mendekat, terdengar suara alunan suling yang amat memilukaLie Ceng Loan segera melesat ke tempat itu, Tampak Giok Siauw Sian Cu duduk di atas batu sambil meniup suIing."Kakak Giok Siauw! Kakak Pek ada?" seru Lie Ceng Siauw Sian Cu berhenti meniup suling, lalu menoIehkan kepalanya, ia tertegun ketika melihat Lie Ceng Loan."Eh? Nona Loan!" Giok Siauw Sian Cu menatapnya dengan penuh keheranan "Kenapa engkau meninggalkan gunung Taysan?""Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Kakak Pek ada di dalam gua?"Tiba-tiba air muka Giok Siauw Sian Cu berubah, lalu membalikkan badannya, ia mulai meniup suling lagi, sama sekali tidak meladeni Lie Ceng melihat sikap Giok Siauw Sian Cu, heranlah Lie Ceng Loan, karena selama ini Giok Siauw Sian Cu tidak pernah bersikap demikian terhadapnya."Kakak Giok Siauw!" Gadis itu mendekatinya, "Kenapa sih engkau? Kok tidak mau meladeniku?" "Nona Loan!" sahut Giok Siauw Sian Cu dingin, "Ternyata cintamu terhadap Bee Kun Bu cuma merupakan cinta palsu!""Eh?" Lie Ceng Loan terkejut. "Kakak Giok Siauw, apa maksudmu itu?""Engkau dan Na Siao Tiap berdua telah berjanji akan menemani Bee Kun Bu selama-lamanya di tempat itu, namun kini justru engkau seorang diri ke mari! itu membuktikan bahwa cintamu itu palsu!""Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan tersenyum"Engkau masih bisa senyum?" bentak Giok Siauw Sian Cu gusar "Kalau aku tidak memandang Nona Pek, engkau sudah kuhajar sekarang!""Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan tersenyum lagi seraya berkata, "Engkau jangan salah paham, aku bukan gadis macam itu.""Kalau begitu, kenapa engkau ke mari?" tanya Giok Siauw Sian Cu dengan kening berkerut"Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan memberitahukan. "Kakak Bu tidak mati."Ketika mendengar itu, Giok Siauw Sian Cu nyaris meloncat ia memandang Lie Ceng Loan dengan mata tak berkedip."Engkau... engkau bilang apa?" tanyanya."Aku bilang Kakak Bu tidak mati, dia masih hidup segar bugar.""Ba... bagaimana dia bisa tidak mati?" tanya Giok Siauw Sian Cu heran, "Bukankah engkau yang menyaksikan kematiannya?""Kakak Giok Siauw, sungguh panjang kalau dituturkan," ujar Lie Ceng Loan, "Mari kita masuk menemui Kakak Pek dulu, barulah aku menuturkannya!""Ayo!" Giok Siauw Sian Cu menarik Lie Ceng Loan. Ketika menikung di sebuah tebing, muncullah Pang Siu Wie. Begitu melihat Lie Ceng Loan, ia pun terbelalak"Cepat beritahukan pada Nona Pek, bahwa Bee Kun Bu tidak mati!" ujar Giok Siauw Sian Cu."Apa?!" Mendadak muncul Pek Yun Hui dengan wajah berseri"Kakak Pek!" Lie Ceng Loan langsung menubruknya, dan sekaligus mendekap di dadanya, "Kakak Bu tidak mati, dia sudah mau ke mari, Kalau dia sudah datang dia pasti menyalahkan aku karena tidak bisa menjaga guru dan Supek."ucapannya yang tiada ujung pangkal itu membuat Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie melongo."Adik Loan, engkau bilang apa? Di mana Siao Tiap?" tanya Pek Yun Hui."Aku tidak tahu. Kakak Pek, aku... aku menghadapi suatu masalah yang amat aneh, yang membuatku resah sekali.""Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyum, "Engkau menghadapi masalah aneh yang bagaimana? Beritahu-kanlah perlahan-lahan!""Aku. " Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan, barulahia sadar telah mengucapkan yang tiada cenderungannya. "Kita masuk dulu!" ajak Pek Yun bertiga memasuki gua Thian Kie. Setelah mereka duduk, Lie Ceng Loan bertanya."Kalian bertiga, siapa tahu apa artinya Mo Kui Ceh Yi?"Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie tertegun, Mereka bertiga saling memandang dan menyahut serentak."Tidak tahu,""Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui kemudian Tutur-kanlah cara bagaimana engkau bertemu Bee Kun BuI" Lie Ceng Loan mengangguk lalu menutur tentang pertemuannya dengan Co Hiong, bagaimana kematian Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, berikut Mo Kui Ceh Yi Perbatasan Setan Iblis dan lain sebagai mendengar Na Hai Peng berubah tidak waras, Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie tampak terkejut sekaliSetelah Lie Ceng Loan usai menutur, mereka bertiga sama sekali tidak bersuara, Berselang sesaat, barulah Pek Yun Hui membuka mulut berkata pada Giok Siauw Sian Cu."Engkau paling berpengalaman dalam rimba per-silatan, tahukah engkau apa artinya Mo Kui Ceh Yi?""Aku tidak tahu." Giok Siauw Sian Cu menggeleng kepala. "Kedengarannya seperti nama suatu tempat, tapi tidak pernah mendengar tentang tempat itu.""Berdasarkan apa yang dituturkan Nona Loan tadi, kaum pedagang itu pasti tahu jelas tentang rahasia tersebut sayangnya pada waktu itu Nona Lie tidak bertanya pada orang tua itu." ujar Pang Siu apa." ujar Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak "Ke lima orang berbaju putih itu pasti ada hubungannya dengan Mo Kui Ceh Yi. Kita tunggu kedatangan Kun Bu, barulah kita mengambil suatu ke-putusan."Giok Siauw Sian Cu, Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan mengangguk Lie Ceng Loan sudah lelah sekali, maka ia segera tidur******Bab ke 57 - Pertama Kali Pek Yun Hui jatuh di Bawah AnginKeesokan harinya, begitu bangun dari tidurnya, Lie Ceng Loan langsung ke luar untuk menunggu Bee Kun Bu, Namun sampai tiga hari lamanya, Bee Kun Bu belum juga datang, itu membuat hati Lie Ceng Loan jadi resah sekali, Pek Yun Hui pun begitu, tapi ia masih bisa berlaku Ceng Loan menunggu sehari lagi, tapi Bee Kun Bu tetap tidak muncul Gadis itu menjadi cemas dan mulai tiada nafsu makan. wajahnya pun tampak muram sekaliPek Yun Hui berpikir, kalau terus begini juga tiada gunanya. Maka pada hari ke Hma, ia berpesan pada Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie, harus menjaga di depan gua Thian Kie. Kalau Bee Kun Bu datang, suruh dia menunggu di dalam gua, jangan pergi ia dan Lie Ceng Loan berdua akan pergi mencari Bee Kun Bu, paling lama setengah bulan pasti kembali ke gua Thian sesungguhnya, Giok Siauw Sian Cu ingin ikut mereka, namun Pek Yun Hui telah berpesan begitu, maka ia terpaksa menurutKeesokan harinya sebelum hari terang, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan sudah berangkatHati Lie Ceng Loan sama sekali tidak bisa tenang, Dalam perjalanan ia terus-menerus bertanya pada Pek Yun Hui"Kakak Pek! Kakak Bu tidak akan terjadi sesuatu di luar dugaan kan?"sesungguhnya Pek Yun Hui juga tidak habis berpikir, karena urusan tersebut sangat aneh, Ketika melihat Lie Ceng Loan begitu gelisah, ia terpaksa menghiburnya."Adik Loan! Bee Kun Bu pernah mengalami kesulitan di dalam istana Pit Sia Kiong, tapi dia toh bisa selamat Nah, kini apa yang kau khawatirkan?""Mudah-mudahan begitu!" ucap Lie Ceng Loan sambil menarik nafas panjang, "Yaah! selanjutnya aku tidak mau berpisah dengan Kakak Bu lagi!""Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyunv "Engkau yang bersalah dalam hal ini." "Kok aku yang bersalah?" tanya Lie Ceng Loan keheranan"Siapa suruh engkau berpisah dengan dia?" Pek Yun Hui tersenyum Iagi.""Aku sendiri pun tidak tahu, kenapa aku tidak bisa tidak menurut perkataannya," sahut Lie Ceng Loan dengan wajah agak kemerah-merahan."Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak "Ada satu urusan yang aku sungguh tidak mengerti"Urusan apa?" tanya Lie Ceng Loan heran. "Engkau bilang pernah melihat di atas pintu gua di dasar telaga kering itu terdapat tulisan Sam 2m Sian Hu?" "Benar.""Kalau begitu, ketika engkau melihat Co Hiong, apakah dia tampak bersikap aneh?""Tidak juga," jawab Lie Ceng Loan seraya berpikir, kemudian melanjutkan "Dia cuma bilang mulai sekarang akan mendampingi Nyonya Souw dan putrinya di kuil Yang Sim Am, tidak mau berkecimpung di dalam rimba persilatan lagi.""Hm!" dengus Pek Yun Hui dingin, "Kakak Pek!" Lie Ceng Loan menatapnya heran. "Kenapa engkau mendengus?""Aku pikir Co Hiong yang begitu licik dan jahat, bagaimana mungkin akan tinggal di kuil itu? Pasti ada sebab musababnya!""Kakak Pek, untuk sekarang ini kita tidak perlu mempedulikannya." ujar Lie Ceng Loan. "Setelah kita ke luar dari gunung Kwat Cong San ini, ke mana kita mencari orang- orang berbaju putih itu?""Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyum getir, Terus terang, aku pun tidak tahu harus ke mana mencari mereka, Kita ikuti keadaan saja!""Ya." Lie Ceng Loan mengangguk Ketika hari mulai petang, mereka berdua hampir tiba di kaki gunung Kwat Cong San. sepanjang jalan, tak henti- hentinya Lie Ceng Loan menarik nafas dan berkeluh Yun Hui ingin menghiburnya, tapi pada waktu bersamaan, dari tempat yang tidak begitu jauh di depan, terdengar suara jeritan yang memilukanBegitu mendengar suara jeritan itu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan tertegun, lalu bersama melesat ke tempat mereka melesat, masih terdengar suara jeritan itu malahan semakin dekatTak seberapa lama kemudian, mereka melihat seseorang berlari-lari sambil menjerit, lengan kanannya telah kutung dan masih mengucurkan darah."Hah!" teriak Lie Ceng Loan dan seketika berdiri mematung di tempatini bukan karena ketakutan, melainkan merasa tidak tega menyaksikan keadaan orang itu berlari ke hadapan Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan, Dalam jarak dua depaan mendadak orang itu terkulai"Nona Pek! Cepat., cepat..." ucapnya terputus, Kepalanya terkulai dan tidak bergerak wajah orang itu, Pek Yun Hui langsung karena itu, mereka berdua segera mendekati orang itu, Siapa orang itu? Tidak lain Gin Tie Suseng-Kim Eng mengetahui orang itu Gin Tie Suseng, Pek Yun Hui pun tahu ada urusan yang tidak beres. Sebab Gin Tie Suseng tadi kelihatan ingin menyampaikan se-suatu, namun cuma mengucapkan "Cepat" saja. Kepandaian Gin Tie Suseng tidak rendah, namun kini sekujur badannya telah terluka parah, Da-pat dibayangkan betapa sadisnya orang yang melukainya."Kakak Pek, apakah dia... dia akan mati?" tanya Lie Ceng Loan Yun Hui segera meraba hidung Gin Tie Suseng, Ternyata masih ada sedikit nafas, dan Pek Yun Hui pun berkata."Dia belum mati, adik Loan! Menolong orang jauh lebih penting, Kita harus segera memapahnya ke gua Thian Kie!"Padahal Lie Ceng Loan ingin cepat-cepat pergi mencari Bee Kun Bu. Namun ketika melihat keadaan Gin Tie Suseng begitu parah, ia merasa tidak tega dan harus segera menyelamatkan nyawanya."Baik." Lie Ceng Loan menganggukMereka segera membuat sebuah usungan dari dahan pohon, kemudian membawa Gin Tie Suseng dengan usungan jaian, Gin Tie Suseng sama sekali tidak bergerak Darahnya masih mengucur di sekujur tubuh-nya. Walau sedang menggotong, Pek Yun Hui masih terus memeriksa nafasnya, Kian lama nafas Gin Tie Suseng kian lemah, itu membuat mereka berdua harus mengerahkan ginkang agar lekas-lekas sampai di gua Thian seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di depan gua Thian Kie. Kebetulan Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie berada di situ, Ketika melihat Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan menggotong seseorang yang berlumuran darah, mereka terkejut"Apakah. Kun Bu terluka?" tanya Giok Siauw Sian Cudengan wajah memucat "Bukan," sahut Pek Yun Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie menarik nafas Giok Siauw Sian Cu bertanya. "Siapa orang itu?"Pek Yun Hui tidak menyahut, sebab Giok Siauw Sian Cu sudah melihat orang yang ada di dalam usungan itu, dan seketika juga wajahnya berubah Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng pernah bersama meniup suling di dalam penjara istana Pit Sia Kiong. Bahkan ketika mau berpisah, Gin Tie Suseng masih mengundang Giok Siauw Sian Cu pesiar ke gunung Tay Pah San. itu pertanda Gin Tie Suseng telah jatuh hati tetapi kini Gin Tie Suseng terbujur di dalam usungan dengan sekujur badan berlumuran darah, Be-tapa dukanya hati Giok Siauw Sian Cu. ia segera mendekati Gin Tie Suseng lalu meraba hidungnya, ternyata masih ada sedikit nafas, itu cukup melegakan hati Giok Siauw Sian Cu."Nona Pek, bagaimana kalian bertemu dia?" tanya Giok Siauw Sian Yun Hui memberitahukan, kemudian memandang Giok Siauw Sian Cu seraya bertanya."Engkau bersedia mengobatinya dan mau menjaga-nya?" pertanyaan itu membuat wajah Giok Siauw Sian Culangsung memerah, sebab kalau mengobati Gin Tie Su-seng, otomatis harus membuka semua pakaiannya."Giok Siauw Sian Cu!" Pek Yun Hui tersenyum "Di gunung Taysan dia telah menaruh perhatian padamu, LagipuIa engkau wanita rimba persitatan, jadi tidak usah banyak peradaban!""Baik-" Giok Siauw Sian Cu mengangguk "Aku bersedia mengobatinya dan menjaganya." Usai berkata begitu, Giok Siauw Sian Cu segera menggendong Gin Tie Suseng ke dalam salah sebuah ruang di gua Thian Kie, tidak pedu!i sekujur badan Gin Tie Suseng berlumuran"Adik Loan!" Pek Yun Hui mengarah padanya, "Dia tadi kelihatan ingin menyampaikan sesuatu, Bagaimana kalau kita tanya setelah dia siuman?""Baik," Lie Ceng Loan menganggukPek Yun Hui dan Lie Ceng Loan masuk ke dalam gua Thian Kie. Mereka menunggu di luar ruang itu. Berselang beberapa saat kemudian, tampak Giok Siauw Sian Cu berjalan ke luar dari ruang itu."Bagaimana keadaan Gin Tie Suseng?" tanya Pek Yun Hui."Di badannya terdapat delapan luka bekas tusukan pedang dan golok," jawab Giok Siauw Sian Cu sambil mengerutkan kening, "Aaaakh! Bagaimana cara dia dapat meloloskan diri?""Pernahkah dia siuman?" tanya Lie Ceng Giok Siauw Sian Cu menggelengkan kepala, "Aku telah mengobati luka-lukanya, bahkan telah memasukkan obat ke dalam mulutnya Nafasnya sudah normal, tapi dia masih belum siuman."Apakah dia sama sekali tidak bersuara?" tanya Pek Yun Hui."Pernah bersuara." Giok Siauw Sian Cu memberitahukan "Dia mengucapkan "Cepat" saja.""Mari kita ke dalam menengoknya!" ajak Pek Yun Hui. Mereka bertiga masuk ke dalam ruang itu, sedangkanPang Siu Wie menjaga di luar Gin Tie Suseng berbaring di atas batu. wajahnya kelihatan tenang tapi masih pucat pias. Mereka bertiga mendekatinya, Pek Yun Hui memeriksa nadinya lalu lama ia berkata."Lukanya sudah tidak masalah, tapi sementara ini masih belum bisa siuman,""Kalau begitu kita harus bagaimana?" Lie Ceng Loan tampak gugup. "Kalau dia ada suatu urusan penting. "Ucapan Lie Ceng Loan terputus, karena tiba-tiba terdengar suara bentakan di luar gua."Siapa itu? Cepat berhenti!" Yang membentak Pang Siu Wie, yang menjaga di Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Lie Ceng Loan tertegun ketika mendengar suara bentakan itu."Giok Siauw Sian Cu!" pesan Pek Yun Hui. "Engkau tidak boleh meninggalkan Gin Tie Suseng, Adik Loan, mari kita ke luar melihat-lihat!"Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan melesat ke luar. Mereka melihat Pang Siu Wie tetap menjaga di luar gua, kelihatan bersiap-siap menghadapi depa di depan, tampak berdiri seorang berpakaian putih. wajahnya memakai kedok kulit manusia yang menyerupai muka setan iblis bertaring melihat orang berbaju putih itu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan sudah tahu bahwa orang itu berkepandaian tinggi, Pek Yun Hui maju beberapa langkah, dan Pang Siu Wie segera mendekatinya dan berbisik"Gerakan orang itu amat cepat, tapi setelah kubentak dia pun berdiri diam. Entah dia berasal dari golongan mana?""Engkau mundur du!u!" bisik Pek Yun Hui juga. "Engkau dan Lie Ceng Loan menjaga di depan gua berjaga-jaga kalau ada orang menerobos ke dalam Biar aku yang menghadapi orang itu." Pang Siu Wie mengangguk, lalu mundur ke sisi Lie Ceng Loan. Setelah mereka berdua berdiri di depan gua, Pek Yun Hui maju ke hadapan orang berbaju putih seraya bertanya lantang."Anda siapa? Ada urusan apa Anda ke mari?" Orang berbaju putih tampak sungkan sekali, ia segera menjura seraya menjawab dengan sopan"Maaf! Siapa aku, Nona tidak perlu tanyai Aku ke mari cuma menginginkan seseorang!"Pek Yun Hui melihat sepasang mata orang berbaju putih itu menyorot tajam sekali, pertanda memiliki Lwee-kang yang amat dalam Maka ia pun segera mengerahkan Toa Pan Yok Cin Khi Hawa Murni Tenaga Sakti untuk melindungi diri."Penghuni gua Thian Kie tidak begitu banyak, entah Anda menginginkan siapa?" tanya Pek Yun Hui. sesungguhnya ia sudah tahu bahwa yang dimaksudkan orang itu, tentu Gin Tie Suseng."Dia murid dari kuil Ceh Yun Si di gunung Tay Pah San, namanya Kim Eng Hauw! Dia telah terluka di luar gunung Kwat Cong San, namun kami tidak menemukan nya. Nona yang telah meno!ongnya! Harap Nona menyerahkannya pada kami!" sahut orang berbaju putih memberitahukan"Oh?" Pek Yun Hui tertawa panjang, Tidak salah, memang kami yang menotongnya. Bagaimana mungkin begitu gampang engkau menginginkannya? jangan bermimpi di siang hari bolong!""He he he!" Orang berbaju putih itu tertawa terkekeh "Nona mencetuskan omongan besar, bolehkah aku tahu siapa Nona?"Orang berbaju putih itu ke mari menginginkan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw. Tentunya tidak terhindar dari suatu pertarungan Maka Pek Yun Hui maju selangkah seraya menyahut"Aku Pek Yun Hui!""Oh! Ternyata engkau Pek Yun Hui, yang telah menggemparkan rimba persilatan Tionggoan! Namun aku harus menasihatimu, jangan memaksakan diri untuk mencampuri urusan ini!""Jangan omong kosong di sini!" bentak Pek Yun Hui. "Engkau tuh apa? Berani banyak omong di sini!""Ha ha!" Orang berbaju putih tertawa aneh, "Nona Pek, kalau engkau tidak mau menyerahkan Kim Eng Hauw, aku akan menerjang ke dalam gua!""Oh?" Pek Yun Hui tertawa dingin "Kalau begitu, engkau boleh coba!""Baik!" Orang berbaju putih mengangguk, "Hati-hatilah Nona Pek!"Usai berkata begitu, orang berbaju putih melesat ke arah Pek Yun Hui sambil Yun Hui memang sudah siap, maka begitu melihat bayangan putih berkelebat ia langsung melancarkan sebuah pukulanPlak! Terdengar suara benturan Ternyata Pek Yun Hui dan orang berbaju putih telah mengadu sebuah Yun Hui tetap berdiri di tempat tak bergeming sama sekali, sedangkan orang berbaju putih terdorong mundur beberapa langkah, barulah bisa berdiri mengadu pukulan, Pek Yun Hui juga merasa terkejut akan kehebatan Lweekang orang berbaju putih."Cuma berkepandaian segitu sudah berani mengacau di sini?" ujar Pang Siu Wie dingin. Orang berbaju putih memandang ke arah Pang Siu Wie, kemudian mengarah pada Pek Yun Hui seraya berkata."Nona berkepandaian tinggi, aku kagum padamu!"Ketika mendengar orang berbaju putih berkata be-gitu, Pek Yun Hui mengira orang berbaju putih itu ingin pergi, maka segera membentak"Jangan kabur!""Ha ha!" Orang berbaju putih tertawa gelak, "Nona Pek sedang omong bergurau, Aku belum mengatakan apa pun, kok Nona Pek sudah mengira aku mau kabur? Aku memang bukan tandingan Nona, namun tentu ada yang berkepandaian tinggi akan menerjang ke dalam gua Thian Kie!"Orang berbaju putih menyurut mundur beberapa depa, kemudian bersiul panjang, seketika juga tampak berkelebat tiga sosok bayangan ke tempat itu. Salah satu bayangan itu bergerak cepat sekali laksana kilat, dan dalam waktu sekejap sudah sampai di tiga orang itu juga berpakaian putih dan memakai kedok setan iblis, Orang yang sampai duluan itu berbadan tinggi Yun Hui sudah tahu, bahwa Gingkang orang itu telah mencapai tingkat yang amat tinggi, Tentunya sangat berbaju putih yang beradu pukulan dengan Pek Yun Hui, segera menghampiri orang baju putih yang tinggi besar, lalu menepuk-nepuk bahunya seraya berkata dengan nada aneh."Di dalam gua itu ada seseorang yang terluka parah, cepatlah engkau menerjang ke dalam dan bawa orang itu ke luar!""Ack!" Orang baju putih yang tinggi besar mengeluarkan suara di tenggorokan seakan menyahut, kemudian melangkah ke arah Pek Yun Hui. Ketika melihat langkah orang itu, terkejutlah Pek Yun Hui, sebab sangat mirip Nai Hai Peng."Berhenti!" bentak Pek Yun berbaju putih itu tidak mendengar sama sekali, dan terus melangkah Pek Yun Hui mengerutkan kening, bagaimana mungkin ia membiarkan orang berbaju putih itu memasuki gua Thian Kie? Karena itu, ia langsung melancarkan sebuah pukulan ke arah orang baju putih itu, sedangkan orang berbaju putih itu pun melancarkan sebuah pukulan menyaksikan pukulan orang itu, terkejutlah Pek Yun Hui dan air mukanya pun berubah, Secepat kilat ia meloncat ke samping beberapa depa, kemudian bertanya dengan nada kaget"Si... siapa engkau?"Orang berbaju putih itu kelihatan tidak mendengarkan pertanyaan Pek Yun Hui. sedangkan pukulannya mengarah pada sebuah batu Terdengar suara ledakan dahsyat, dan batu besar itu telah hancurKalau Pek Yun Hui tidak berkelit ke samping, tentu ia sudah celaka, Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie menyaksikan keadaan itu. Mereka tahu Pek Yun Hui bukan lawan orang berbaju putih Siu Wie yang lebih berpengalaman segera menarik Lie Ceng Loan ke dalam gua. Pada saat itu Pek Yun Hui dan orang berbaju putih kembali mengadu Pek Yun Hui terdorong, wajahnya menjadi pucat pias."Nona Pek!" seru Pang Siu Wie. "Cepat masuk gua!"Saat ini, Pek Yun Hui sudah tahu bahwa Lweekang orang berbaju putih itu lebih tinggi dari padanya, LagipuIa ada satu hal yang membuatnya tidak habis berpikir dan merasa sangat terkejut Maka ketika mendengar seruan Pang Siu Wie, ia langsung melesat ke dalam Pang Siu Wie yang telah siap itu segera menutup pintu saja pintu gua itu tertutup, mendadak terdengar suara "Bum! Bum" yang amat dahsyat di pintu gua itu. Untung pintu gua itu sangat tebal, maka tidak bisa dihancurkan dengan tenaga Yun Hui mengintip ke luar dari sebuah lubang rahasia, Tampak orang berbaju putih itu sedang menghantam pintu gua dengan pukulan."Kita semua harus mundur ke dalam lagi!" ujar Pek Yun Hui. "Pintu ke dua dan ke tiga juga harus ditutupiSejak mengenal Pek Yun Hui, Lie Ceng Loan tahu bahwa Pek Yun Hui berkepandaian amat tinggi tiada tanding, Namun kini hanya beradu satu pukulan dengan orang berbaju putih itu, Pek Yun Hui sudah jatuh di bawah angin, Maka Lie Ceng Loan sangat terkejut"Kakak Pek, siapa orang itu? Dia kok begitu lihay?" Yun Hui tidak menyahut, melainkan menariknya ke dalam, Di dalam gua itu memang masih terdapat dua buah pintu, yang selama ini tidak pernah ditutup, Namun kini menghadapi musuh yang begitu tangguh, ke dua pintu itu pun segera ditutup."Musuh tangguh mana yang ke mari?" tanya Giok Siauw Sian Cu."Beberapa orang berbaju putih yang tidak jelas identitasnya," sahut Pang Siu Wie. "Hah?" Giok Siauw Sian Cu terkejut "Nona Pek... jatuh di bawah angin?""Ya." Pang Siu Wie menganggukTidak tahu siapa musuh tangguh itu?" Giok Siauw Sian Cu terperanjatPek Yun Hui mengibaskan tangannya, agar mereka jangan berbicara lagi, lalu duduk di atas sebuah batu dan berpikir dengan kening berkerut-kerut Lama sekali barulah ia menarik nafas panjang, Setelah Pek Yun Hui menarik nafas panjang, Lie Ceng Loan bertanya. "Kakak Pek sedang memikirkan apa?""Adik Loan! Menurutmu orang berbaju putih yang tinggi besar itu mirip siapa?" Pek Yun Hui balik bertanya."Kalau orang itu memakai jubah biru, aku pasti menganggapnya Paman Na." jawab Lie Ceng Loan."ltu bagaimana mungkin!" sela Giok Siauw Sian Cu. "Ketika aku melihat orang berbaju putih tinggi besar itu,aku pun berpikir begitu, Namun aku masih ragu dan mentertawakan diri sendiri lantaran berpikir begitu, Ke-tika orang berbaju putih tinggi besar melancarkan pu-kulan, ternyata memakai ilmu silat dari kitab Kui Goan Pit Cek.""Hah?" Pang Siu Wie terkejut "Maka Nona langsung menarik pukulan yang telah dilancarkan itu?""Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Karena itu, aku cepat- cepat berkelit ke samping. Namun dia terus mendesakku dengan pukulan, maka aku terpaksa membalas dengan pukulan pula, sehingga pukulan kami beradu. ilmu Toa Pan Yok Sin Kangnya masih diatasku, Selain Na Siao Tiap, aku berani bilang hanya guru yang memiliki ilmu itu.""Maksud Kakak Pek orang berbaju putih itu Paman Na?" tanya Lie Ceng Loan cemas. "Aku masih tidak berani memastikannya." sahut Pek Yun semua tampak tertegun dan tenggelam dalam keheranan, karena urusan itu memang aneh sekaliSetelah mereka mundur ke ruang dalam, terdengar lagi suara "Bum" di luar gua. Tentunya orang berbaju putih itu masih terus menghantam pintu gua dengan pukulan yang amat dahsyatBerselang beberapa saat kemudian, tak terdengar suara apa-apa lagi, dan suasana di luar gua menjadi sunyi"Aku akan ke luar melihat-lihat sebentar," ujar Pek Yun Hui."Kakak Pek bukan lawan orang itu, aku ikut" sela Lie Ceng Loan."Aku tidak ke luar dari gua, hanya ingin mengintip dari lubang rahasia," sahut Pek Yun Hui memberitahukan"Kakak Pek!" ujar Lie Ceng Loan setelah berpikir sejenak "Aku ikut bersamamu, agar kalau Kakak Bu datang kita dapat menyambutnya bersama-sama.""Baiklah." sahut Pek Yun berdua berjalan ke luar Namun begitu sampai di pintu ke dua dan baru mau membuka pintu itu, tiba-tiba mereka mendengar suara seruan di luar gua."Kalian tidak mungkin selamanya di dalam! Lebih baik kalian serahkan orang itu, jadi kalian masih bisa selamat untuk sementara waktu!"Pek Yun Hui mengintip ke luar melalui sebuah lubang rahasia, Tampak beberapa orang berbaju putih berdiri di depan gua, sedangkan orang berbaju putih tinggi besar berdiri mematung di tempatPek Yun Hui merasa cemas sekali, sebab persediaan makanan di dalam gua tidak begitu banyak Apabila mereka terus menunggu di luar gua, otomatis yang di dalam gua akan kehabisan makananLagipuIa Bee Kun Bu bukan orang yang suka ingkar janji, Dia pasti datang menemui Lie Ceng Loan, Kalau dia datang dalam beberapa hari ini, bukankah akan bertemu orang-orang berbaju putih?Pek Yun Hui terus berpikir Setelah itu ia mundur dari tempat tersebut Giliran Lie Ceng Loan mengintip ke luar ia melihat orang-orang berbaju putih sedang asyik menyantap ayam panggang dan makanan lainnya, Mungkin mereka telah mengambil keputusan untuk terus menunggu di Ceng Loan juga mempunyai pikiran sama seperti Pek Yun Hui, Dalam beberapa hari ini, Bee Kun Bu pasti datang."Memang bagus sekali kalian menunggu di luar!" seru Pek Yun Hui mendadak sekeras-kerasnya, "Jadi kami punya kesempatan untuk mengobati Kim Eng Hauw sampai sembuh! Kalian begitu mendesak menginginkan-nya, sebetulnya karena apa?""Kalau kalian tidak menyerahkan Kim Eng Hauw sekarang, tetapi malah menunggu setelah lukanya sembuh, mungkin kalian pun tidak akan bisa meloloskan diri!" sahut salah seorang berbaju itu, Pek Yun Hui menduga, tentu Kim Eng Hauw mengetahui suatu rahasia mereka, maka mereka ingin membunuhnya untuk menutup mulut seandainya Kim Eng Hauw sembuh, otomatis akan membeberkan rahasia tersebut sehingga orang-orang berbaju putih itu tidak akan melepaskan mereka semua, Di saat Pek Yun Hui sedang berpikir, tiba-tiba terdengar suara seruan Pang Siu Wie dari dalam gua."Nona Pek cepat ke mari!""Ada apa?" tanya Pek Yun Hui sambil menoleh. "Kim Eng Hauw sudah siuman, dia ingin bicara dengan Nona." sahut Pang Siu Wie memberitahukan"Kami segera ke dalam." ujar Pek Yun Hui lalu berkata pada Lie Ceng Loan, "Adik Loan, mari kita ke dalam!"Pek Yun Hui langsung menarik Lie Ceng Loan ke dalam, namun Lie Ceng Loan tidak mau."Aku mau di sini menunggu Kakak Bu." katanya."Adik Loan,.,." Pek Yun Hui tertegun "Kalau Bee Kun Bu datang, bagaimana engkau ?""Aku,., aku akan ke luar menyambutnya," jawab Pek Yun ini yang dikhawatirkan Pek Yun Hui, Ke-mudian ia berpikir tidak mungkin begitu kebetulan Bee Kun Bu akan ke mari di saat ini."Baik," Pek Yun Hui mengangguk Tapi kalau Bee Kun Bu ke mari, engkau tidak boleh membuka pintu gua,""Aku tahu, musuh berkepandaian begitu tinggi, kita semua bukan lawannya." sahut Lie Ceng Lie Ceng Loan menyahut begitu, barulah Pek Yun Hui melesat ke dalam, sedangkan Lie Ceng Loan masih tetap mengintip ke luar melalui lubang rahasia melihat beberapa orang berbaju putih sedang berkasak- kusuk, kelihatannya mereka merundingkan sesuatu Namun orang berbaju putih yang mirip Na Hai Peng masih tetap berdiri tak bergerak ia sama sekali tidak mempedulikan keadaan di Ceng Loan tidak tahu apa yang mereka rundingkan Mendadak orang-orang berbaju putih itu bangkit berdiri sambil memandang ke depan Lie Ceng Loan juga memandang ke sana, Tampak seseorang sedang menuju tempat itu. Orang itu ternyata Bee Kun Bu, yang sedang ditunggu Lie Ceng Loan Dalam beberapa hari ini, sungguh rindu gadis itu pada Bee Kun Bu, sehingga tiada nafsu makan dan tidak bisa tidun Kini ia melihat kemunculan Bee Kun Bu. Maka tidak heran kalau perasaannya menjadi girang, gugup, panik dan orang-orang berbaju putih itu segera bersembunyi Orang baju putih yang mirip Na Hai Peng juga ditarik untuk bersembunyiSaat ini, di depan gua Thian Kie sama sekali tidak tampak siapa pun, Lie Ceng Loan tahu, mereka sedang menunggu kedatangan Bee Kun Bu. sementara Bee Kun Bu terus menuju ke situ. Kelihatan ia tidak menyadari akan bahaya sedang mengancam lama kemudian, Bee Kun Bu sudah makin mendekat Lie Ceng Loan bisa melihat wajahnya yang tampak gelisah, Gadis itu berpikir, kalau saat ini ia tidak bersuara, Bee Kun Bu pasti celaka, Tapi kalaupun ia berteriak, bagaimana mungkin Bee Kun Bu dapat mendengarnya?Oleh karena itu, demi menyelamatkan Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan sudah tidak bisa berpikir panjang lagi. ia segera mengangkat palang pintu gua, sekaligus membuka sedikit pintu gua itu, lalu secepatnya melesat ke luar ke arah Bee Kun Bu seraya berteriak"Kakak Bu, jangan maju!"Suara seruan Lie Ceng Loan membuat Bee Kun Bu tertegun, lalu bertanya dengan heran"Kenapa?""Ada mu. " Sebelum Lie Ceng Loan mengucapkan "Suh",sudah tampak dua orang berbaju putih melesat ke arah Bee Kun Bu dari balik sebuah batu bosanBee Kun Bu langsung menghunus pedangnya, dan terjadilah pertarungan Pada waktu bersamaan, berkelebat pula dua sosok bayangan ke arah Lie Ceng Loan, dan sekaligus menyerangnya. Lie Ceng Loan terpaksa menyambut serangan-se-rangan itu dengan tangan kosong, sehingga tidak sempat memandang ke arah Bee Kun Bu."Adik Loan, Kakak Pek tidak ada ya?" tanya Bee Kun Bu dan menambahkan, "Kalau dia ada, mereka semua bukan tandingannya!""Musuh amat tangguh, kami semua bukan lawannya!" sahut Lie Ceng Loan."Apa?" Bee Kun Bu terkejut "Engkau bilang apa?""Kakak Pek ada, tapi dia juga bukan lawan musuh tangguh itu!" Lie Ceng Loan memberitahukanDi saat mereka berdua sedang bereakap-cakap, tampak dua orang melesat ke arah mereka. Salah seorang adalah yang mirip Na Hai Peng."Cepat pergi!" ujar orang berbaju putih yang menarik orang berbaju putih yang mirip Na Hai Peng itu sambil menepuk ini, pintu gua itu terbuka sedikit Ketika mendengar orang berbaju putih itu mengatakan begitu, wajah Lie Ceng Loan langsung berubah pucat sedangkan orang berbaju putih tinggi besar telah melesat ke arah pintu gua. Karena demi menyelamatkan Bee Kun Bu, maka Lie Ceng Loan membuka sedikit pintu gua itu, sama sekali tidak berpikir kalau orang baju putih itu akan menerjang ke dibayangkan, betapa gugup dan cemasnya hati Lie Ceng Loan, ia langsung menyerang ke dua lawannya dengan jurus-jurus yang lihay, kemudian mendadak melesat ke arah pintu Lie Ceng Loan melesat begitu cepat, tapi gerakan orang berbaju putih tinggi besar itu jauh lebih cepat, bahkan telah masuk ke dalam gua."Kakak Pek!" teriak Lie Ceng Loan sekeras-keras-nya. "Cepat tutup pintu batu! Musuh sudah menerjang ke dalam!" Suara teriakan Lie Ceng Loan nyaring sekali, sehingga membuat orang berbaju putih tinggi besar melancarkan sebuah pukulan ke belakang, seketika juga Lie Ceng Loan terpental ke luar bagaikan layang-layang badannya terpental, ia segera menghimpun hawa murninya sambil memandang ke arah Bee Kun Bu. Tampak Bee Kun Bu berada diatas angin bertarung dengan ke dua orang berbaju di saat bersamaan, salah seorang berbaju putih mengayunkan senjata yang berbentuk aneh ke arah Lie Ceng melihat serangan itu, Lie Ceng Loan segera menghunus badannya melayang turun, Lie Ceng Loan mendengar suara "Bum! Bum" di dalam gua, sepertinya suara pintu batu ke dua di dalam gua, Maka ia menarik nafas di saat itu pula senjata berbentuk aneh mengarah pada dirinya dan mengeluarkan suara aneh, Lie Ceng Loan tahu kalau orang berbaju putih itu berkepandaian tinggi, sebab ia sama sekali tidak terluka ketika beradu pukulan dengan Pek Yun Lie Ceng Loan mengeluarkan jurus Chun Yun Cak Can Awan Musim Semi Mulai Mengembang untuk menangkis senjata aneh Terdengar suara benturan senjata, bunga api pun berpijakSetelah menangkis senjata aneh itu, sepasang kaki Lie Ceng Loan menginjak tanah, namun nyaris terjatuhSedangkan orang berbaju putih itu menyerang lagi, Guguplah Lie Ceng Loan dan mendengar suara seruan Bee Kun Bu. "Ngo Heng Mie Cong Pu llmu Langkah Ajaib!"Lie Ceng Loan segera mengerahkan ilmu tersebut, maka dirinya ter!uput dari serangan orang berbaju putih itu, Walau demikian tak urung keringat dinginnya mengucur"He he!" Orang berbaju putih itu tertawa aneh, "Bagus sekali! Engkau masih bisa menghindar di bawah senjata anehku! Coba lihat bisa menghindar berapa lama!""Pasti kusambut seranganmu!" sahut Lie Ceng Loan, lalu bersiul panjangsambil mengerahkan ilmu pedangnya, seketika tampak pedangnya berkelebatan, sehingga yang tampak hanya sinar putih, tidak tampak waktu bersamaan, Bee Kun Bu telah berhasil mengalahkan ke dua lawan nya. Kemudian secepat kilat ia melesat ke arah Lie Ceng Loan dan langsung menyerang orang baju putih itu dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat, yakni Tui Hun Cap Ji Kiam Dua Belas jurus Mengejar Setan.Kacaulah orang baju putih itu, sehingga dirinya nyaris tertusuk pedang Lie Ceng Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menyatukan diri menyerang orang baju putih, sehingga membuat orang baju putih itu terdesak"Adik Loan!" Bee Kun Bu memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya pada Lie Ceng Loan, "Apakah musuh berada di sini semua ? Kenapa kalian tidak bisa melawan mereka ?M"Masih ada satu orang yang telah menerjang ke dalam gua!" Lie Ceng Loan memberitahukan"Oh?" Bee Kun Bu terkejut "Siapa mereka itu dan di mana guru-guru kita?""Guru dan Supek telah mereka tangkap!" sahut Lie Ceng Loan dan nyaris Kun Bu terkejut bukan main, sehingga gerakan pedangnya jadi lamban, Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh orang berbaju putih itu. ia langsung melesat pergi dan bersiul Kun Bu tidak mengejarnya, melainkan bertanya pada Lie Ceng Loan yang sedang terisak-isak."Bagaimana guru bisa ditangkap mereka?""Kakak Bu. " Lie Ceng Loan menarik nafas, ia tahu BeeKun Bu pasti mempersalahkannya. "Panjang sekali kalau dituturkan, maka lebih baik kita melawan musuh dulu!"Bee Kun Bu masih ingin mengucapkan sesuatu, namun terdengar lagi siulan panjang orang berbaju putih, Mendadak tampak sosok bayangan melesat ke luar dari dalam gua ke arah orang baju putih itu, Begitu melihat orang berbaju putih tinggi besar itu, terkejutlah Lie Ceng Loan."Hati-hati Kakak Bu!" Lie Ceng Loan segera memberitahukan "Kakak Pek masih tidak mampu melawannya!"Tepat di saat itu, orang berbaju putih yang bertarung tadi berseru pada orang baju putih tinggi besar"Bereskan ke dua orang itu!"Orang berbaju putih tinggi besar tidak menyahut, tapi langsung melesat ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng menyaksikan gerakan orang berbaju putih tinggi besar itu, Bee Kun Bu mengeluarkan suara kaget"Eeeeh?"Pada waktu bersamaan, orang berbaju putih tinggi besar itu telah menerjang ke arahnya, Lie Ceng Loan membentak nyaring dan sekaligus menggerakkan pe-dangnya, dengan jurus Khie Hong Sen Ciauw Burung Hong Mengembangkan Sayap Dan Mematuk.Wa!au Bee Kun Bu amat terkejut tapi ia masih sempat menyerang orang berbaju putih tinggi besar itu dengan jurus Ku Hoa Chun le Bunga Di Hujan Musim Semi- Dua pedang berkelebatan ke arah orang berbaju putih tinggi besar itu, bahkan juga mengeluarkan suara mendesir- berbaju putih tinggi besar itu tidak berkelit Namun begitu ia menggerakkan tangannya, ke dua pedang itu langsung tereengkeram, serangan itu sangat aneh, sehingga membuat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak berani menyerang lagi. Ketika ingin menarik pedang masing-masing, mereka merasa tertekan oleh tenaga yang amat dahsyat Tekanan itu membuat badan mereka ter-goncang, Tangan mereka yang menggenggam pedang pun terasa ngilu, Kalau Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak melepaskan pedang masing-masing itu, diri mereka pasti karena itu, mereka serentak melepaskan pedang masing-masing, lalu secepat kilat meloncat ke belakangKe dua pedang itu telah berpindah ke tangan orang berbaju putih tinggi besar Tampak tangan orang itu bergerakPlak! Plak! Ke dua pedang itupun patah. Kemudian tiba- tiba orang berbaju putih tinggi besar itu mengibaskan tangannya seketika ke dua kutungan pedang meluncur laksana kilat ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng menyaksikan kepandaian orang berbaju putih tinggi besar itu, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut bukan main sehingga meloncat mundur Belum juga rasa terkejut mereka hilang, ke dua kutungan pedang itu telah meluncur secepat kilat ke arah Kun Bu dan Lie Ceng Loan sudah tidak bisa berkelit pada waktu bersamaan terdengarlah suara bentakan nyaring di dalam gua Thian Kie, menyusul tampak pula meluncur dua titik cahaya putih laksana kilat ke arah kutungan pedang Trang! Terdengar suara benturan Luncuran kutungan pedang itu pun jadi berubah arah. Di saat itu tampak pula berkelebat sosok bayangan dari gua. sedangkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terluput dari serangan kutungan pedang itu."Kun Bu, adik Loan!" Suara Pek Yun Hui. "Biar aku yang menghadapi guru! Kalian berdua menghadapi orang itu!"Ternyata tadi Pek Yun Hui menyambitkan dua butir mutiara ke arah kutungan pedang yang meluncur ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, sehingga mereka berdua terluput dari bahaya itu."Engkau bilang apa?" Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut, karena tadi Pek Yun Hui menyebut orang berbaju putih tinggi besar itu guru."Nanti saja dituturkan! cepatlah kalian hadapi orang berbaju putih itu! jangan berbelas kasihan padanya!" sahut Pek Yun Hui yang sudah mulai menghadapi orang berbaju putih tinggi besar dengan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu."Kakak Pek, orang itu ayah angkatku?" tanya Bee Kun Bu. "Cepat serang orang berbaju putih itu!" bentak Pek pernah Pek Yun Hui bersikap demikian terhadap Bee Kun Bu, Maka Bee Kun Bu tahu, bahwa urusan pasti gawat sekali, Kalau tidak, bagaimana mungkin Pek Yun Hui bersikap demikian?Oleh karena itu, Bee Kun Bu langsung bersiul panjang sambil melesat ke arah orang berbaju putih itu. Lie Ceng Loan juga tidak mau ketinggalan, ia pun langsung melesat ke berdua mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. Maka tampak dua sosok bayangan berkelebatan tak menentu mengarah pada orang berbaju putih Plak! Bahu orang berbaju putih telah terpukul dua kali. Betapa gusarnya orang berbaju putih itu, sebab ke dua pukulan itu membuat badannya bergoyang-goyang, sehingga nyaris terjatuh. Secepat kilat Bee Kun Bu mencengkeram lengannya, Begitu melihat Bee Kun Bu mencengkeram lengan orang berbaju putih itu, Lie Ceng Loan segera menyerangnya dengan tangan orang berbaju putih itu. ia tidak tahu harus bagaimana mengelak justru di saat itu, Bee Kun Bu telah berhasil mencengkeram lengan orang berbaju putih itu. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Lie Ceng kilat ia menghantam lengan orang berbaju putih Senjata aneh orang berbaju putih terpental sesungguhnya orang berbaju putih itu berkepandaiantinggi, namun bagaimana mungkin melawan serangan- serangan yang dilancarkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan?Karena Lie Ceng Loan memukul lengan orang berbaju putih itu, maka Bee Kun Bu melepaskan cengkeramannya. Kalau tidak pukulan Lie Ceng Loan akan terhalang-Orang berbaju putih itu langsung melesat pergi sambil bersiul aneh, kemudian berseru."Cepat pergi! Besok ke mari lagi!"Beberapa orang berbaju putih yang terluka itu segera kabur, Begitu pula orang berbaju putih yang bertarung dengan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Orang berbaju putih tinggi besar yang bertarung dengan Pek Yun Hui juga ikut melesat Kun Bu dan Lie Ceng Loan ingin mengejar, tapi Pek Yun Hui segera mencegah mereka."Jangan mengejar!"Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menurut Mereka yakin, Pek Yun Hui pasti mempunyai alasan tertentu mencegah mereka mengejar orang-orang berbaju putih itu. Di saat itu, tampak Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu berjalan ke luar dari dalam gua."Kalian berdua harus menyediakan rangsum sebelum hari gelap." ujar Pek Yun Hui pada mereka. "Dan ingat, jangan sampai bertemu orang-orang berbaju putih!"Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu mengangguk, lalu segera melesat pergi."Apakah orang-orang baju putih itu masih akan ke mari?" tanya Bee Kun Bu."Saat ini aku tidak berani memastikannya," jawab Pek Yun Hui. "Namun ada baiknya kita berjaga-jaga.""Kakak Pek!" tanya Lie Ceng Loan, "Benarkah orang berbaju putih tinggi besar itu Paman Na?"Pek Yun Hui menarik nafas, dan sepasang matanya tampak bersimbah air. Lama sekali barulah ia menyahut"Sebetulnya aku sudah bereuriga, Di kolong langit ini bagaimana mungkin masih ada orang lain yang memiliki ilmu silat Kui Goan Pit Cek? Lagipula orang berbaju putih itu bentuknya mirip guru." Pek Yun Hui memberitahukan "Ketika aku memasuki ruang dalam, Kim Eng Hauw menceritakan bahwa dia melihat dengan mata kepala sendi ri, orang-orang berbaju putih itu menggantikan jubah guru dengan pakaian putih, kemudian juga memakaikan kedok kulit manusia di muka guru, Setelah mendengar itu, barulah aku pereaya kalau orang berbaju tinggi besar itu Na Hai Peng, guruku.""Ayah angkat cuma tidak waras, kenapa menuruti perintah orang berbaju putih itu?" tanya Bee Kun Bu heran."Sudah pasti ada sebab musababnya," jawab Pek Yun Hui. "Aku sama sekali tidak tahu, tapi aku yakin Gin Tte Suseng mengetahuinya.""Kalau begitu, mari kita ke dalam bertanya pada Gin Tie Suseng!" ujar Bee Kun Bu dan langsung melesat ke dalam gua Thian Kie. ******Bab ke 58 - Urusan Yang Merupakan Teka-TekiBee Kun Bu sudah sampai di ruang dalam, akan tetapi Gin Tie Suseng justru tidur Kun Bu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan memang ingin segera mengetahui urusan itu, namun Gin Tie Suseng sedang tidur pulas, Keadaan itu ada baiknya bagi Gin Tie Suseng, maka mereka bertiga tidak mau mengusiknya."Kakak Bu!H ujar Lie Ceng Loan, "Tentunya selama itu engkau tidak bertemu dengan paman Na, tapi kenapa begitu lama baru ke mari?""Dalam perjalanan, aku bertemu urusan aneh," sahut Bee Kun Bu dan menambahkan "Sebelum aku menuturkan urusan itu, engkau tuturkan dulu cara bagaimana guru-guru kita diculik orang!"Lie Ceng Loan segera menutur tentang dirinya bertemu Co Hiong, kemudian bertemu dua orang berbaju putih dan Kun Lun Sam Cu mengikuti mendengar penuturan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu berpikir keras dengan kening berkerut-kerut, Berselang sesaat, barulah ia membuka mulut"Kalau begitu, guru bertiga pasti di bawah perintah orang, kan?""Paman Na yang berkepandaian begitu tinggi masih tidak terluput dari itu, apalagi guru-guru kita," jawab Lie Ceng Loan dan bertanya, "Kakak Bu, apakah engkau juga berteman orang-orang berbaju putih dalam perjalanan?"Tidak." Bee Kun Bu menggelengkan kepala, "Urus-an itu membuatku tidak habis berpikir hingga sekarang.""Urusan apa itu?" tanya Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui serentak Bee Kun Bu tampak mengerutkan kening, lama sekali barulah menutur tentang apa yang dialaminya dalam ketika berpisah dengan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu terus menuju ke arah timur Setelah hari mulai gelap, ia pun tiba di sebuah kota kecil Di kota itu ia membeli makanan lalu melanjutkan perjalanan malam, tempat-tempat yang dilalui Bee Kun Bu semakin sunyi. ia tidak tahu ada tempat apa di arah timur itu, sebab ia tidak pernah ke tempat tersebut Belum tentu Na Hai Peng terus menuju arah timur, kenapa tidak mencoba ke arah lain? Pikir Bee Kun saat ia sedang berpikir, mendadak terdengar derap kaki kuda di belakangnya, Bee Kun Bu segera menoleh ke belakang, tampak segerombolan orang sedang melakukan perjalanan Kun Bu tereengang, Kalau mereka itu kaum pedagang, tidak seharusnya melakukan perjalanan malam, Seandainya mereka bukan kaum pedagang, mungkinkah kaum rimba persilatan?Berpikir sampai di sini, Bee Kun Bu segera melesat ke belakang pohon untuk menyembunyikan diri Tak seberapa lama kemudian, muncullah serombongan kuda dan tampak pula beberapa kereta kuda yang terus berpacu ke memperhatikan kuda-kuda dan kereta itu, Bee Kun Bu terkejut karena ia tidak melihat seorang pun, ia masih ingat, bahwa itu rombongan pedagang, yang dikepalai oleh orang tua berjenggot yang pernah ditemuinya ketika bersama Lie Ceng tetapi, saat ini tidak tampak seorang pun, sehingga kuda-kuda itu berlari serabutan, Setelah memperhatikan dengan seksama, Bee Kun Bu melihat ada seseorang mendekap di punggung kuda. Karena gelap dan kuda itu berlari kencang, maka Bee Kun Bu tidak melihat jelas wajah orang itu, Karena merasa heran dan teringat pula orang tua berjenggot agak tahu tentang Mo Kui Ceh Yi, maka Bee Kun Bu segera melesat ke luar mengejar kuda itu, dengan harapan yang mendekap di punggung kuda itu orang tua lama kemudian, ia telah berhasil menyusul kuda yang dikejarnya, Ternyata kuda itu menarik kereta, Segeralah Bee Kun Bu meloncat ke dalam kereta, Bam saja ia duduk tangannya telah menyentuh sesuatu, Bee Kun Bu menolehkan kepalanya, ia terkejut karena yang di-sentuhnya itu ternyata mayat Bahkan di dalam kereta itu terdapat enam sosok mayat, yang semuanya mayat kaum Kun Bu mengerutkan kening, ia tidak habis berpikir, kenapa kaum pedagang itu dibunuh? ia menarik nafas panjang, lalu meninggalkan kereta Kun Bu lalu meloncat ke kereta lain, Ternyata di dalam kereta itu pun terdapat beberapa sosok mayat, Karena merasa penasaran, ia melesat ke kereta yang lainnya lagi, Di sana juga ada beberapa sosok Bee Kun Bu langsung mendidih lantaran kekejaman si pembunuh, sebab ia menemukan belasan mayat yang semuanya kaum Kun Bu melesat ke luar dari dalam kereta sambil bersiul panjang, lalu mengejar kuda yang di depan, Ternyata tadi ketika ia meloncat ke dalam kereta, kuda yang menarik kereta itu terkejut sehingga berlari sekencang-kencangnya membuat tali yang mengikat di kereta itu menemukan begitu banyak mayat, Bee Kun Bu mengira orang yang mendekap di punggung kuda itu si pembunuh, Maka begitu berhasil menyusul kuda itu, ia pun melayang ke atas sambil menyambar orang tersebutAkan tetapi, sungguh mengherankan, sebab orang itu sama sekali tidak melawan, sehingga dengan mudah sekali Bee Kun Bu menyambarnya. sepasang mata orang itu mendelik, mulutnya berlumuran darah dan sudah mati. Siapa orang itu? Ternyata orang tua berjenggotBee Kun Bu tertegun, ia melihat tangan orang tua berjenggot menggenggam sebilah belati tajam menancap di badan Kun Bu menaruh mayat itu, sedangkan kuda terus berlari seakan tahu jalan, Tak lama kuda itu membelok ke kiri dan terus berlari lagi, Kuda-kuda lain terus mengikuti kuda beberapa saat kemudian, kuda itu berhenti di depan sebuah rumah besar, justru mengherankan, di tempat yang amat sunyi sepi ini terdapat sebuah rumah yang begitu Kun Bu meloncat turun dari punggung kuda itu, lalu mengamati rumah tersebut Suasana di dalam rumah itu sunyi sepi, kelihatannya tidak ada orang, Bee Kun Bu berpikir, kini ia telah tiba di tempat ini, bagaimana cara memasuki rumah itu untuk melihat-lihat? Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu langsung melesat ke arah pintu rumah itu, Kebetulan pintu rumah itu terbuka sedikit"Siapa penghuni rumah ini? Apakah ada di dalam rumah?" teriak Bee Kun tiada sahutan dari dalam, Kemudian Bee Kun Bu berteriak lagi, namun tetap tiada sahutan dari dalam, Karena itu, ia langsung mendorong pintu Krek! pintu itu Bee Kun Bu merasa ada angin yang amat dingin menghembus ke luar, membuat sekujur badannya jadi melongok ke dalam, tampak ruangan yang sangat besar dan indah, namun sunyi sekali, Bee Kun Bu segera menghunus pedangnya, melangkah ke dalam. Setelah berada di ruangan besar itu, Bee Kun Bu berdiri diam, lalu menyalakan semacam batu yang bisa mengeluarkan api. Begitu batu itu menyala, keadaan di ruangan itu tampak Kun Bu termasuk pemberani, namun ketika menyaksikan keadaan ruang tersebut, ia tampak terkejut sekali dengan mata terbeliak lebaria menyurut mundur beberapa langkah, lalu menyalakan lilin yang ada di situ, barulah memandang dengan penuh perhatian Di tengah-tengah ruang itu terdapat sebuah meja bundar yang penuh makan an. Di atas meja itu tampak belasan orang dalam posisi tongku rap. Orang-orang itu telah mati dan dibagian belakang kepala mereka terlihat ada sebuah lubang kecil, Darah masih mengalir ke luar dari lubang kecil Kun Bu melihat semangkok kuah di atas meja. Dari kuah itu masih tampak sedikit uap panas mengepul ke atas, itu membuktikan peristiwa mengenaskan itu belum lama terjadiBee Kun Bu memeriksa semua orang yang telah mati itu, Ternyata kaum wanita juga tidak terluput, bahkan juga termasuk anak kecil Akhirnya Bee Kun Bu sampai di kandang kuda, Tampak seseorang tergeletak di atas tumpukan rumput, dan masih bergerak sedikit"Siapa pembunuh itu?" tanya Bee Kun Bu. "Cepat katakan, aku akan membalas dendam kalian!"sepasang mata orang itu mendelik-delik, kemudian mengucapkan beberapa patah kata yang tak dimengerti Bee Kun Bu, yakni bahasa suku di luar perbatasan"Engkau tidak bisa berbahasa Han?" tanya Bee Kun Bu. Orang itu menatap Bee Kun Bu dengan mata redup, lalu bersusah payah mengucapkan beberapa patah dalam bahasa Han."Se... setan iblis..." usai mengucapkan itu, nafasnya putus. Setan Iblis! Tentunya berhubungan dengan Mo Kui Ceh Yi,pikir Bee Kun Bu. Setelah itu, ia meloncat ke punggung kuda dan langsung meninggalkan tempat itu, Tak seberapa lama kemudian, kuda itu telah berlari belasan yang dilalui Bee Kun Bu, tetap sunyi sepi, Kuda itu masih terus berlari kencang ke depan, Tak lama hari mulai Kun Bu memandang ke depan, tampak sebuah pura kecil di pinggir jalan, Walau jarak masih begitu jauh, tapi Bee Kun Bu telah melihat jelas ada seseorang duduk di dalam pura kecil itu, Setelah dekat, ternyata itu cuma orang-orangan dari dari rumput itu duduk menghadap ke arah selatan, Sebelah tangannya terangkat ke atas menunjuk ke arah selatan Kun Bu berpikir, itu pasti merupakan suatu kode dari kaum golongan hitam. Bagaimana kalau mengikuti arah yang ditunjuk orang-orangan itu?Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu mengambil keputusan ke arah selatan, Tak lama, kuda itu berlari yang sampai sepuluh mil, tampak lagi orang-orangan rumput berdiri di atas dahan pohon, Sebelah tangannya juga menunjuk ke arah selatan Kini Bee Kun Bu semakin yakin, bahwa orang-orangan itu merupakan suatu kodeHari ini Bee Kun Bu telah menempuh jalan begitu jauh, Setiap belasan mil pasti terdapat sebuah orang-orangan rumput yang tangannya menunjuk ke arah selatan. Walau sudah sehari penuh Bee Kun Bu terus mengejar yang dilihatnya cuma orang-orangan rumput, tidak melihat orang yang dikejarnya, Kalau orang lain, mungkin sudah putus asa. Namun Bee Kun Bu bukan orang yang gampang putus asa. ia masih terus mengejarHari berikutnya, sudah tidak tampak orang-orangan rumput lagi, Tempat yang dilaluinya juga terlihat banyak orang berlalu Kun Bu terus berpikir Tiba-tiba ia teringat sesuatu, yakni setiap jarak belasan mil, pasti tampak sebuah papan dipantek di atas pohon di pinggir jalan, Papan tersebut bergambar orang yang tangannya menunjuk ke suatu teringat itu, Bee Kun Bu tidak begitu ter-buru-buru mengejar lagi seperti kemarin Dengan adanya tanda tersebut, ia yakin akan dapat menemukan sarang mereka. Maka ketika malam tiba ia bermalam di penginapan .Beberapa hari berturut turut ia terus menuju selatan, Hari ini ia telah tiba di Kang Lam dan tanda itu tetap tetapi, gambar orang yang dipapan menunjuk ke arah timur, kadang-kadang menunjuk ke arah barat, membuat Bee Kun Bu harus menempuh perjalanan beberapa hariTerakhir, gambar orang disebuah papan menunjuk ke arah gunung Kwat Cong San. Tentunya mencengangkan Bee Kun Bu. Oleh karena itu, ia langsung menuju gunung Kwat Cong memasuki kawasan gunung Kwat Cong San, ia melihat dua buah papan bergambar orang menunjuk ke arah gua Thian Kie. Maka Bee Kun Bu langsung menuju gua tersebutSeusai Bee Kun Bu menutur, Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu muncuL Mereka berdua membawa berbagai macam buah-buahan dan makanan "Kalian berdua bertemu orang-orang berbaju putih?" tanya Pek Yun Hui."Tidak," sahut Giok Siauw Sian Cu."Oh?" Pek Yun Hui tampak berpikir, kemudian melanjutkan "Kun Bu, apa yang engkau lihat itu tentu perbuatan orang- orang berbaju putih, Namun entah apa sebabnya tadi mereka mau mengundurkan diri, Mungkin mereka akan ke mari lagi esok. Maka kita waspada dan berjaga-jaga, tidak boleh lengah sedikit pun."Kemudian Pek Yun Hui menyuruh Pang Siu Wie menutup pintu batu di dalam gua. Pada waktu bersamaan, Gin Tie Suseng Ceng Loan, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu langsung memandangnya."Saudara Kim, apakah engkau sudah merasa mem-baik?" tanya Pek Yun Hui."Terimakasih Saudara Bee engkau telah menyelamatkan nyawaku!" ucap Gin Tie Suseng. Karena Bee Kun Bu adalah lelaki, maka ucapannya di arahkan pada Bee Kun ia pun mengira bahwa Bee Kun Bu yang mengobati lukanya."Saudara Kim, aku baru tiba di sini," sahut Bee Kun Bu. "Bukan aku yang menolongmu.""Kalau begitu. " Wajah Gin Tie Suseng kemerah-merahan, "Siapa yang menolong diriku?"Pek Yun Hui menoleh, ia melihat Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu sudah usai menutup pintu batu di dalam gua, dan mereka berdua sedang menuju ke situ."Saudara Kim!" ujar Pek Yun Hui memberitahukan "Yang mengobatimu Giok Siauw Sian Cu."Betapa terharunya hati Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw, ia berusaha bangun tapi tidak bisa. "Saudara Kim!" Giok Siauw Sian Cu segera men- dekatinya, "Engkau berbaring saja! jangan sembarangan bergerak!""Terimakasih Kakak!" ucap Gin Tie Suseng dan mendadak menggenggam tangan Giok Siauw Sian Cu."Eh?" Wajah Giok Siauw Sian Cu langsung memerah sambil mengibaskan tangannya "Kenapa engkau jadi cerewet?"Walau bernada gusar, namun mengandung pun dapat melihat bahwa Giok Siauw Sian Cu sangat menaruh perhatian pada Gin Tie Suseng."Saudara Kim!" ujar Lie Ceng Loan yang polos itu. "Walau Kakak Giok Siauw menegur, namun hatinya sangat girang karena Saudara Kim sudah membaikiWajah Giok Siauw Sian Cu bertambah merah, bahkan tampak tersipu."Adik Loan, jangan banyak omong!" tegur Pek Yun Hui. "Eh?" Lie Ceng Loan terbelalak "Aku tidak banyak omongkok. Lagipula aku pun tidak salah omong.""Memang benar." Pek Yun Hui tersenyum Tapi lihatlah wajah Giok Siauw Sian Cu itu!""Nona Pek!" Giok Siauw Sian Cu membanting kaki "Engkau juga mentertawakanku?"Tentunya tidak," sahut Pek Yun Hui sambil tertawa kecil. "Sudahlah! Kesampingkan dulu urusan yang menyangkutperasaan ini!" sela Pang Siu Wie mendadak "Lebih baik kita mendengarkan penuturan Gin Tie Su-seng, kenapa dia sampai ke Pang Siu Wie mengheningkan suasana, sedangkan Gin Tie Suseng sudah tahu bagaimana perasaan Giok Siauw Sian Cu terhadapnya Sebab dia yang mengobati Gin Tie Siiseng, otomatis harus membuka semua pakaiannya "Waktu apa sekarang?" tanya Gin Tie Suseng sambil memandang Giok Siauw Sian Cu."Sudah sore," sahut Pek Yun Hui."Kalau begitu. " Air muka Gin Tie Suseng tampak berubah"Na Locianpwee sudah ke mari kan?""Saudara Kim, apa sebabnya engkau bertanya de-mikian? Lebih baik Saudara Kim menutur dari awal saja," ujar Pek Yun Hui."Aaakh. !" Gin Tie Suseng menarik nafas panjang,"Urusan ini memang panjang sekali kalau dituturkan Aku hanya tahu kini Na Locianpwee telah dikendalikan oleh seorang Maha iblis dari Mo Kui Ceh Yi, sehingga jadi tidak waras dan pasti ke mari mencariku.""Dia memang sudah ke mari, namun kami berhasil mengusirnya Giok Siauw Sian Cu memberitahukan Tapi akan ke mari lagi esok.""Untung masih ada waktu, maka kita bisa bersiap-siap," sahut Gin Tie Suseng sambil menarik nafas lagi."Apa artinya Mo Kui Ceh Yi?" tanya Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan serentak, kemudian Bee Kun Bu melanjutkan "Kini bukan cuma ayah angkat, bahkan guru-guru dan Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng pun sudah tidak waras pula."Mendengar itu, wajah Gin Tie Suseng langsung berubah kelam, bahkan sekujur badannya pun tampak gemetar, dan mulutnya pun membungkam."Saudara Kim, apa gerangan yang telah terjadi?" tanya Pek Yun Hui."Kalau begitu, dia memang sudah siap bergerak." sahut Gin Tie Suseng tiada ujung pangkalnya."Saudara Kim!" Pek Yun Hui heran. "Siapa yang engkau maksudkan itu?" "Kalau disuruh bilang siapa orang itu, aku sendiri pun tidak tahu." ujar Gin Tie Suseng."Kalau begitu, lebih baik engkau menuturkan tentang kejadian itu." Pek Yun Hui menatapnya, -"Baik!" Gin Tie Suseng mengangguk "Aku akan memu!ainya ketika bertemu Na Locianpwee."Seketika juga semua orang mendengar dengan penuh perhatian Wajah mereka pun tampak ketika menuju gunung Tay Pah San bernama Kuang Ti Taysu, pada hari berikutnya mereka guru dan murid melihat empat orang berbaju putih, melesat laksana kilat melewati sisi mereka. Dalam waktu sekejap, ke empat orang itu telah lenyap dari pandangan Tie Suseng tidak begitu memperhatikan ke empat orang itu, ia menganggap ke empat orang itu kaum Bu Lim yang sedang melakukan perjalanan tetapi, ketika ia menoleh ke belakang, tampak Kuang Ti Taysu berdiri tertegun di tempatTentunya mengherankan Gin Tie Suseng, sebab ia pun menyaksikan wajah gurunya yang tampak begitu terkejut Karena itu ia segera berseru."Guru! Guru!"Walau Gin Tie Suseng memanggil berkali-kali, tapi Kuang Ti Taysu tetap tidak menyahut Tereenganglah Gin Tie Suseng, dan segera mendekati gurunya."Guru! Guru!" panggilnya lagi."Oh!" Kuang Ti Taysu tersentak dan segera menyahut "Mari kita cepat pergi!""Guru!" Gin Tie Suseng terheran-heran menyaksikan sikap Kuang Ti Taysu, "Guru barusan kenapa?" "Aku. " Kuang Ti Taysu tampak tertegun, "Aku tidak apa-apa. Mari kita melanjutkan perjalanan!"Karena Kuang Ti Taysu menyahut demikian, Gin Tie Suseng bertambah curiga."Guru. ""Anak Hauw, engkau tidak perlu bertanya lagi," potong Kuang Ti Taysu."Guru, sebetulnya apa yang terjadi?" Gin Tie Suseng tetap bertanya, karena merasa penasaran sekali"Lebih baik engkau tidak tahu apa-apa," sahut Kuang Ti Taysu serius. "Oleh karena itu, aku tidak akan mem- beritahukan.""Guru!" Gin Tie Suseng langsung menjatuhkan diri berlutut di hadapan Kuang Ti Taysu."Eh? Kenapa engkau?""Murid tahu kebaikan guru, Demi keselamatan mu-rid, maka guru berkeras tidak mau memberitahukan apa-apa. Tapi biar bagaimana pun, murid harus tahu. Guru, jangan menganggap murid sebagai orang luar!""Cepatlah engkau bangun!""Ka!au guru tidak memberitahukan, murid tidak akan bangun."Kuang Ti Taysu tertegun mendengar ucapan muridnya, Maka mendadak wajahnya berubah gusar dan membentak sengit"Engkau ingin terus berlutut di sini, terserah!" Kuang Ti Taysu berjalan pergi sambil membawa toya bajanya."Guru!" seru Gin Tie Suseng Ti Taysu berhenti, maka giranglah hati Gin Tie Suseng. Akan tetapi, tiba-tiba Kuang Ti Taysu melintangkan toya bajanya, sikapnya seperti sedang menghadapi musuh tangguh, Gin Tie Suseng tereengang dan mendongakkan kepala, ia melihat ke empat orang berbaju putih telah kembali ke itu, Gin Tie Suseng yakin ada hubungannya dengan ke empat orang berbaju putih itu, maka Kuang Ti Taysu tidak mau memberitahukan apa-apa melihat ke empat orang berbaju putih, Gin Tie Suseng segera bangkit berdiri, dan sekaligus mencabut suling peraknya."Anak Hauw! Cepat Pergil Semakin jauh semakin baik" seru Kuang Ti Taysu mendadak"Guru bilang apa?" Gin Tie Suseng seakan tidak pereaya apa yang didengarnya kemudian mendekati Kuang Ti tetapi, Kuang Ti Taysu mengayunkan toya bajanya ke arah Gin Tie Suseng, Betapa terkejutnya Gin Tie Suseng dan cepat-cepat berkelit"Kalau engkau masih tidak mau pergi, mulai sekarang putus hubungan guru dan murid!" bentak Kuang Ti Taysu."Guru. " Gin Tie Suseng memandang ke depan. Ke empatorang berbaju putih itu sudah makin mendekat ia tahu akan ketegasan gurunya, Kalau saat ini ia tidak pergi, jelas dirinya akan diusir dari pintu perguruan "Guru, murid menurut perintangGin Tie Suseng melesat, namun tidak pergi jauh, melainkan bersembunyi di belakang sebuah pohon yang tak jauh dari tempat ke empat orang berbaju putih pun makin dekat, dan air muka Kuang Ti Taysu bertambah seberapa lama kemudian, ke empat orang berbaju putih itu sudah berada di hadapan Kuang Ti Taysu, dan sekaligus mengurungnya. Badan Kuang Ti Taysu berputar, toya bajanya juga berputar-putar ke arah ke empat orang berbaju putih, itulah jurus Coh Im Pik Ya Menghalau Suara Me-mecahkan Tebing.Ke empat orang berbaju putih menggeram, lalu menyurut mundur jurus yang di keluarkan Kuang Ti Taysu sama sekali tidak dapat melukai seorang pun dari mereka."Hweeshio tua!" bentak salah seorang berbaju putih, Tadi kalian dua orang, ke mana yang seorang itu?""Sudah pergi!" sahut Kuang Ti Taysu."Hm!" dengus orang berbaju putih, kemudian mengibaskan tangannya seraya memberi perintah kepada dua orang berbaju putih lainnya, "Cepat kalian kejar orang itu?"Ke dua orang berbaju putih mengangguk lalu segera melesat pergi, Kuang Ti Taysu ingin menghadang, tapi terburu dirintangi orang berbaju putih itu."Kuang Ti Taysu!" bentak orang berbaju putih itu sambil tersenyum dingin, "Engkau memang bernasib sial, karena bertemu kami berempat? sedangkan gerak-gerik kami tidak boleh sampai orang lain tahu! Oleh karena itu, kami harus membunuhmu!"Gin Tie Suseng yang bersembunyi di belakang pohon baru paham, ternyata gurunya mengenal ke empat orang berbaju putih itu, Mereka ingin membunuh Kuang Ti Taysu, apakah mereka mampu? Ketika Gin Tie Suseng sedang berpikir, terdengarlah suara bentakan Kuang Ti Taysu."Jangan banyak omong!" Kuang Ti Taysu pun mengayunkan toya bajanya, Begitu cepatnya gerakan toya bajanya itu, sehingga menimbulkan suara berbaju putih itu segera berkelit Seorang berbaju putih yang berdiri di belakang Kuang Ti Taysu, langsung menggerakkan tangannya, dan seketika tampak empat titik cahaya meluncur ke arah punggung Kuang Ti Taysu. Tanpa menoleh Kuang Ti Taysu memutarkan toya bajanya ke belakang, dan terdengarlah suara benturanTing! Ting! Ting! Ting! Ke empat senjata rahasia itu terpukul jatuh."Cepat turun tangan! Kita masih ada urusan penting!" ujar salah seorang berbaju putih pada itu mengangguk Mereka berdua lalq menghunus pedang masing-masing, sekaligus menyerang ke arah Kuang Ti Taysu, Ke dua pedang itu berkelebatanBetapa terkejutnya Gin Tie Suseng, sebab ia tahu ke dua orang berbaju putih itu berkepandaian amat tinggi Di saat itu terdengar suara teriakan Kuang Ti Taysu, dan tampak toya bajanya,melayang ke melihat toya baja Kuang Ti Taysu melayang ke atas, Gin Tie Suseng terkejut sebab ia tahu itu adalah jurus Hui Liong Tou Jit Naga Terbang Menembus Matahari, Kalau tidak dalam keadaan bahaya sekali, jurus tersebut tidak akan di keluarkanSetelah menyaksikan itu, Gin Tie Suseng tampak tertegun, karena tidak tahu apa yang harus diperbuatSementara toya baja Kuang Ti Taysu telah berhasil menghantam salah seorang berbaju putih hingga mulutnya menyemburkan darah segar, kemudian terkulai Akan tetapi, sebilah pedang pun berhasil menembus dada Kuang Ti sampai di sini, Gin Tie Suseng sudah tiada keberanian untuk melihat lagi. Maka ia memejamkan matanya, Namun mendadak ia tersentak sendiri Gurunya dalam bahaya, sedangkan dirinya malah bersembunyiKarena berpikir demikian, ia langsung melesat ke tuan Sebelum kakinya menginjak tanah, ia melihat orang berbaju putih itu telah melukai kaki gurunya dengan Ti Taysu memekik keras, kemudian menyerang orang berbaju putih itu dengan tangan kosong. "He he!" Orang berbaju putih itu tertawa dingin sambil menggerakkan pedangnya ke arah lengan Kuang Ti Tie Suseng telah sampai di tempat itu, dan sekaligus mengayunkan suling peraknya mengeluarkan jurus Sam Sing Cuh Goat Tiga Bintang Mengelilingi BuIan, Suling peraknya mengarah pada punggung orang berbaju putih berbaju putih itu terkejut, lalu secepat kilat ia berkelit Namun Gin Tie Suseng telah menyusulkan serangan Pit Hai Seng Poh Laut Tenang Menimbulkan Badai, Tampak suling peraknya berkelebatan bagaikan cahaya putih mengarah pada orang berbaju putih waktu bersamaan, Kuang Ti Taysu mencabut pedang yang menembus dadanya, lalu mendadak menyerang pinggang orang berbaju putih berbaju putih itu berhasil mengelak serangan Gin Tie Suseng, tapi tidak dapat menghindar serangan pedang Kuang Ti Taysu." jeritnya, ia lalu terkulai dengan pinggang berlumuran darah."Cepat,.!" seru Kuang Ti Taysu, tapi ia pun Tie Suseng masih ingat akan dua orang berbaju putih yang pergi mengejarnya, ia yakin bahwa tidak lama lagi mereka berdua akan kembali ke tempat ini. Kalau ke dua orang itu kembali, celakalah Kuang Ti Taysu dan Gin Tie itu, ia segera menyobek bajunya, kemudian secepatnya membalut dada gurunya yang terluka dengan sobekan bajunya, Setelah itu sebelah tangannya membawa toya baja, tangan yang sebelah lagi memapah gurunya meninggalkan tempat mil kemudian, terdengarlah suara siulan panjang di belakangnya, itu pertanda ke dua orang berbaju putih telah kembali ke tempat tadi. Gin Tie Suseng yakin, bahwa ke dua orang berbaju putih itu pasti akan mengejarnya dengan ginkang, sedangkan ia tidak bisa mengerahkan ginkang, sebab harus memapah gurunya dan membawa toya baja. LagipuIa, saat ini gurunya telah pingsan. Oleh karena itu, ia cepat-cepat memasuki rimba lalu bersembunyi disuatu tempatTak lama setelah ia bersembunyi bersama gurunya, tampak dua sosok bayangan putih melesat menuju ke depan. Ketika ia baru mau menarik nafas lega, ke dua orang berbaju putih sudah kembali lagi. Namun berselang sesaat, ke dua orang berbaju putih itu melesat pergi IagLBarulah Gin Tie Suseng menarik nafas lega, sementara hari sudah mulai gelap, Gin Tie Suseng memandang gurunya, ia melihat wajah gurunya semakin pucat pias, Sobekan baju yang membalut dada gurunya tampak memerah, ternyata luka bekas tusukan pedang itu masih mengucurkan darah."Guru.,." panggil Gin Tie Suseng."Suruh,., suruh pergi, engkau,., engkau kenapa tidak mau pergi?" Suara Kuang Ti Taysu lemah."Guru, kini sudah tiada bahaya lagi.""Engkau tahu apa?" bentak Kuang Ti Taysu, "Kini... engkau sudah dalam bahaya besar.""Guru, sebetulnya siapa musuh tangguh itu?" tanya Gin Tie Suseng, "Benarkah begitu lihay?""Anak Hauw.,.," Kuang Ti Taysu menarik nafas, "Aku... aku sudah tidak bisa bertahan lama. Setelah aku mati, engkau harus.,, harus pergi jauh! Jangan.,, jangan berniat membalas dendam!""Guru.,,." Gin Tie Suseng berduka sekali Tak terasa air matanya telah meleleh, "Maaf guru, tentang ini murid tidak bisa menuruti "Engkau,.,." Kuang Ti Taysu tampak gusar sekali, sehingga nafasnya memburu, "Binatang.,.!""Guru! Murid dan dua wanita Kwat Cong San sudah menjadi teman, Kepandaiannya mereka amat tinggi, Apa-kah mereka berdua masih tidak bisa membantu murid untuk membalas dendam? Guru, beritahukanlah siapa musuh tangguh itu?""Mo Kui Ceh Yi,.,." Kuang Ti Taysu menggeleng-gelengkan kepala, "Sulit dilawan dengan tenaga manusia, engkau jangan,.,.""Guru, apa artinya Mo Kui Ceh Yi? Jelaskanlah!" desak Gin Tie Suseng."lblis itu,.,." Suara Kuang Ti Taysu sudah semakin lemah, "Kalau sudah mulai bergerak, pertanda bencana telah tiba bagi rimba persilatan.""Guru!"Kuang Ti Taysu diam. Gin Tie Suseng segera memeriksa nadinya, ternyata sudah tidak berdenyut lagi, Betapa sedihnya Gin Tie Suseng, tapi ia justru tidak mengucurkan air Kuang Ti Taysu telah mati, Orang berbaju putih yang membunuh gurunya juga telah mati Namun mereka semua cuma merupakan anak buah, Lalu siapa pemimpin mereka ?Kuang Ti Taysu menyebut Moh Kui Ceh Yi, itu membuatnya tereengang, karena selama ini ia sama sekali tidak pernah mendengar nama itu. Tentunya Kuang Ti Taysu tahu jelas, tapi justru telah Tie Suseng termangu-mangu, lama sekali barulah ia mengubur mayat gurunya di tempat itu juga, Kemudian ia berlutut di hadapan makam itu sambil menangis sedih, Setelah larut malam, barulah ia berhenti mengambil keputusan, tidak akan kembali ke Tay Pah San, melainkan berangkat ke gunung Kwat Cong San untuk menemui Pek Yun Hui. Keputusan ini membuat dirinya langsung berangkat ke gunung Kwat Cong San, Dalam perjalanan ini, ia sama sekali tidak mengalami apa ini, Gin Tie Suseng sudah hampir tiba di gunung Kwat Cong San. Kalau sudah bertemu Pek Yun Hui, ia akan minta bantuannya untuk membalas dendam guru-nya, Bahkan akan menanyakan tentang Mo Kui Ceh Yi. Mungkin Pek Yun tahu tentang itu, sebab Pek Yun Hui adalah gadis yang amat cerdas. Demikian pikir Gin Tie Suseng sambil melanjutkan hampir tiba di gunung Kwat Cong San, walau sudah merasa lelah sekali, tapi ia sama sekali tidak beristirahat sejenak pun, masih terus melakukan perjalananPada saat hari sudah mulai terang, ia sudah mulai memasuki kawasan gunung Kwat Cong San, mendadak ia melihat ada cahaya di depan, sebelumnya ia tidak pernah datang di gunung Kwat Cong San, Maka ketika melihat cahaya itu, ia mengira Pek Yun Hui dan lainnya berada di tempat itu. Segeralah ia ke mendekati tempat itu, ia melihat ada bayangan- bayangan bergerak Ketika baru mau membuka mulut berseru, malah mendadak ia terperangah karena melihat tujuh delapan orang berbaju putih dan memakai kedok setan iblis sedang duduk di tempat itu mengelilingi api unggun, Dandanan mereka persis seperti orang berbaju putih yang membunuh gurunya, Karena itu, ia maju lagi agar lebih mendekap sekaligus bersembunyiSetelah bersembunyi ia lalu mengintip ke arah itu, seketika hatinya berdebar-debar tegang, Ternyata di antara mereka terdapat orang berjubah biru, yang tidak lain Na Hai membuat Gin Tie Suseng tereengang, Bagaimana mungkin Na Hai Peng bereampur dengan orang-orang berbaju putih itu? ia tahu jelas Na Hai Peng adalah orang gagah yang telah menolong mereka semua dari istana Pit Sia Kiong. Lama sekali ia memperhatikan Na Hai Peng. ia merasa ada keanehan pada diri Na Hai Peng, sebab Na Hai Peng terus berdiri mematung di Tie Suseng tahu betapa tingginya kepandaian Na Hai Peng. Selain Na Siao Tiap yakni putrinya, tiada orang lain yang dapat menyamai kepandaiannya, Namun saat ini, kenapa dia jadi begitu aneh?"Ambil pakaian putih, dan cepat ganti jubah birunya itu!" perintah salah seorang berbaju putih, "Orang ini berkepandaian tinggi, kita bisa memperalatnya."Tidak salah," sahut orang berbaju putih lain. "Kalau maha iblis tahu kita punya orang yang berkepandaian sedemikian tinggi, tentunya kedudukan kita akan naik."Setelah mendengar pembicaraan mereka, Gin Tie Suseng terkejut bukan main, karena ia tahu kini Na Hai Peng telah dikendalikan orang berbaju terkejutnya, Gin Tie Suseng tanpa sadar menyurut mundur selangkah dari tempat persembunyian Secara tidak langsung ia telah memperlihatkan tetapi, orang-orang berbaju putih itu sedang sibuk mengganti jubah biru Na Hai Peng dan memakaikan kedok setan iblis di mukanya, maka tidak mengetahui akan jejak Gin Tie menyaksikan semua itu, Gin Tie Suseng tahu urusan tersebut sangat gawat, harus segera memberitahukan pada Pek Yun Hui. Namun ketika ia baru mau meninggalkan tempat itu, mendadak ia mendengar pembicaraan orang-orang berbaju putih itu lagi."Keledai gundul Kuang Ti entah hilang ke mana? Muridnya bernama Kim Eng Hauw juga tiada jejaknya, Tapi orang-orang kita sedang mencarinya, dia pasti tidak bisa kabur" "Hm!" dengus salah seorang berbaju putih. "Bagai-mana mungkin mereka bisa meloloskan diri? Lebih baik kita bawa orang ini menerjang ke dalam gua Thian Kie."Mendengar ucapan itu, terkejut lah Gin Tie Suseng, Bahkan lebih terkejut lagi ketika melihat orang berbaju putih itu menarik Na Hai Peng menuju tempat persembunyian segeralah ia mengambil langkah seribu. "Siapa di situ?" bentak orang berbaju putih Tie Suseng terus kabur, namun sudah ada orang berbaju putih mengejarnya, Mati-matian Gin Tie Suseng mengerahkan ginkangnya, Tujuh delapan mi! kemudian, ia telah tersusul oleh dua orang berbaju Tie Suseng tidak banyak bicara, langsung menyerang mereka dengan suling peraknya, Ke dua orang berbaju putih tertawa terkekeh, lalu membentak"Ternyata engkau Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw!" "Sudah tahu kok masih mengantar nyawa ke mari?" sahutGin Tie Suseng, sekaigus menyerang mereka tetapi, muncul lagi dua orang berbaju putih dan membaurkan diri dengan ke dua temannya menyerang Gin Tie Tie Suseng tahu bahwa dirinya tidak bisa melawan mereka, Apalagi yang lain sudah muncul, ia pasti sulit meloloskan diri. Segeralah ia bersiul panjang, lalu kabur menggunakan tetapi, ke empat orang berbaju putih tidak membiarkannya meloloskan diri Mereka langsung menyerang Gin Tie Suseng dengan senjata rahasia, Gin Tie Suseng terpaksa berkelit, sehingga menghambat lari empat orang berbaju putih telah berhasil menyusulnya, dan sekaligus menyerangnya, Gin Tie Suseng terpaksa harus melawan, Puluhan jurus kemudian suling peraknya telah terlepas dari tangannya, Karena itu, ia harus melawan dengan tangan tetapi, bagaimana mungkin ia melawan mereka dengan tangan kosong? Sekujur badannya menjadi sasaran bacokan golok dan tusukan pedang, Di saat nyawanya sudah berada di ujung tanduk, mendadak dari kejauhan terdengar dua kali siulan mendengar siulan panjang itu, ke empat orang berbaju putih itu langsung melesat Tie Suseng sama sekali tidak menyangka kalau dirinya akan lolos dari kematian Tiba-tiba ia teringat Na Hai Peng akan dibawa untuk menyerang gua Thian Kie, tempat tinggal Pek Yun Hui, Maka ia memaksa diri untuk ke seberapa lama kemudian, muncullah Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan, Ketika melihat mereka berdua, Gin Tie Suseng cuma mampu mengucapkan sepatah kata, sebab keburu sadar, Gin Tie Suseng sudah berada di dalam gua Thian Kie. Ketika melihat Pek Yun Hui, ia langsung berkata terputus-putus."Nona Pek,.,, Di antara orang-orang berbaju putih, ada... ada Na Locianpwee,"Setelah mendengar apa yang dikatakan Gin Tie Suseng, Pek Yun Hui manggut-manggut, karena dugaannya tidak salah, orang baju putih tinggi besar itu ternyata Na Hai Peng, Gin Tie Suseng menutur, semua orang saling memandang, Semula mereka mengira Gin Tie Suseng tahu jelas tentang Mo Kui Ceh Yi, namun ternyata juga tidak, Yang tahu Kuang Ti Taysu, namun justru telah ke lima puluh sembilan Gua Thian Kie Diserang Hening di dalam ruang batu itu, Semua orang cuma salingmemandang dengan kening berkerut-kerut. "Aaakh.,.!" Bee Kun Bu menghela nafas panjang, "Yang kucemaskan guru-guruku, entah bagaimana mereka sekarang?""Sebelum mati, Kuang Ti Taysu mengatakan bahwa bencana telah tiba di rimba persilatan mungkin ada alasannya," ujar Pek Yun Hui."Menurut pendapatku, itu belum tentu." sela Pang Siu Wie. "Kalau di Mo Kui Ceh Yi terdapat seorang Maha Iblis, bagaimana mungkin kaum Bu Lim sama sekali tidak mengetahuinya?""Banyak tokoh aneh berkepandaian tinggi dalam rimba persilatan, begitu pula di luar perbatasan dan di seberang laut Misalnya Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin, Ku Ciok Lo Koay dan lain sebagainya, Bukankah sebelumnya kita juga tidak pernah mendengar tentang mereka? sedangkan kini guruku sudah jadi begitu macam, Mau tidak mau kita harus pereaya." ujar Pek Yun Hui dan kemudian menarik nafas panjang."Apayang dikatakan Nona Pek memang benar." Gin Tie Suseng manggut-manggut "Hanya saja... aku merasa heran akan apa yang dikatakan guru di saat nafasnya hampir putus. ""Apa yang engkau herankan?" tanya Pek Yun Hui."Aku merasa heran karena orang-orang berbaju putih itu tidak memiliki kepandaian istimewa, sama sekali bukan tandingan Na Locianpwe Tapi kenapa Na Lo-cianpwee dapat ditundukkan oleh mereka?" jawab Gin Tie Suseng sambil menggeleng-gelengkan kepala, "Guru-ku bilang, Maha iblis itu tidak bisa dilawan dengan tenaga manusia, itulah yang kuherankan, Entah apa maksud guruku itu?""Huh!" dengus Giok Siauw Sian Cu. "Omong kosong!Mana ada setan iblis?" "Itu... itu karena sungguh aneh urusan tersebut" Wajah Gin Tie Suseng kemerah-merahan. "Aku.,, aku cuma menduga, harap Kakak Giok Siauw jangan menertawakanku!""Eh?" Giok Siauw Sian Cu tampak cemberut "Berdasarkan apa aku harus menyalahkan mu?"Walau dalam keadaan tegang, namun tingkah laku Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian Cu justru membuat semua orang tertawa, Setelah itu, mereka pun mulai berunding."Untuk sementara ini, tugas yang paling penting bagi kita adalah menyembuhkan ayah angkat dan lain nya. Menurutku, selain Siao Tiap, siapa yang punya kemampuan itu?" ujar Bee Kun Bu."Tidak salah, memang hanya Na Siao Tiap yang memiliki kemampuan itu," sahut Pek Yun Hui. Tapi kita tidak tahu dia pergi ke mana? Maka kita harus ke mana mencarinya?"Mendengar itu, semua orang membungkam dengan kening berkerut-kerut, Mereka semua memang tidak tahu jejak Na Siao Tiap, lalu harus ke mana mencari gadis itu?Malam harinya, mereka bergilir mengintip ke luar melalui lubang rahasia. Namun mereka tidak melihat apa-apa dan tidak terjadi apa paginya, kebetulan giliran Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu mengintip ke !uar, sedangkan Lie Ceng Loan bersandar di badannya."Kakak Bu, engkau melihat ada orang ke mari?" tanya gadis Bee Kun Bu menggelengkan kepala."Kakak Bu!" ujar Lie Ceng Loan lembut "Engkau pasti sudah lelah, lebih baik beristirahatlah sejenak!MTidak," Bee Kun Bu menggelengkan kepala lagi, "Adik Loan, aku sudah berpikir semalaman Kalau cuma berdiam diri di dalam gua, itu bukan jalan keluarnya. Lebih baik kita pergi untuk mencari tahu tentang Mo Kui Ceh Yi, sebetulnya itu merupakan tempat apa.""Memang ada baiknya begitu, tapi,.,." Lie Ceng Loan menarik nafas. "Kakak Pek tidak setuju."Bee Kun Bu menghela nafas, lalu mengintip ke luar mengintip ke luar, seketika juga ia terkejut bukan main."Adik Loan! Cepat beritahukan pada mereka, musuh sudah datangi Ternyata Bee Kun Bu melihat beberapa orang berbaju putih menuntun empat orang menuju gua Thian Lie Ceng Loan sudah berjalan ke dalam Tak lama ia sudah kembali bersama Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu waktu bersamaan, wajah Bee Kun Bu tampak berubah. Kini ia telah melihat jelas ke empat orang yang dituntun itu, tidak lain Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu. Bahkan mereka berempat menggotong sebuah batu besar yang menyerupai mereka tampak meringis, menyengir, menyeringai dan kadang-kadang tampak tersenyum keadaan itu, Bee Kun Bu berduka sekali sehingga nyaris tak kuat berdiri"Ada apa?" tanya Pek Yun Hui."Lihatlah sendiri!" sahut Bee Kun Bu sambil menarik Yun Hui dan lainnya langsung bergantian mengintip ke luar melalui lubang rahasia itu."Mereka sudah datang lagi dan mau mendobrak pintu gua menggunakan batu besar itu, Kita semua jangan gugup, Kalau pintu gua didobrak dan terbuka, kita harus bertindak sesuai dengan cara yang telah kita rundingkan semalam." ujar Pek Yun Hui tenang. "Engkau menghadapi ayah angkatku, aku menghadapi orang-orang berbaju putih itu?" tanya Bee Kun salah." Pek Yun Hui mengangguk "Kalau orang- orang berbaju putih itu kalah, guruku dan Kun Lun Sam Cu pasti mundur juga,""Aaakh!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang. Bummm! Terdengarlah suara yang amat dahsyat,sehingga mengejutkan semua orang. Pintu gua itu ter- goncang Yun Hui segera mengintip ke luar, Ternyata Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu sedang mendobrak pintu gua dengan batu besar yang mereka gotong."Hati-hati!" seru Pek Yun Hui, "Dobrakan ke dua menyusul!"Bummm! Suara itu lebih dahsyat dari suara tadi, sehingga memekakkan telinga semua orang yang di dalam gua."Kakak Pek!" teriak Bee Kun Bu, "Apakah kita harus terus berdiam diri di dalam gua ini?""Kun Bu!" Pek Yun Hui mengerutkan kening, "Akan lebih berbahaya kalau kita menerjang ke luar!"Bummmm! Terdengar lagi suara yang amat dahsyat itu, bahkan menggoncangkan gua, sedangkan pintu batu gua itu tampak Pek Yun Hui berubah menyaksikan keadaan pintu itu, ia segera berseru sekeras kerasnya."Mari kita mundur ke dalam!"Mereka semua langsung mundur ke dalam, sekaligus menutup pintu batu ke dua, Tak seberapa lama kemudi an, mereka mendengar suara hiruk pikuk di Blang! Byurrr! Tidak perlu dilihat tagi, mereka semua sudah tahu kalau pintu gua itu telah hancur Tentunya mereka menjadi tegang dan berduka, karena orang-orang yang mendobrak pintu gua itu guru-guru mereka sendiriLagipula Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan lainnya, bagaimana mungkin melukai mereka? Kini mereka mulai panik, tidak tahu apa yang harus diperbuat Berselang beberapa saat kemudian, terdengarlah suara yang amat dahsyat lagi, Ternyata pintu batu ke dua sudah mulai didobrak."Kita harus mundur lagi!" seru Pek Yun Bee Kun Bu sangat menghormati Pek Yun Hui, tapi kali ini ia mulai memprotes."Mundur dan mundur lagi, lalu harus bagaimana?" "Kun Bu!" sahut Pek Yun Hui sungguh-sungguh,"Pertarungan tidak dapat dihindarkan lagi, maka ada baiknya kita punya waktu sedikit."Saat ini, sepasang mata Bee Kun Bu telah berapi-api, Kemudian mendadak ia menghantam dinding gua."Kakak Bu!" Lie Ceng Loan cepat-cepat memegang tangannya,"jangan terlampau berduka!"" keluh Bee Kun mereka semua mundur lagi ke ruang da! batu ke tiga pun langsung ditutup, pada waktu bersamaan, pintu batu ke dua telah hancur"Giok Siauw Sian Cu, engkau harus menggendong Saudara Kim!" pesan Pek Yun Hui, "Begitu pintu hancur, engkau harus segera kabur menggendong Saudara Kim! Kita berkumpul lagi nanti!""Ya!" Giok Siauw Sian Cu segera berjalan ke dalam. "Kakak Pang!" pesan Pek Yun Hui lagi, "Engkau harus bersiap-siap dengan pasir beracun! Begitu melihat orang berbaju putih, jangan memberi hati pada mereka!""Ya." Pang Siu Wie segera memakai sarung tangan. sementara pintu batu ke tiga sudah mulai didobrak,sehingga membuat ruang dalam terus Yun Hui menghunus pedangnya, Begitu pula Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Kini mereka sudah bersiap-siap dengan pedang di tangan."Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui. "Di saat menghadapi Kun Lun Sam Cu, engkau tidak boleh menghadapi dengan perasaan!""Kakak Pek, aku... aku. " Wajah Lie Ceng Loan berubahpucat"Adik Loan!" Pek Yun Hui menarik nafas, "Kini Kun Lun Sam Cu bertindak atas perintah orang, sudah pasti tubuh mereka kena semacam racun, sehingga tidak me-ngenalimu lagi, Kalau engkau menghadapi mereka bertiga dengan perasaan, bukankah akhirnya dirimu yang akan celaka? Nah, pikirkanlah"Baik." Lie Ceng Loan mengangguk "Aku akan menghadapi guru dan Supek sebagaimana mestinya, Ka-kak Bu menghadapi orang-orang berbaju putih saja!""Kakak Pek!" sela Bee Kun Bu mendadak "Biar aku yang menghadapi ayah angkat, engkau menghadapi orang-orang berbaju putih saja.""Baiklah." Pek Yun Hui mengangguk "Tapi engkau harus berhati-hati!""Ya." Bee Kun Bu manggut-manggutPek Yun Hui mengibaskan tangannya, Mereka segera mundur ke tempat yang kosong, Giok Siauw Sian Cu sudah muncul, ternyata ia mengikat Gin Tie Suseng di punggungnya. Saat ini, terdengarlah suara hirup pikule Ternyata pintu batu ke tiga telah hancur, Pek Yun Hui langsung bersiul panjang, dan secepat kilat melesat ke samping Kun Lun Sam Cu. sedangkan Giok Siauw Sian Cu juga menerjang ke luar bersama Pang Siu itu juga, tampak empat orang berbaju putih sedang menerjang ke dalam, Begitu melihat Pek Yun Hui, ke empat orang berbaju putih itu terkejut dan segera bersiul Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu berdiri mematung di tempat dan masih menggotong batu besarKetika mendengar suara siulan aneh itu, mereka berempat serentak menaruh batu besar itu, lalu menerjang ke arah Pek Yun tetapi, Na Hai Peng telah dihadang oleh Bee Kun Bu dengan pedang, sedangkan Lie Ceng Loan bergerak cepat ke hadapan Kun Lun Sam Pek Yun Hui sudah menerjang ke luar dengan pedang di tangan, Dia menggunakan ilmu pedang tingkat tertinggi yakni badan menyatu dengan terdengarlah suara jeritan, Ternyata ke empat orang berbaju putih telah tewas di pedang Pek Yun Hui, sedangkan Pek Yun Hui telah melesat sampai di luar Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie terus mengikuti Pek Yun Hui dari belakang Di luar gua masih ada delapan orang berbaju putih, maka begitu sampai di luar gua, Pang Siu Wie langsung mengayunkan tangannya, Ternyata ia telah menyebarkan pasir beracun ke arah orang-orang baju putih itu. Mereka secepat kilat meloncat mundur, namun dua orang berbaju putih terlambat dan seketika mereka berdua menjerit- jertt kena pasir beracun itu."Engkau tunggu kami di lembah Cu Ngu!" pesan Pek Yun Hui pada Giok Siauw Sian Cu. "Kalau sudah malam kami tidak ke sana, berarti kami sudah celaka." Giok Siauw Sian Cu mengangguk, lalu melesat pergi menuju lembah Pek Yun Hui sudah mulai menyerang orang- orang berbaju putih dengan pedangnya, Pang Siu Wie pun tak henti-hentinya menyebarkan pasir beracunnya ke arah orang- orang baju sampai tiga jurus, seorang berbaju putih sudah terluka parah, Sisanya, yang lima orang segera bersiul Yun Hui sudah tahu, bahwa siulan aneh itu merupakan suatu perintah pada Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu. Maka kalau sisa ke lima orang itu dibunuh semua, Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu pasti cuma berdiri itu, Pek Yun Hui langsung menyerang mereka. Namun mendadak terdengar suara teriakan Bee Kun Bu."Hati-hati Kakak Pek!"Pek Yun Hui terkejut dan cepat-cepat menoleh. ia melihat badan Bee Kun Bu melayang ke luar bagaikan layang-layang putus, Tampak Na Hai Peng melesat ke arahnya, bahkan telah melancarkan pukulan ke dahsyatnya pukulan itu, sehingga membuat Pek Yun Hui terkejut bukan main, Bahkan ia tertegun karena saking kaget saat yang begitu gawat, Pek Yun Hui malah tertegun, tentunya ada sebab musababnya, Ternyata pukulan itu membuatnya harus menangkis, sedangkan apabila ia menangkis, Na Hai Peng pasti terluka dan dirinya sendiri pun akan celaka, Sejak ia meninggalkan istana di ibu kota, ia hidup bersama Na Hai Peng, dan boleh dikatakan Na Hai Penglah pengganti orang tuanya, Maka bagaimana mungkin ia tega membuat Na Hai Peng terluka?Di saat Pek Yun Hui tertegun, pukulan itu justru telah mulai menekan dirinya. Pang Siu Wie yang berdiri tak jauh, keringat dingin pun sudah mengucur, tanpa banyak pikir lagi ia langsung menyerang Na Hai Peng dengan sebatang panah Bummm! Terdengar suara menyerang Na Hai Peng dengan panah api, Pang Siu Wie justru menjadi lengah terhadap ke lima orang berbaju putih, Salah seorang dari mereka menyerang Punggung Pang Siu Wie terpukulsedangkan Na Hai Peng berhasil memukul jatuh panah api itu, sehingga menimbulkan ledakan sahsyat, pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui segera mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Hai Peng sudah mengenali ilmu itu, maka ia segera mengejar Pek Yun Hui dengan ilmu yang Pek Yun Hui sehingga terpaksa menggunakan pedangnya menyabet lengan baju Na Hai Peng. Akan tetapi, terjadilah hal yang di luar dugaan, Ternyata lengan baju Na Hai Peng malah melilit pedang Pek Yun Hui sehingga tak bergerak sama sekaliPek Yun Hui mengerahkan Lweekangnya untuk menarik pedangnya. ia berhasil tapi di saat bersamaan, sebelah tangan Na Hai Peng telah bergerak melancarkan sebuah pukulan ke tiada kesempatan bagi Pek Yun Hui untuk berkelit, sehingga pukulan Na Hai Peng mengenai bahu-nya, Meskipun Pek Yun Hui memiliki ilmu sakti Toa Pan Yok Sin Kang, namun ilmunya itu masih di bawah Na Hai itu, setelah kena pukulan tersebut, hawa murni Pek Yun Hui buyar Badannya terhuyung-huyung ke belakang dengan wajah pucat pias. sedangkan Na Hai Peng sudah melesat ke arahnya. Pek Yun Hui yang terhuyung-huyung, akhirnya jatuh duduk di tanah, Di saat itu pula terdengar suara seruan Bee Kun Bu."Ayah angkat! jangan turun tangan!" Bee Kun Bu juga melesat ke situ dengan menghadapi Na Hai Peng di dalam gua, Bee Kun Bu sudah berada di bawah angin, maka ia bertarung sambil mundur Begitu sampai di luar gua, terdengar suara siulan aneh dari ke lima orang berbaju putih, karena itu Na Hai Peng langsung melesat ke arah Pek Yun sampai dua jurus, Pek Yun Hui sudah terluka, Kebetulan Bee Kun Bu mengarah ke sana, Begitu melihat Pek Yun Hui dalam bahaya, Bee Kun Bu segera berseru dan sekaligus melesat ke sana dengan Hai Peng berkelit, kemudian mendadak menjulurkan tangannya mencengkeram lengan Bee Kun serangan Na Hai Peng luput, Bee Kun Bu langsung meloncat pergi untuk memancing Na Hai ini, di luar gua Thian Kie tampak sinar pedang berkelebatan, namun keadaan sudah tidak menguntungkan bagi pihak Pek Yun Hui lagisedangkan Bee Kun Bu yang menghadapi Na Hai Peng dengan cara main kucing-kucingan, sewaktu-waktu akan terluka di tangan Na Hai Ceng Loan juga sibuk menghadapi Kun Lun Sam Cu. Namun gadis itu merasa tidak tega melukai mereka, maka ia cuma bertahanPek Yun Hui yang jatuh duduk itu berusaha bangun, maksudnya ingin membantu Bee Kun Bu, namun tenaganya sama sekali tak kuat untuk Siu Wie pun sudah terluka parah kena pukulan, ia jatuh duduk di tanah, dan ke lima orang berbaju putih langsung mengurungnya, Pang Siu Wie masih sempat menyerang mereka dengan panah api Dua orang berbaju putih kena panah api, sehingga sekujur badannya Yun Hui terus memandang mereka yang sedang bertempur kemudian ia berseru."Kun Bu, adik Loan! Katian berdua lebih baik meloloskan diri saja!""Kakak Pek! jangan berkata begitu!" sahut Bee Kun Bu. Karena menyahut, maka gerakannya jadi lamban,Mendadak ia merasa pedangnya berat sekali, ternyata pedangnya telah dicengkeram Na Hai Kun Bu terpaksa melepaskan pedangnya, dan secepat kilat meloncat mundur Akan tetapi, di saat bersamaan Na Hai Peng menyerangnya dengan pedang itu. Bee Kun Bu berusaha berkelit, namun jurus pedang itu telah berubah, sehingga membuat Bee Kun Bu tak bisa pahanya telah tertusuk pedang itu, dan darahnya pun mengucur Kun Bu tetap bertahan walau merasa sakit sekali, sedangkan Na Hai Peng sudah menyerangnya lagi Bee Kun Bu tampak putus asa. ia tahu sudah tidak mampu berkelit lagi, Apakah ia akan mati di tangan ayah angkatnya sendiri?Pada waktu bersamaan, mendadak tampak sosok bayangan melesat ke arah nya, disusul pula dengan bentakan keras."Na tua! Ada apa bicarakanlah baik-baik! Kenapa harus turun tangan terhadap tingkatan muda?"Bee Kun Bu mengenali suara itu, tapi tidak ingat siapa orangnya sementara bayangan itu telah melesat sampai di hadapan Na Hai Peng yang sedang menyerang dengan pedang, Begitu mendengar ada suara desiran angin, Na Hai Peng menarik pedangnya dan sekaligus menyerang orang yang baru muncul itu. Kelihatannya orang itu tidak menyangka kalau Na Hai Peng akan menyerangnya, Maka ia jadi tertegun sehingga lupa berkelit Ujung pedang Na Hai Peng berhasil melukainya hingga darah mengucur, barulah orang itu meloncat ke Hai Peng juga tampak melongo, kemudian membalikkan badannya, Bee Kun Bu sudah melihat orang itu, Ternyata orang itu berambut panjang sekali, yang tidak lain Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian Kiu Tok Sian Ong telah tertusuk pedang Na Hai Peng, namun hanya terluka ringan."Sian Ong!" Giranglah Bee Kun Bu, "Cepat habiskan ke tiga orang berbaju putih itu!"Kiu Tok Sian Ong memandang ke arah tiga orang berbaju putih, Kebetulan ke tiga orang berbaju putih itu pun sedang memandangnya, Begitu mereka saling me-mandang, Kiu Tok Sian Ong tampak terkejut menyaksikan wajah Kiu Tok Sian Ong yang tampak terkejut itu, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui merasa dingin dalam hati, Di saat itu, bahu Bee Kun Bu pun tertusuk oleh pedang Na Hai Peng lagi."Sian Ong! Cepat habiskan ke tiga orang itu dulu!" seru Pek Yun Tok Sian Ong langsung bersiul panjang sambil melesat ke arah ke tiga orang berbaju putih itu, Ke tiga orang berbaju putih pun sudah siap menyerang, Namun sepasang tangan Kiu Tok Sian Ong telah bergerak dan berhasil mencengkeram lengan dua orang berbaju putih, sekaligus Krek! Ke dua orang itu terhempas remuk, nyawa mereka pun melayang hanya tersisa satu orang berbaju putih, Orang berbaju putih itu langsung bersiul aneh sambil melesat pergi, Akan tetapi, Kiu Tok Sian Ong bergerak cepat mencengkeramnya, Ternyata Kiu Tok Sian Ong tidak mencengkeram lengannya, melainkan mencengkeram bahunya, Kuku-kukunya yang panjang menembus ke dalam bahu orang berbaju putih itu."Kalau ingin hidup, cepat suruh mereka berhenti!" bentak Kiu Tok Sian berbaju putih itu ketakutan. Maka ia segera mengeluarkan sebuah peluit kecil yang dibikin dari semacam tulang, lalu ditiup tiga mendengar suara peluit itu, Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu langsung berhenti, kemudian berdiri mematung di tempatLie Ceng Loan menarik nafas lega, Namun begitu melihat Bee Kun Bu terluka, gadis itu segera mendekatinya dengan air mata berlinang-linang."Sudah aman sekarang," ujar Pek Yun Ceng Loan membalut luka Bee Kun Bu dengan hati- hati sekali, namun air matanya masih terus mengucur"Jangan menangisi ujar Bee Kun Bu sambil tersenyum "Kakak Bu. " Lie Ceng Loan terisak-isak."Adik Loan!" Bee Kun Bu tersenyum lagi, "Aku tidak apa- apa.""Sian Ong!" tanya Pek Yun Hui. "Apakah Sian Ong tahu asal-usul orang-orang berbaju putih itu?""Aaakh. !" Kiu Tok Sian Ong menarik nafas dengan airmuka berubah, "lni sungguh menakutkan Kita tidak boleh lama-lama di sini, harus cepat meninggalkan tempat ini.""Sian Ong, bagaimana kalau kita ke lembah Cu Ngu?" tanya Pek Yun Hui."Biar tempat apa pun itu, yang penting kita harus segera meninggalkan tempat ini dulu," sahut Kiu Tok Sian Ong. Pek Yun Hui dan Pang Siu Wie berusaha bangun, sedangkan Kiu Tok Sian Ong berkata pada Bee Kun jalan darah ke empat orang itu, dan bawalah pergi!"Bee Kun Bu mengangguk, lalu berjalan terpincang-pincang mendekati dan kemudian menotok jalan darah mereka, Akan tetapi, ketika ia menotok Na Hai Peng, justru dirinya yang terpental Bamlah ia ingat, Na Hai Peng mempunyai ilmu Toa Pan Yok Sin Kang, pelindung diri."Bagaimana nih?" Bee Kun Bu kebingungan"Oh! Aku telah melupakan itu," sahut Kiu Tok Sian Ong, lalu berkata pada orang berbaju putih yang masih dalam cengkeramannya, "Engkau harus perintahkan dia mengikuti kami! Kalau engkau berani macam-macam, engkau yang mampus duluan!"Orang baju putih itu mengangguk, sedangkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan telah memapah Kun Lun Sam Cu, Pek Yun Hui dan Pang Siu Wie menguatkan diri untuk berjalan Kiu Tok Sian Ong tetap mencengkeram orang berbaju putih itu yang terus bersiul aneh, Maka Na Hai Peng mengikuti mereka dari seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di lembah Cu Ngu. Begitu melihat mereka, legalah hati Giok Siauw Sian Cu."Sudah tidak ada urusan apa-apa iagi?" tanyanya. "Kalau Kiu Tok Sian Ong tidak muncul pada waktu itu,kami semua pasti sudah mati," jawab Pek Yun Hui."Setelah meninggalkan pegunungan Altai Taysan, tiba-tiba aku teringat pada Nona Lie yang telah dewasa. Karena itu aku memasuki Tionggoan lagi Kebetulan melewati daerah ini, maka aku mampir ke gunung Kwat Cong San. Tidak disangka malah bertemu kalian dalam keadaan tidak karuan," ujar Kiu Tok Sian Ong. "Sian Ong!" Pek Yun Hui duduk di atas rumput "Apakah Sian Ong tahu asal-usul orang-orang berbaju putih itu?""Kalau dibicarakan aku pun tidak begitu jelas," jawab Kiu Tok Sian Ong dan me!anjutkan. "Ketika aku baru berguru belajar ilmu silat, aku pernah mendengar guru bereakap-cakap dengan beberapa tokoh tua rimba persilatan kalau bertemu dengan orang berbaju putih berdandan seperti ini di gurun pasir Sie Ih, lebih baik cepat-cepat menghindar Kalau tidak, diri kita akan menuruti perintah merekah"Mereka berempat memang sudah begitu." Pek Yun Hui memberitahukan"Dalam hidupku, aku memang sering mengarungi gurun pasir Sie Ih, namun tidak pernah bertemu orang berbaju putih yang demikian, Baru hari ini aku melihat mereka, Aku masih ingat akan pereakapan guruku dengan para tokoh tua rimba persilatan bahwa orang-orang berbaju putih bertempat tinggal di Mo Kui Ceh Yi.""Betul." sahut Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui serentak "Di dalam Mo Kui Ceh Yi, terdapat tiga pemimpin yakniToa Mo Maha Iblis, Ji Mo lblis Ke dua dan Sam Mo lblis Ketiga, Siapa ke tiga orang itu, tiada yang tahu,""Sian Ong!" Pang Siu Wie menunjuk orang berbaju putih yang dicengkeram Kiu Tok Sian 0ng. Tanya dia bukankah kita akan mengetahuinya?""Benar." Kiu Tok Sian Ong manggut-manggut, kemudian membuka kedok orang berbaju Yun Hui dan lainnya segera memandang wajah orang itu. seketika juga mereka semua merinding, bahkan Lie Ceng Loan langsung menjerit sambil mendekap di dada Bee Kun di balik kedok yang menyeramkan itu, terdapat seraut wajah yang lebih menyeramkan, dagingnya tiada sedap dipandang, tiada hidung, mata cuma sebelah dan bibir atas pun hilang entah ke mana. Bahkan wajah yang menyeramkan itu masih tampak ada darah segar mengalirSetelah menyaksikan wajah itu, Kiu Tok Sian Ong pun tertegun, ia segera memakaikan kembali kedok itu pada wajah orang tersebut"Engkau datang dari Mo Kui Ceh Yi?""Kalian sudah tahu, maka harus cepat-cepat melepaskan diriku!" sahut orang berbaju putih."Hm!" dengus Kiu Tok Sian Ong dingin, "Engkau tidak perlu banyak bicara! Aku tanya engkau jawab!""Hm!" Orang berbaju putih itu pun mendengus. "Bagaimana cara menyembuhkan ke empat orang ini?"tanya Kiu Tok Sian Ong membentak "Jawab!" "Aku tidak tahu!" sahut orang berbaju putih."Benarkah engkau tidak tahu?" Kiu Tok Sian Ong mengerutkan kening."Benar!" Orang berbaju putih mengangguk"Kalau begitu, siapa yang tahu caranya menyembuhkan mereka berempat?" tanya Kiu Tok Sian Ong lagi."Toa Mo Maha Iblis Ji Mo lblis ke Dua dan Sam Mo lblis ke Tiga!" jawan orang berbaju putih. "Mereka bertiga yang mampu membuat orang tidak waras, dan bergerak berdasarkan suara siulan!"jawaban itu membuat semua orang saling memandang. "Siapa ke tiga orang itu?" tanya Kiu Tok Sian Ong."Aku tidak pernah bertemu mereka, Di dalam Mo Kui Ceh Yi, orang yang bisa bertemu mereka dapat dihitung dengan jari!" "Sebetulnya mereka berempat kena racun apa, sehingga berubah jadi begitu?" tanya Pek Yun Hui mendadak"Akusungguh tidak tahu!" jawab orang berbaju putih."Di mana Mo Kui Ceh Yi itu?" tanya Bee Kun Bu berang. "Aku tidak boleh bilang!" sahut orang berbaju putih Giok Siauw Sian Cu mencengkeram urat nadi orang berbaju putih itu, lalu mengerahkan Lwee-kangnya, sehingga orang berbaju putih itu merintih-rintih."Engkau mau bilang apa tidak?" bentaknya sengit. "Kalian bermusuhan dengan kami!" pekik orang berbajuputih itu. "Kalian semua pasti mampus!"Setelah memekik, mendadak jari tengahnya menyentil dan sebutir obat kecil langsung meluncur ke dalam Siauw Sian Cu bergerak cepat menekan teng- gorokannya, agar obat itu jangan masuk ke tenggorokan, namun sudah terlambatGlek! Kepala orang berbaju putih itu terkulai, dan nafasnya pun putus orang menggeleng-gelengkan kepala, sedangkan Kiu Tok Sian Ong segera berendus-endus di pakaian orang itu, kemudian tertawa."Ha ha!""Kenapa Sian Ong tertawa?" tanya Pek Yun Hui heran. "Akal ini memang mungkin dapat mengelabui aku?" sahutKiu Tok Sian Ong."Sian Ong!" tanya Giok Siauw Sian Cu. "Apakahyang ditelannya itu bukan racun?""Memang racun." Kiu Tok Sian Ong mengangguk "Tapi racun itu tidak akan mematikannya." Giok Siauw Sian Cu segera meraba hidung orang berbaju putih itu."Dia sudah tidak bernafas, pertanda dia telah mati!" ujarnya dengan kening berkerut"Engkau telah dikelabuinya." Kiu Tok Sian Ong tersenyum, "Bagaimana mungkin mereka akan membunuh diri? Memang, siapa yang menelan racun itu dalam waktu dua jam akan tampak seperti orang mati, Maka kalau tidak dikuburkan, dua jam kemudian dia akan kabur."Kini mereka semua baru mengerti, dan seketika mereka pun bertambah gusar"Apa yang dikatakannya tadi, kedengarannya tidak bohong," ujar Kiu Tok Sian Ong setelah berpikir beberapa saat, "Namun mereka telah terikat oleh suatu peraturan, jadi pereuma kita mendesaknya, Lebih baik kita bunuh saja dia!"Usai berkata begitu, Kiu Tok Sian Ong mengangkat tangannya dan terdengarlah suara "Plak".Pek Yun Hui ingin membuka mulut mencegahnya, tapi sudah terlambat Tadi orang berbaju putih berpura-pura mati dengan maksud ingin kabur, tetapi kini malah benar-benar mati."Sian Ong!" ujar Bee Kun Bu. "Nyawanya telah Sian Ong habiskan, mungkin kita semua tidak akan tahu di mana Mo Kui Ceh Yi itu.""Eh? Bocahl" Air muka Kiu Tok Sian Ong berubah. "Maksudmu ingin mencari tempat itu?""Tentu." sahut Bee Kun Bu mengangguk"Dasar bocah tak tahu tingginya langit! Sudahlah! jangan omong kosong !agi!" tegur Kiu Tok Sian Ong."Sian Ong!" sambung Pek Yun Hui. "Kalau kami tidak pergi mencari tiga iblis itu, bagaimana guruku dan Kun Lun Sam Cu? Apakah harus membiarkan mereka tetap tidak waras begitu?""Nona Pek!" Wajah Kiu Tok Sian Ong tampak serius, "Soal kepandaian, aku memang di bawahmu! Tapi usiaku lebih tua puluhan tahun darimu! Engkau mau dengar atau tidak adalah urusanmu, namun aku harus bicara!""Silakan bicara, Sian Ong!" ujar Pek Yun Tok Sian Ong memandang Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu, kemudian menunjuk mereka berempat seraya berkata."Ke empat orang itu menjadi tidak waras karena perbuatan tiga iblis dari Mo Kui Ceh Yi. Kalian boleh menjaga mereka agar tidak ditemukan orang berbaju putih, berarti tidak akan terjadi apa-apa. Kalau kalian ingin pergi mencari Mo Kui Ceh Yi, itu sama juga kalian mencari mati."Walau Kiu Tok Sian Ong telah mengatakan begitu, tapi wajah Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan lainnya tampak biasa- biasa Tok Sian Ong menatap mereka satu persatu dengan kening berkerut seraya bertanya."Kalian tidak mau dengar?""Apa yang dikatakan Sian Ong memang benar dan masuk akal," jawab Bee Kun Bu. "Akan tetapi kami sebagai murid, bagaimana mungkin terus menyaksikan guru begitu selamanya?""Hm!" dengus Kiu Tok Sian Ong, "Kalian tidak tega menyaksikan keadaan mereka begitu, maka bertekad pergi mencari Mo Kui Ceh Yi, apakah itu akan mem-bantu? Setelah kalian seperti ke empat orang itu, barulah kalian tahu rasa!"Bee Kun Bu dan lainnya diam. sedangkan Kiu Tok Sian Ong mendekati Lie Ceng Loan. "Nona Li, aku boleh tidak peduli orang lain. Namun aku telah berhutang budi pada almarhum, maka engkau sama sekali tidak boleh mencari kerepotan itu!" ujar Kiu Tok Sian Ong sungguh-sungguh."Sian Ong!" Lie Ceng Loan memandangnya. "Aku tahu Sian Ong bermaksud baik pada kami semua, tapi Kakak Bu memutuskan bagaimana, aku pasti menurutinyaKiu Tok Sian Ong membalikkan badannya memandang pada Bee Kun Bu."Mungkin engkau mau mendengar nasihatku?""Harap Sian Ong sudi memaafkan, aku sungguh tidak bisa menuruti nasihat Sian Ong," sahut Bee Kun Bu."Baik, baik!" Akhirnya Kiu Tok Sian Ong menghela nafas. "Semuanya menganggap dirinya gagah berani, namun justru amat bodoh sekali!"Setelah berkata demikian, Kiu Tok Sian Ong melesat pergi, latapi Pek Yun Hui cepat-cepat memanggilnya."Sian Ong tunggu!"Kiu Tok Sian Ong terus melesat pergi, seakan tidak mendengar seruan Pek Yun Hui. Tak lama kemudian, ia sudah hilang dari pandangan"Kenapa Nona memanggilnya ?" tanya Pang Siu Wie heran."Dia menasihati kita, tentunya bermaksud baik," jawab Pek Yun Hui sambil menarik nafas. "Mungkin Mo Kui Ceh Yi memang merupakan suatu tempat yang amat bahaya, tapi bagaimana mungkin kita tidak ke sana?""Benar, Kakak Pek" Bee Kun Bu mengangguk "Kalau pun Mo Kui Ceh Yi merupakan suatu tempat yang amat bahaya, kita pun harus ke sana, Seperti halnya dengan istana Pit Sia Kiong, bukankah sangat lihay sekali? Toh kita semua tidak merasa takut kan?""Tapi itu tidak bisa disamakan dengan istana Pit Sia Kiong," ujar Pek Yun Hui."Oh?" Lie Ceng Loan terbelalak "Kakak Pek, apakah Mo Kui Ceh Yi jauh lebih lihay dari istana Pit Sia Kiong?""Saat ini aku masih tidak berani memastikannya," sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum getir, "Guru yang menolong kita semua di istana Pit Sia Kiong, kini malah jadi begitu. "Apa yang dikatakan Pek Yun Hui memang benar, perasaan semua orang jadi tereekam, terutama Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan."OIeh karena itu. M lanjut Pek Yun Hui tampak telahmengambil keputusan "Biar bagaimanapun, kita harus pergi menyelidiki Mo Kui Ceh Yi! Adik Loan, engkau mau ikut?""Bagaimana Kakak Bu?" Lie Ceng Loan balik ber-tanya. "Dia pasti pergi," sahut Pek Yun Hui."Kalau dia pergi aku pasti ikut," ujar Lie Ceng Loan dan menambahkan "Pokoknya aku tidak mau berpisah dengan Kakak Bu lagi.""Adik Loan!" Pek Yun Hui menggenggam tangan-nya. "Kiia tidak bisa membawa guru, jadi guru harus ditinggalkan di sini. Kalau tiada seorang pun yang menjaga mereka, bukankah akan menimbulkan masalah lagi?""Kakak Pek!" Mata Lie Ceng Loan mulai basah, "Pokoknya aku harus ikut Kakak Bu."Ketika Pek Yun Hui ingin mengatakan sesuatu, Pang Siu Wie sudah mendahului membuka mulut"Nona Pek! Biar dia tkut, aku akan menjaga di sini." "Benar," sambung Giok Siauw Sian Cu. "Aku pun berada disini menjaga mereka, Jadi aku dan Pang Siu Wie tidak ikut," "ltu merupakan tanggung jawab yang amat besar Kalian berdua jangan main-main!" tegas Pek Yun Hui."Asal kami berdua masih bernafas, tidak akan membiarkan Na Locianpwee dan Kun Lun Sam Cu terjadi sesuatu," sahut Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu serentak"Kalau begitu. " Pek Yun Hui berpikir sejenak lalumelanjutkan "Kita pun tidak boleh lama-lama di sini, juga tidak boleh kembali ke gua Thian Kie. Tak jauh dari sini, terdapat sebuah gua yang amat rahasia, Kalian boleh tinggal di dalam gua itu, tapi tidak boleh ke mana-mana.""Ya." Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu mengangguk "Setelah lukanya sembuh, Saudara Kim pasti membantukalian," ujar Pek Yun Hui dan menambahkan "Kalau sudah lama sekali kami tidak putang, kalian harus berusaha mencari Na Siao Tiap!"Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie mengangguk "Kalian berdua harus hati-hati!" pesan Pek Yun Hui."Sebab itu merupakan tanggung jawab kalian.""Kami tahu," sahut Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie serentak"Kakak Pek!" ujar Bee Kun Bu. "Kalau begitu, mari kita berangkat sekarang!""Baik." Pek Yun Hui bertiga lalu meninggalkan lembah itu, sedangkan Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie membawa Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu ke gua rahasia yang ditunjuk Pek Yun Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Li Ceng Loan sudah meninggalkan lembah Cu Ngu itu, Beberapa mil kemudian, Pek Yun Hui berkata."Kita masih harus ke gua Thian Kie dulu." "Kenapa?" tanya Li Ceng Loan heran."Orang-orang berbaju putih yang datang dari Mo Kui Ceh Yi semuanya mengenakan pakaian putih, juga memakai kedok kulit manusia, kan?" Pek Yun Hui tersenyum serius."Benar, Jadi kenapa?" Li Ceng Loan bertambah heran, Gadis itu sama sekali tidak mengerti akan maksud Pek Yun Hui."Kini kita akan menempuh bahaya pergi menyelidiki Mo Kui Ceh Yi, kalau dengan pakaian kita yang begini, sulit membaurkan diri." Pek Yun Hui menjelaskan "Me-ngerti, Adik Loan?""Oooh!" Li Ceng Loan manggut-manggut mengerti "Tidak salah," ujar Bee Kun Bu. "Kita harus menyalinpakaian mereka agar gampang membaurkan diri di sana."Mereka bertiga menuju gua Thian Kie, Tampak mayat- mayat orang berbaju putih terbujur di depan gua tersebut Mereka bertiga memilih orang berbaju putih yang berukuran sama dengan badan masing-masing, kemudian menyalin pakaian mereka dan sekaligus memakai kedok kulit manusia memakai kedok tersebut, mereka bertiga saling memandang dan sama-sama mengeluarkan suara "lh", karena wajah mereka telah berubah menyeramkan sekaliMereka bertiga meninggalkan tempat itu, namun mendadak Lie Ceng Loan berhenti sambil berseru."Eh? Benda apa yang bergantung di pinggang me-reka?" U Ceng Loan menunjuk ke arah benda yang bergantung di pinggang mayat orang berbaju setelah pakaian putihnya ditanggalkan, pada pinggang mayat-mayat itu tampak bergantung sebuah benda berbentuk segitiga menyerupai semacam medaH emas. Hati Pek Yun Hui tergerak ia segera mendekati dan mengambil benda itu, Di permukaan medali tersebut terdapat tulisan berbunyi "Mo Kui Ceh Yi" Di baliknya juga terdapat tu!isan, "Delapan puluh Tujuh"."Ka!ian berdua juga harus memakai medali itu," ujar Pek Yun Kun Bu dan Li Ceng Loan menurut Mereka mengambil medali dari mayat lain, lalu dipakainya di pinggang Pada medali itu juga terdapat tulisan yang sama, hanya saja nomornya Yun Hui memakai medali nomor delapan puluh tujuh, medali U Ceng Loan bernomor sembilan puluh satu, dan Bee Kun Bu memakai medali bernomor dua puluh empat"Medali ini merupakan tanda mereka, maka tidak boleh hilang." pesan Pek Yun Hui."Ya," sahut Bee Kun dan Li Ceng Loan serentak Kemudian Bee Kun Bu menambahkan, "Pihak Mo Kui Ceh Yi pasti tidak akan menyudahi urusan ini, sebab sudah banyak orangnya mati di sini Kalau mereka menemukan mayat di sini, bukankah akan tahu ada tiga orang menyamar sebagai orang-orang baju putih Mo Kui Ceh Yi?""Kita harus membuang mayat-mayat itu ke dalam jurang," ujar Pek Yun membuang mayat-mayat itu ke dalam jurang, mereka bertiga lalu meninggalkan gunung Kwat Cong San..Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terus melakukan perjalanan, sepanjang siang dan malam mereka terus berjalan, dan hanya beristirahat sejenak di malam harinya, Mereka memburu waktu karena mencemaskan keadaan Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu yang masih dikendalikan bulan kemudian mereka sudah mendekat Giok Bun Kwan. Hati mereka menjadi tegang karena masih belum mengetahui di mana Mo Kui Ceh Yi, dan belum mengetahui juga siapa sebenarnya ke tiga iblis Hai Peng yang berkepandaian begitu tinggi, masih dibuat tidak waras dan mereka kendalikan Kiu Tok Sian Ong juga menasihati mereka, agar tidak pergi menyelidiki Mo Kui Ceh Yi. itu pertanda tempat tersebut amat berbahaya sekali. Oleh karena itu, mereka bertiga boleh dikatakan sedang pergi mengadu nyawa, Namun apa boleh buat, mengingat keadaan guru mereka yang begitu memprihatinkan, meskipun berbahaya sekali, mereka tetap harus menempuhnya!Malam ini ketika bulan bersinar remang-remang, mereka bertiga meninggalkan Giok Bun Kwan untuk melanjutkan perjalananSetelah larut malam, sampailah mereka di gurun pasir yang tampak kekuning-kuningan karena tertimpa sinar bulan. Gurun pasir itu tampak begitu tenang, sama sekali tiada suara apa mengerahkan ginkang melesat di atas gurun pasir tersebut Mereka tahu bahwa dibalik ketenangan itu, justru ada bahaya besar mengancam diri mereka mana Mo Kui Ceh Yi itu, mereka sama sekali tidak mengetahuinya, hanya tahu kira-kira berada di sekitar gurun pasir karena itu, mereka bertiga mengarungi gurun pasir itu untuk mencari Mo Kui Ceh Yi tersebut Ketika hari mulai terang, mereka mendengar suara dering-dering di tempat yang jauh, Tak seberapa lama kemudian, muncullah iring- iringan Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan segera memandang iring-iringan unta, dan seketika itu juga Bee Kun Bu berseru tak tertahanTernyata di dalam iring-iringan unta tidak tampak seorang pun, tapi banyak barang berada di atas punggung unta-unta itu. Bee Kun Bu teringat akan iring-iringan kereta kuda kaum pedagang, yang dikepalai seorang tua berjenggot Para pedagang itu semua mati terbunuh Kini muncul iring-iringan unta, namun tiada orangnya, Apakah orang-orangnya juga telah celaka?Mereka bertiga segera mengerahkan ginkang mendekati unta-unta itu, Begitu melihat mereka, unta-unta itu pun berhenti Unta-unta itu berjumlah delapan puluh ekor, tapi diantara mereka tidak tampak seorang bertiga saling memandang dengan kening berkerut-kerut, kemudian Pek Yun Hui berkata."Hati-hati! Jangan-jangan para penjahat berada di sekitar tempat ini!"Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengangguk Mereka bertiga memandang ke arah kafilah itu muncul dan kemudian melesat ke sana, Di sana mereka menyaksikan pemandangan yang amat mengenaskan, yaitu puluhan mayat bergelimpangan di atas gurun pasir yang tampak tenang yang sudah mati itu berpakaian ala Bangsa Han dan Bangsa mereka mendidih menyaksikan keadaan itu, Wajah Bee Kun Bu merah padam menyiratkan kegusaran"Kalaupun bukan demi ayah angkat dan guru, aku pun tidak akan melepaskan para iblis itu!""Kakak Bu, apakah kaum pedagang ini dibunuh oleh orang-orang berbaju putih?" tanya Lie Ceng Loan."Memang mungkin," sahut Pek Yun Hui dan menambahkan "Kalau bukan perbuatan mereka, siapa lagi yang begitu kejam membunuh para pedagang ini?"Pada saat mereka sedang berbicara, tiba-tiba sosok bayangan berkelebat menuju tempat itu, Meskipun masih begitu jauh, tapi Pek Yun Hui melihat dengan jelas, bayangan yang berkelebat itu adalah orang-orang berbaju putih. "Kita harus cepat bersembunyi di dalam gurun pasir untuk melihat gerak-gerik mereka!" ujar Pek Yun Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengangguk Mereka bertiga lalu mengerahkan Ci'an Kin Tui llmu Memberatkan Badan Jadi Seribu Kati. Dengan ilmu tersebut badan mereka merosot ke dalam pasir, tinggal kepala mereka yang tampak dipermukaan.
Kkabeh dikenal dengan karya perdananya BKKSK atau Bu Kek Kang Sinkang, suatu cerita silat yang dipublikasikan di Serial Silat dan Indozone. Ada yang menjuluki ia sebagai murid Khu Lung karena rumitnya jalan cerita yang ditulisnya. Saat ini kelanjutan dari BKKSK yaitu Goresan di Sehelai Daun sedang ditulisnya, sembari mengoreksi BKKSK yang diberitakan akan diterbitkan tak lama lagi. Karya original[] Karya-karya original yang telah dan akan ditulisnya, antara lain adalah Bu Kek Kang Sinkang status first draft sedang di re-write Goresan di Sehelai Daun status sedang ditulis Mustika Kemala Pelangi status akan ditulis Artikel[] Sejumlah artikel yang ditulis Kkabeh antara lain adalah Nilai Lebih dan Keindahan Cerita Silat Tokoh Tokoh Dunia Persilatan Bedah Karakter Kreasi Gu Long Kitab Sakti Naga Kuno Gu Long Cin Keng Usia, Faktor Penentu Selera dalam Memilih Cersil Cerita Silat Terbaik yang Pernah Dibaca Subyektif[] Royalti Free picture Karya Tulis Khu Lung Harimau Kemala Putih, Naga Kemala Putih Pendekar Empat Alis Pendekar Binal, Bakti Pendekar Binal, Bahagia Pendekar Binal Pendekar Budiman, Salju Merah, Rahasia Mokau Kaucu, Peristiwa Bulu Merak Pendekar Gelandangan, Golok Bulan Sabit Pendekar Baja Pendekar Harum Misteri Kapal Layar Panca Warna Renjana Pendekar, Himbauan Pendekar Anak Berandalan Karya Chin Yung Kisah Pembunuh Naga Hina Kelana Pendekar Kerajaan Tayli Sin Tiauw Hiap Lu Siau Tiauw Enghiong Karya Kho Ping Hoo Bu Pun Su Lu Kwan Cu Bu Kek Siansu Kasih Diantara Remaja Pendekar Super Sakti, Sepasang dan Jodoh Rajawali Suling Emas dan Naga Siluman Pedang Kayu Harum Pendekar Lembah Naga Karya Mintardja Api di Bukit Menoreh Layar Berkembang Karya Herman Praktikto Bende Mataram Mencari Bende Mataram Bunga Ceplok Ungu Patih Lawa Ijo Jalan Simpang di Atas Bukit Bayar Jiwa Ayahku Lebih tepat dikatakan sebagai penggubah ketimbang Penulis. Walau banyak yang tidak puas dengan karyanya yang dianggap plagiat, bagaimanapun ada usaha beliau untuk memperkaya khasanah dunia cerita silat dalam bahasa. Pengarang Cerita Silat Terbaik Subyektif[] Khu Lung - Kompleksitas cerita, dialog Chin Yung - Penamaan Jurus, Romantika cerita Kho Ping Hoo - Jumlah, kesinambungan cerita Mintardja - Hidupnya narasi suasana, Panjangnya cerita Jasa Penerjemah[] Kebanyakkan pembaca cacad membaca cerita dalam tulisan aslinya. Salut untuk para Locianpwee Can Gan Kl Gan KH Liong OPA Kim Tiauw Weng Wu Proyek keroyokkan[] Kkabeh di sela-sela kesibukannya masih mengharap untuk menggarap suatu proyek keroyokkan Gambar di Langit Kamar Satu - Sebuah Kerangka di Dalam Gua
cerita silat kitab sakti dalam gua